Kesunyian yang menyebar, menyesaki ruang itu hanya dipecahkan oleh suara detak jantung. Momen itu bagaikan sihir gelap yang mampu menyulap segalanya menjadi tiada, sebelum detik berikutnya, semuanya berubah menjadi abu oleh dentuman ledakan maha putih, gelegar maha dahsyat.
Demikianlah kemurkaan yang membanjiri Wander.
Demikianlah debar kejahatan dan ekstase di paras Jie Bi Shinjin.
Lalu…. Demikianlah tetesan air mata patah hati dan duka, yang mengancam pecah dada Nalia menjadi kepingan-kepingan.
Suara yang bisa menjungkirkan perut, mengirikkan bulu kuduk, menggiriskan geligi bergema di ruang itu. Bunyi kertakan tulang dan sendi, retakan dan patahan yang memualkan, ketika keduanya menyaksikan… bagaimana Wander mengangkat salah satu tangannya ke muka. Membentuk cakar yang terpentang, darah dan nanah berpacu melarikan diri dan jatuh dari sela-sela balutan.
Perlahan-lahan telapak itu membentuk gerak. Gerak membentuk Tanda. Tanda menganyam makna.
