Randy mengarahkan kendaraan yang mereka tumpangi ke tempat launching Zettira, suasana di dalam mall tempat lauching itu sudah lengang ketika sampai di sana. Bian segera mencari-cari sosok gadis itu tapi tak kelihatan. Mata Bian tampak begitu gelap dan terluka, wajahnya sangat kelam. Bian masih belum bisa menerima kenyataan kalau gadis itu benar-benar memutuskannya, ia pasti akan merasa sangat kehilangan karena bagi Bian, Ristie adalah satu-satunya wanita yang dicintainya.
Bian segera menelpon Ristie berkali-kali tapi sama sekali tak diangkat.
"Kita pulang sekarang, bos?" tanya Randy.
Bian tidak menjawab pertanyaan Randy tapi malah memejamkan matanya. Ia merasa begitu sedih dan menyesal pada karena mengabaikan permintaan Ristie tadi.
Range Rover sport itu kemudian melesat membelah jalanan, menembus gelapnya malam. Tak ada percakapan diantara mereka karena mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Bian masih dalam kesedihan dan penyesalannya sementara Randy justru merasa senang seandainya ada sesuatu yang terjadi pada sepasang kekasih tersebut. Randy sering sekali mendengar keluhan dari para karyawan sehubungan dengan dominasi Ristie terhadap Bian, banyak karyawan yang mencemooh Bian karena terlalu lemah dihadapan Ristie.
Sampai di rumah Bian waktu sudah menunjukkan hampir jam dua malam. Randy segera pamit setelah memasukkan mobil ke garasi, Bian segera naik ke kamarnya dan membersihkan diri. Berendam air hangat di bathtub dan siraman dari shower membuatnya lebih rileks. Setelah beberapa saat Bian kemudian mengeringkan dirinya dan memakai piyama lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Bian mengecek notifikasi yang masuk barangkali ada chat atau telpon dari Ristie tapi ternyata tak ada satupun char ataupun panggilan dari Ristie. Sampai subuh Bian masih belum bisa memicingkan kedua matanya dan baru terlelap setelah itu.
Bian terbangun saat bu Atik memberitahu kalau Randy sudah menunggunya di ruang tengah. Cahaya matahari yang hangat memasuki kamarnya. Bian segera bangkit dan membersihkan dirinya di kamar mandi dan mengenakan kemeja biru muda dengan garis-garis putih dan stelan jas biru tua yang membuatnya terlihat makin tampan.
Bian segera menemui Randy yang tengah menikmati secangkir kopi dan lmengecek sosial medianya di ruang tengah. Randy langsung menyapanya dengan ramah begitu mengetahui Bian ada di sekitarnya.
Bu Atik memberitahu Bian kalau sarapan sudah jadi ia meminta Bian untuk sarapan dulu sebelum berangkat. Bian segera mengajak Randy menuju meja makan. Aneka hidangan tersedia di sana, Bian memilih jus jeruk dan sepotong roti bakar sementara Randy mengisi piringnya dengan nasi, sayur gudeg dan ayam goreng. Randy tampak begitu menikmati makannya sementara Bian terlihat gelisah beberapa kali melihat smartphonenya untuk mengecek chat dan panggilan yang masuk.
"Tuan Putri masih ngambek, ya?" tanya Randy sambil. memasukkan sendok ke mulutnya.
"Hmmm," Bian mendesah "Semalam dia memutuskanku karena aku tak datang ke acara launching itu."
"Hahaha, baguslah kalau begitu.." Randy tak bisa menahan tawanya.
Bian segera mendelik.
"Paling cuma ngambek, nanti beberapa hari lagi, tuan putri pasti akan datang meminta balik lagi," balas Randy ringan.
Randy sudah menyelesaikan makannya sementara Bian hanya memakan rotinya sedikit dan menyesap setengah jus jeruknya. Ia kemudian berdiri dan Randy mengikutinya. Pak Arya menyerahkan membawakan tas kerja Bian dan memasukannya ke dalam mobil. Bian duduk di kursi penumpang dan Randy mulai menjalankan range rover sport Bian menuju kantor.
@@@@
Terima kasih, aku harap kalian suka cerita ku.