Artefak itu dari luar berwarna kelabu keperakan. Selalu berkilau, bahkan memantulkan gambaran bagaikan kaca buram. Tidak ada sekat satupun yang bisa terlihat baik dari dalam atau luar. Kubus mungkin panggilan yang lebih tepat ketimbang Sangkar. Kubus sewarna awan mendung cukup besar untuk melingkupi hampir seluruh ruang dalam Tenda Emas raksasa itu. Di sekeliling maupun di dalam Tenda Emas itu dijaga ketat oleh laksa demi laksa prajurit-prajurit terbaik.
Di dalamnya cahaya aneh yang bukan terbuat dari minyak dan api, seterang kilat petir, berdengung halus di telinganya dan terus bersinar tanpa henti, bagaikan matahari kecil… Ia telah lama lepas dari kekaguman akan benda-benda peninggalan jaman silam itu.
Sekarang, Ia hanya bisa tersungkur.
Terpuruk.