Juna sedang menulis sesuatu dalam diarinya, ketika ia merasakan kehadirannya.
"Jadi kau masih tidak mau menolong mereka?"
"Tentu. Sampai aku tahu siapa dalang di balik semua ini! Semua kejadian ini terlampau aneh buat sekedar kebetulan."
"Setuju. Meski ini juga hari yang baik, kalau menurut penanggalan."
"Tolong ya… Kau masih percaya omong kosong takhayul begitu?"
"Semua omong kosong takhayul yang kau sebut tadi menurun dari Kebenaran yang Esa, dan Kebenaran yang Esa bukan sesuatu yang bisa kau asal tinggal percaya atau tidak. Kebenaran berlaku. Terjadi. Seperti mesin-mesinmu… Seperti Krim Beku nan lezatmu."
"Apa yang kau ingin sampaikan?! Katakan saja langsung!"
Ia mengelah napas panjang dan dramatis, "Kau jelas-jelas ingin pergi bersamanya. Kenapa masih main gengsi segala? Dia jelas perlu bantuanmu."
"Aku tidak akan menjilat kata-kataku! Tidak akan pernah!"
Ia menarik napas lagi. Panjang dan dramatis.