Tidak lama kemudian Zea sudah kembali dengan segelas es teh manis di tangannya. raut wajah cemberutnya masih terlihat. bukan karena benar-benar jengkel, tetapi hanya ekspresi biasa saja jika sahabat laki-lakinya itu mulai usil dan suka merayu seperti biasanya. tetapi Zea juga tahu, Reza tidak selalu begitu kepada semuanya cewek. mungkin hanya kepada Zea, Reza bersikap konyol seperti itu. mungkin karena mereka sudah lama bersahabat, jadi sama sekali tidak ada rasa enggan diantara keduanya.
Reza meminum segelas teh itu sampai habis.
"Ah... segarnya. terimakasih, nona manis. teh nya Semanis yang buatin." kata Reza menggoda Zea dengan rayuan gombalnya.
"Iya, bibi Anne memang manis. he... he..." kata Zea membalas candaan seronok Reza.
"Puh... salah target, Mak!!!" kata Reza sambil menepuk dahinya sendiri.
Zea kemudian mengambil kembali tas yang ia letakkan diatas meja dan memakainya.