Dua dan setengah jam setelah Tengah Malam…
Perjalanan ke Distrik Selatan, melewati Distrik Utara menuju jantung markas musuh, sekaligus kota Krog Naum di kejauhan bak pengalaman dalam mimpi baginya.
Apa yang semula adalah distrik yang dipenuhi para prajurit sekarang begitu menjadi sunyi senyap bagai kuburan, meski sesekali suara-suara lengking terompet atau tanda bahaya sekali-kali meledak mengagetkan.
Suara teriakan-teriakan di kejauhan bagaikan gaung hantu dan demit. Sisa-sisa perkelahian dan pertempuran membekas dimana-mana. Patahan tombak, perisai, pedang, sampai darah berceceran.
Jalan-jalan yang mereka lalui kosong melompong, berbagai kelompok prajurit yang mereka temui pun cepat-cepat menyingkir ketika melihat mereka. Kesunyian besar mewarnai sebagian besar perjalanan itu. Rasanya seperti begitu tidak nyata, seakan mereka sedang berada di pusat badai. Suara jantung mereka terdengar jelas seiring tiap langkah mereka dalam ketenangan menggiriskan ini.