Keberuntungan membawanya sampai ke posisi dimana anak-anak panahnya bisa menjatuhkan sasarannya. Posisi dimana ia bisa memanah tumbang Pangeran Jahanam itu, Sumber semua Kekacauan ini! Tapi, iblis-iblis di sekitar Wander jua yang merontokkan setiap batang panah yang melesat.
Tidak hanya itu, ia juga terpana dan terhisap ke dalam perangkap khayalan itu! Menjadi bodoh dan tersirap lama sekali! Beruntuh Batalion Singa baru pulih sesudahnya, hingga ia bisa mengambil langkah seribu.
Ia tersengal-sengal sembari memacu kakinya yang bagai sepasang batu. Napasnya sudah lama tidak teratur, bahkan bunyi jantungnya seperti debur ombak meremuk karang. Dadanya terasa panas bagai api, tapi ia tidak bisa berhenti. Ia merasakan tanah berguncang di bawahnya, sesuatu makin mendekat. Ia cepat-cepat bersembunyi dalam salah satu tenda yang untungnya kosong. Di dalamnya, ia meringkuk kecapaian, menyesal setengah mati mengapa ia meninggalkan kota Krog Naum.