Ketika ia siuman, wajah pertama yang dilihatnya adalah Lude. Ia tersenyum lemah, mengulurkan tangannya sampai menggenggam tangan Lude, "Namaku Wander. Aku berutang budi padamu."
Wajah Lude bercampur murung dan gusar, "Namaku Lude. Siapa kau sebenarnya? Di mana kita berada? Siapa orang-orang itu? Apa yang akan kau lakukan?!"
Wander melihat sekeliling. Hanya ada mereka berdua di ruang rahasia yang memiliki beberapa dipan itu. Ia tidak mendengarkan keluhan-keluhan dan pertanyaan itu, selain nama Lude. Shishou pernah memberitahunya nama itu.
Ia hanya bisa tersenyum seakan dalam mimpi. Ia merasa tepat seperti malam sebelum pertempuran Gerbang Barat.
Perasaan yang begitu terang dan ringan yang membanjiri dirinya, kecerahan yang tak bisa dijelaskan oleh kata-kata ada di sana, seakan menaungi setiap jengkal tubuhnya, batinnya.
Ia merasa sekali lagi ia berada di jalur yang benar.
Ya. Ia bisa menyelamatkan semuanya…