"Oi, Daiki? Aku sedang menunggumu di stasiun sebelah Timur..." Kata Haru di telepon.
"Baik. Aku juga sedang menuju ke sana sekarang". Balas Daiki.
"Hn. Akan kututup teleponnya". Haru pun menutup telepon yang sedang berlangsung, lalu memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya.
Dengan menyandarkan punggungnya pada sebuah dinding, ia melipat kedua tangannya di dada dan mulai menunggu Daiki yang katanya sedang menuju ke tempatnya saat ini.
.....
Beberapa saat kemudian, sekitar 20 menit setelah pembicaraan mereka di telepon tadi, tepatnya pukul 9.20 malam, Haru yang sedari tadi menunggu pun mulai menggerutu kesal sebab Daiki yang tidak kunjung tiba. "Tch! Dia benar-benar terlambat. Si Daiki yang menyebalkan itu, dia bahkan tidak menjawab teleponku".
Haru melirik jam tangannya sekali lagi, lalu berniat untuk menghubunginya kembali. Namun, sebelum ia melakukannya, suara Daiki dari kejauhan terdengar berseru memanggil namanya.
Haru pun segera menolehkan kepala dan melihat Daiki yang sedang berjalan dengan begitu terburu-buru menuju ke tempat Haru yang sedang menunggu.
Pandangan Haru pun berubah datar ketika melihat Daiki di hadapannya tanpa rasa bersalah, ataupun niat meminta maaf, lalu mengeluh. "Kau saaaaangat lama!"
Daiki menghela napas. Dan mulai menjelaskan. "Aku lupa membawa IC Card ku. Jadi, aku kembali ke tempat pembelian tiket dan ternyata setelah berada di sana, antriannya sangat panjang".
[ IC Card (Integrated Circuit Card) adalah kartu praktis yang harus dimiliki oleh setiap orang di Jepang. (Maaf kalau salah) ]
"Mungkin karena malam ini adalah malam pergantian tahun, jadi antriannya sangat panjang. Tidak seperti hari-hari sebelumnya". Lanjutnya.
Sedang Haru, dengan masih melipat tangannya di dada, ia belum berkata apa-apa dan bahkan membuang wajah ketika Daiki menatapnya setelah ia menyelesaikan perkataannya.
Haru benar-benar tidak cocok untuk merajuk seperti itu.
Daiki kembali menghela napas. Dan dengan sikap 'tidak peduli', ia mulai berjalan seraya berkata: "Keretanya akan berangkat sebentar lagi. Kita harus segera pergi".
Haru yang masih belum melangkahkan kaki, hanya terus menatap punggung Daiki yang sedang berjalan menjauh dengan mata yang penuh harap, bahwa Daiki akan membujuknya dari sikapnya yang berpura-pura merajuk tadi. Tetapi, bertolak belakang dengan harapannya sendiri, dan membuatnya mendesah kecewa sembari mengusap-usap tengkuk lehernya.
Ia pun segera menyusul Daiki yang sudah berjalan jauh di hadapannya.
Setelah mereka berdua berada di kereta yang sedang melaju, mereka berdua tampak kembali akrab seperti tidak terjadi apa-apa, dengan bergelak tawa di setiap pembicaraan mereka.
"Hei, Haru? Apa kau tidak punya tempat lain yang ingin kau kunjungi untuk merayakan hari pergantian tahun, selain di Shibakoen?" Tanya Daiki sembari memainkan ponselnya.
Haru mendesah pelan. "Aku hanya ingin melihat keseruan apa yang ada di sana. Kata Shino, pertunjukan kembang api sangat memukau di Tokyo Tower. Jadi, aku penasaran untuk melihatnya".
Daiki menoleh ke arah Haru dengan rasa tidak percaya. "Jangan katakan kalau kau belum pernah datang ke sana... Jangan katakan jika kau tinggal selama 19 tahun di Tokyo dan belum pernah ke sana untuk merayakan malam pergantian tahun..."
"Ya. Aku belum pernah ke sana sebelumnya saat malam pergantian tahun. Aku malas jika harus pergi seorang diri. Ya... walaupun banyak orang yang sudah mengajakku ke sana, aku lebih memilih untuk merayakannya di Shibuya daripada harus ke sana. Lagipula, tempatnya lebih dekat daripada Shibakoen". Ujar Haru yang sedang bersandar dengan kedua tangannya dilipat dada.
"Tch. Aneh... aku malah memilih merayakannya di Shibuya Crossing daripada di sana" Balas Daiki.
Sekitar 16 menit kemudian, tibalah mereka di stasiun tujuan mereka.
Mereka berdua pun turun dari kereta bersama dengan orang-orang yang juga berhenti di stasiun yang sama, lalu mereka berdua segera keluar setelah melalui tempat pemeriksaan tiket tanpa membuang-buang waktu lagi.
Sembari menghabiskan waktu saat menunggu perayaan pergantian tahun dimulai, mereka berdua berjalan-jalan di tempat itu layaknya sepasang kekasih, tetapi dengan tidak bergandengan tangan seperti yang lain. Namun, walau demikian, itu bukanlah masalah bagi mereka berdua.
Jelasnya, tidak bergandengan tangan, toh juga tidak akan mengubah status mereka saat ini. Pikir mereka berdua.
.....
Setelah menghabiskan waktu beberapa jam dengan berkeliling dan mencicipi banyak jajanan, mereka berdua beserta orang-orang yang juga tidak sabar untuk menyaksikan perayaan tahun baru di tempat itupun, bergegas menuju sekitaran Tokyo Tower.
Sekitar kurang dari 20 menit lagi pergantian tahun akan dimulai...
15 menit...
10 menit...
5 menit...
Haru dan juga Daiki saling bertatap muka dengan senyuman yang terlukis indah pada raut wajah masing-masing. Dan kedua mata mereka menunjukkan rasa tidak sabar untuk menyaksikan perayaan malam ini.
10... 9... 8... 7... 6...—
Secara serentak, orang-orang yang berada di tempat ini pun mulai menghitung mundur. Gemaan dari suara mereka yang begitu bersemangat, seakan terdengar di keseluruhan Kota Tokyo. Sangat besar dan juga lantang penuh semangat!
5... 4... 3... 2...—
Haru dan Daiki kembali saling memandang dengan berpegangan tangan.
1...!!!!
Semua orang pun bersorak dan bertepuk tangan!
Serta, kembang api yang sudah disiapkan pada titik tertentu di Tokyo Tower pun mulai menunjukkan satu warna. Lalu sedetik kemudian, diikuti oleh warna-warna lainnya dan membentuk pola indah di atas sana dan menghias langit malam. Seperti sebuah lukisan abstrak warna-warni pada sebuah kanvas hitam di atas langit!
Sangat indah!
Semua orang kembali berdecak kagum dan bersorak begitu meriah dan jauh lebih bersemangat dari sebelumnya!
Malam ini adalah malam perayaan tahun baru yang paling memukau bagi Haru. Dan rupanya, perkataan Shino bukanlah sesuatu yang palsu. Bahkan, kemeriahannya jauh lebih meriah dari apa yang iaduga sebelumnya.
Selain itu, keberadaan Daiki yang bersamanya saat ini, menjadikan malam pergantian tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, perayaan malam ini menjadi perayaan terbaik untuknya! Berkali-kali lipat dari sebelumnya!
'Tahun baru, hubungan baru'.
Mungkin kalimat itu cocok untuk menggambarkan peruntungannya pada malam pergantian tahun ini!
*****