Dua hari setelah ia ditugaskan...
Di tengah lautan kemah, markas pasukan Pangeran Pertama.
Ia memulai hari dengan sungguh tidak wajar.
Ia terbangun dan mendapati dirinya tertidur di tenda sebelah lokasi kapten galak dan brutal itu. Bukannya ia cemburu dengan kapten itu...
Tapi bagaimana ia bisa tertidur… lalu terbangun dan masih hidup… Ia tercekat ngeri. Serasa bagaikan angin musim dingin berhembus dalam rongga dadanya, beku dan menyesakkan.
Tapi hanya sekejab perasaan itu berlalu. Pikiran Lude mulai mengembara mencari selamat, sebelum tergodam oleh rasa bersalah. Perasaan itu menghujaninya bagaikan peluru, apalagi ketika ia mendengar suara keluh gadis itu dari sebelah.
Gadis itu telah bangun. Ia beringsut, berpakaian. Lude punya dua pilihan saat itu, apalagi saat ia menyadari alarm tanda bahaya berkelontengan dalam benaknya: tetap tinggal di tenda atau pergi…