Nalia menemukan Jie Bi Shinjin di tempat bertenggernya seperti biasa. Di atap itu. Seperti biasanya, orang tua itu selalu mengetahui kedatangannya terlebih dahulu. Tanpa melihat, ia melayang turun seagung rajawali dan selembut benih bunga rumput! Nalia tanpa sadar sampai bertepuk tangan, ia selalu terkagum-kagum melihat pertunjukan ringan tubuh kelas tinggi.
"Kau hebat! Seperti Wuan!"
Jie Bi Shinjin mendengus.
Tangannya bergerak lincah, mengeluarkan bahaya isyarat nan fasih, "Aku jauh lebih lihai! Jauh dan lebih!"
Nalia tertawa. Matanya menyinar penuh kebanggaan milik seorang guru. Akan tetapi di bola mata yang sama, Jie Bi Shinjin dapat melihat juga jalur-jalur air mata dengan jelas, meski gelap.
[Gadis ini baru saja menangis lagi. Setiap saat.]