Ia melihat bayangannya sendiri. Bayangan itu menelikung di bawah cahaya bulan dan sedikit awan yang menutupi lingkaran cahaya perak itu. Ia menciptakan sebuah garis di bayangan itu, seperti mulut yang tersenyum jahat dan keji, dan ia meniatkannya untuk bisa berbicara.
'Frawhr… Kau memanggilku?' Bayangan itu berbicara.
"… Coba pikir… Kalau kau kehilangan separuh jiwamu… apakah kau masih bisa tersenyum?"
'… Kau memanggilku hanya untuk membahas omong kosong begini, Frawhr kecil?'
"Mungkin. Kau lihat sendiri… Sekarang aku hanyalah pria yang menyedihkan…"
'Kau menghabiskan napas belaka, Frawhr. Kenapa kau tidak bunuh saja dia disini dan kini?'
"Apakah itu keinginanku yang sebenarnya? Mengapa kau bicara seperti itu?"
'… Kaulah yang meniatkanku bisa bicara. Maka aku bicara seperti yang kumau. Jadi, tentu saja kukatakan itulah niat sejatimu… Sesuatu yang sekarang kau begitu takuti, wahai pengecut, frawhr yang menyedihkan…'
"Mungkin."