"....",..Rani membuka matanya yang sangat terang.
Ia sedikit tersenyum karena masih hidup, hari sudah terang ini adalah hari kedua..."
Rani menggerakkan badannya , kaki satunya sudah mati rasa dan tidak sakit . Tetapi darah dikepalanya masih mengalir.
Walaupun masih agak puyeng segera rani melanjutkan perjalanan yang teramat panjang.
...Srek...,..."Ka--kau..."
Kaki Rani seketika berhenti dan mengigil, Ya....ayah itu ada di depannya.
Dia terlihat sedang menanti seseorang, sial!! Padahal kantor polisi sudah beberapa meter didepan.
Rani berusaha diam dan berjalan memutari nya...Tetapi kelihatannya itu waktu sial baginya..."
Tes... Darah ku menetes yang terdengar jelas pada hutan sepi itu.
_
_
Seketika ia berbalik dan tersenyum senang melihat aku. Kesal!!
Segera saja aku berlari tidak perduli rasa pusing yang hebat ..."
Tetapi ...,srek..."Aaaakh...hu.."
_
_
Rani tidak berani melihat, yang jelas ia merasakan ada sesuatu yang nyangkut tepat pada tulang nya.
"Rani..sayang kau tidak rindu..padaku.."
-Panggil nya.
Rani tidak berbalik, dan seketika perutnya tiba tiba melilit dan terasa mencabik lambungnya.
"Kau tau pisau itu akan memotong semua isi perutmu dalam waktu 1menit lagi..."
Aku tidak peduli, itu pasti hanya membuat ku berhenti. Tidak aku harus bisa ...!!
_
_
1...30...Detik..."
_
_
"Akh....sakit...."- keluh Rani ia merasakan perutnya sangat perih. Saat ia ingin melihat itu kepalanya tiba tiba pusing.
Darah dikepalanya sudah menyebar dan membuat wajahnya hampir tidak kelihatan sama sekali.
.....40...detik.."
"hihihi...Luci akan senang...", aku berbalik dan langsung ketakutan.
Dia merekam ku, benar dia mengarahkan hpnya dan tertawa.
Aku tidak peduli, pokoknya aku harus bisa mencapai kantor polisi itu atau siapa pun tolong...aku.."
Tetapi semua itu hanyalah mimpi, kantor polisi yang kulihat hanyalah kamuflase yang sudah dibantai.
Tidak ada siapa siapa kecuali bangkai bangkai polisi..,"Kejam...."
Seruku, tenagaku menghilang dan aku hanya bisa terdiam dan perlahan terjatuh.
"Kami sudah memprediksi semua ini.. sandera kami..."
Sandera, oh ya aku ingat aku pernah menjadi sandera dan lolos. Saat itu aku berlari dihutan ini dan terjatuh.."
Orang itu perlahan mendatangi ku, ia sangat senang akan Kematian ku.
Aku tidak peduli, kak Nika aku harap kau tidak memarahiku..."
Dor
_
_
_
Mataku perlahan terbuka, hanya sedikit aku melihat orang itu jatuh dan oleh polisi disana. Mereka juga menangkap Luci.
Dan mereka mendatangiku yang sebentar lagi akan mencapai ajal.
Samar samar aku dengar..,"Kau.."
"Teri... ma-- kas.....i..--"
Srek..., Aku tidur dulu.."
Kini aku tidak tau lagi, kasus dan tugasku selesai. Mereka akhirnya menangkap keluarga itu.
Senangnya..., kak Nika kau tidak akan marah kan.....?