Gw terbangun dari tidurku dan memulai hari seperti biasanya,keluar dari kamar tanpa gangguan Jordi,Jordi telah naik ke bangku kuliah di Makassar.Bokap gw berangkat kerja lebih awal dari biasanya, dan pendekar di rumahku tengah sibuk menyiapkan roti dan susu untuk sarapan ku."Pop..." suara itu selalu membuatku tertawa karena kalau mang Asep tak membunyikan klaksonnya yang super gede maka sang pendekar pun tak akan keluar dan melemparkan panci ke mobil mang Asep.Gw pun berlari ke bis karena gw gak tahan mendengar ocehan dari pendekar di rumah ku."Mah...saya berangkat ya" ternyata pendekar tidak mendengarku dan tetap memarahi Mang Asep.Diatas bis gw bertemu dengan Si Erpan,Defa,Ferdi,dan Noval yang oada saat itu dia masih berada di sekolah dasar kelas 6,dan teman gw yang masih bocah yaitu Ray dia dua tingkat dibawah Erpan,Defa,Ferdi dan Noval."Beni dimana,kok dia gak naik bis" tanya gw terheran-heran."Oh si Beni diantar sama bokapnya"kata Erpan sambil menutup pintu bus.Gw pun duduk bareng si Ray,karena kursi yang kosong pada saat adalah kursi di samping si Ray.Gw oun tertawa pada saat Mang Asep memutar lagu yang berjudul "Judul-judulan" dan mulai mengcofer lagu tersebut.Serentak pun kami bernyanyi
"Neng ayok neng,ayo main entot-entotan
dari pada entot beneran,pikiran pusing tidak karuan
belum di entot,eh peju keluar duluan.Awokawoawok"
ngakak semua pengguna bis,bahkan mang Asep pun ikut ngakak mendengarnya"Bisa ae lu tapisan kopi" kata mang Asep melihat kearah cermin belakang.Kemudian bis berhenti,karna sekolah gw yang paling dekat maka gw harus turun duluan."Gw turun dululan ya ewe" kata gw sambil menepuk paha si Ray."oke titit " kata Ray sambil tersenyum ketika gw turun dari bis tersebut.Membuka pintu bis tersebut sambil menaikkan jari tengah."Huh...Is time to action "kata gw dalam hati melihat ruang koridor sekolah itu.Berjalan seakan gak peduli dengan orang yang gw gak kenal,mereka semua menatapku.Pasti cara jalanku yang mulai mereka koreksi.Gw ditempatkan di kelas 7A yang pada saat itu wali kelasnya adalah pak Todi tetangga gw.Menatap bangku kosong di sebelah pria yang nampak sangar,gw coba untuk mendekat tapi apa yang ia katakan" Bangku ini sudah ada yang tempati".Menghela nafas dan mencoba bersabar karena gw belum punya teman pada saat itu.Gw pun diijankan duduk disebelah pria yang memakai kacamata dan keliatan sangat culun yang pada saat itu duduk di tempat yang paling belakang.Gw berkata dalam hati,"tak apa lah,yang penting gw punya tempat duduk".Gw berjalan ke arah anak tersebut dan kemudian terjatuh oleh kaki anak yang sangar itu.Serentak semua siswa ketawa melihat saya tersungkur.Melihat saya tersungkur tak berdaya,anak yang berkacamata itu pun membantuku berdiri."cie...cie...homo ni ye..." kata slah satu teman anak yang sangar itu.Merasa malu yang amat sangat,gw pun berdiri dan mengambil tas ku yang ikut terjatuh.Gw hanya bisa bersabar menerima kenyataan,karena gw tak mungkin berkelahi di tengah teman-teman anak yang sangar itu.Merangkulku dengan wajah yang ikut malu,anak berkacamata itu pun menyuruhku duduk di sebelahnya.Gw tau,bahwa ini akan menjadi neraka yang amat berapi-api apalagi kalau pelajaran olahraga.Kemudian anak yang berkacamata itu merangkulku dan mengatakan "Jangan pedulikan dia,dia memiliki banyak teman yang nakal" kata anak yang berkacamata itu.Berhenti merangkulku dan mengjakku kenalan" kenalin nama gw Caesar,nama lu siapa " Nama gw Tito,dan terimakasih telah menolong ku".Tersenyum dan kemudian melepaskan tangannya dia mengatakan "gak apa-apa,biasa terjadi".Pak Todi yang pada saat itu adalah tetanggaku masuk,dan kenudian kelas yang tadinya ribut menjadi tenang" Anak-anak sudah kenal bapak?,pasti yang ada dibelakang sana sudah tau,jadi nama bapak adalah Drs.Todi Gunawan.S.pd, nama panggilan Pak Todi" menunjukku sambil tersenyum.Membalasnya dengan senyuman gw berkata "iya Pak".Pak Todi pun duduk di kursinya, kulihat dari hidungnya yang nampak mau bersin gw pun menutup telinga.Merasa terheran-heran, Caesar pun bertanya" lu kenapa Tito".Seperti yang gw ketahui orang tua kalau bersin pasti suaranya sangat besar "tutup telingamu Caesar!".Menutup telinganya sambil menutup matanya dia pun tunduk diatas meja." Huacci..." suara bersin pak Tito membuat cermin yang ada pada kelasku pecah.Suara tersebut membuat siswa dan siswi menganga sampai-sampai anak yang nampak sangar itu bersembunyi di balik kursi. Membuka telinganya Caesar kemudian terheran-heran sambil menatap Pak Tito mengelap ingusnya.Dari kejadian bersinnya Pak Todi gw akhirnya tahu,bahwa suara yang keras dapat membuat anak yang sangarnya minta ampun itu ketakutan.Para siswa dan siswi pun menertawainya,kecuali gw yang hanya tersenyum misterius."Eh lu ngapain" kata pak Todi kebingungan,"kaget pak" kata anak sangar itu.Serentak siswa dan siswi menertawainya.Melihatnya ditertawai oleh siswa,gw hanya berkata sambil tersenyum "kejahatan dibalas dengan kejahatan".Duduk dikursinya dan berkata" sekarang saya ingin mengetahui nama kalian,dimulai dari pojok kanan" kata pak Todi.Setelah anak-anak yang lain menyebut namanya masing-masing gw tau nama dari anak yang sangar tadi.Namanya adalah Dewan,dia adalah spesies yang paling terkenal di sekolahnya dulu.
Dikantin suasana sunyi menyelimutiku karena tidak ada yang mau duduk denganku.Caesar memilih duduk bersama Dewan dan teman-temannya,dia lebih menilih orang yang sangar agar kalau dia dipukuli ada teman-temannya yang membantunya.Pelajaran olahraga telah dimulai,gw sendiri di sudut lapangan pada saat itu melihat teman-teman Dewan bermain.Pelatih datanng menghampiri ku dan bertanya "setelah ini kau yang bermain"." Oh...tidak" kata gw dalam hati.Beberapa menit pun berlalu dan peluit pelatih pun telah ditiup dan gw tau pada saat ini gw yang bermain.Serasa kakiku ini berat kuangkat untuk berlari dan tanganku pun tidak sinkron dengan otakku.Gw ditertawai oleh teman-teman Dewan dan Caesar pun ikut menertawaiku.Kata pelatih gw lebih mirip anak perempuan dari pada seorang pria.Sekolah hari itu bagaikan neraka yang menyala-nyala.Tiba pada saat jam pelajaran bahasa inggris,gw pun mengeluarkan segala skill yang kudapat waktu SD dulu,semua murid menganga pada saat gw memoerkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Inggris.Ceasar dan dewan pun begitu.Ternyata gw ahli dalam pelajaran bahasa inggris,da ibu Yuni pun terkesan dengan kemampuan berbahasa Inggris yang kupunya.Bell pulang pun terdengar ditelingaku,dan itu membuatku sangat senang karena gw ingin bertemu dengan teman-teman.Bell pulang bagaikan terompet yang bersuara dan mengijinkanku masuk ke surga.Namun kebahagiaan ku terhalang oleh si Caesar dan Dewan yang menyenggolku sehingga gw terjatuh di Koridor sekolah yang membuatku ingin membunuh Caesar dan Dewan.Caesar sudah kuanggap sahabatku,tetapi dia malah menusukku dari belakang karena dia tidak mau dijuluki oleh teman-teman Caesar sebagai pecundang.Gw bangkit dan bersabar,membayangkan bagaimana jadinya kalau gw disini selama tiga tahun.Baru sehari saja sudah cukup membuatku muak dengan sekolah ini.Gw melihat gerbangnyya yang seakan-akan bukan tertulis "Selamat Datang di SMP NEGERI 1 ******" tetapi "Selamat Datang Di Neraka".Bis yang selama ini kunanti telah sampai didepan neraka dan bersiap mengantarku kesurga yang semakin kurasa bahwa itu adalah surga adalah teman-teman yang memanggilku naik keatas bis dan menyemangati ku dengan penuh canda tawa." Duduk disini To..." kata Beni menyuruhku duduk disebelahnya.Mereka bercanda ria di atas bis itu,gw pun ikut bercanda dengan sahabatku yang lainnya mencoba melupakan kejadian yang gw alami tadi."Ketemu di tempat biasa ya..." kata Erpan berteriak karena pada saat itu Erpan yang paling di belakang.Gw pun sampai dirumah dan oangsung terjun dikasurku yang nyaman.Gw masih memikirkan bagaimana orang lain bisa menghargaiku,apakah dengan keahlian ku berbahasa Inggris.Gw menghela nafasku,"gw capek,gw orang yang paling sengsara didunia"kata gw dalam hati lalu tertidur sampai menjelang sore."Woy...kerbau malas, bangun... teman-teman lu manggil lu tu diluar" teriak pendekar yang ada dirumahku.Terbangun dari kasur dan berteriak"Woy... tunggu" terasa ngantuk ini memanggilku untuk kembali tidur tetapi untuk sahabat-sahabatku gw rela bangun dan langsung keluar tanpa mencuci muka.Diluar ada si Beni,Erpan,Noval,Ray,Iyan,dan Defan Kemudian Beni terheran-heran melihat gw "To...muka lu gak diperbarui ya" "kontol lu Ben,yuk..." gw pun berjalan ke rumah si iyan sambil mikir permainan goblok macam apa lagi yang mereka mau mainkan.Sesampai gw di pos,semua terduduk sambil mikirin permainan apa yang ingin dimainkan."Ah...gw ada ide" kata si Erpan dengan keras"gimana kalau kita main tempur-tempuran tapi pakai bambu yang kita rakit menjadi senjata".Akhirnya gw membuat tembak-tembakan dari bambu tapi bambu yang ada cuma ada enam batang,tinggal si Ray yang belum mengambil bambu karena dialah yang paling termuda,usia dia kira-kira sepuluh tahun,tiga tahun lebih muda dari pada kami semua.Memikirkan cara terbaik,gw kemudian mematahkan bambuku menjadi dua dengan menggunakan geragaji dan jadilah dua pistol-pistolan yang satunya gw beri ke Ray yang pada saat itu belum memiliki bambu.Kita pun bermain,Erpan membagi tim dengan cara hompimpah dan gw kebagian tim bersama Defan, dan Beni sebagai counter terroris atau lebih tepatnya densus delapan-delapan, Ray,Noval,Iyan,Dan Erpan menjadi terorisnya.Membayangkan kita sedang berada di zona pertempuran yang mencekam dengan peralatan yang seadanya kubayangkan menjadi peralatan densus yang asli.Kita telah membagi wilayah pada saat itu yang mana tim densus wilayah teritorinya di pantai dan tim teroris berada di mesjid.Gw pun mengatur strategi yang ampuh untuk mengalahkan tim teroris yang pada saat itu beranggotakan empat orang.Memberi nama team kita time elangpada saat itu karna elang mampu melihat keaadaan sekitar dari atas .Gw pun menyuruh Defan ke pos sebagai seorang penjinak bomb yang pada saat itu side A nya berada di pos, dan Beni ikut bersama saya untuk menyerang ke mesjid.Gw pun berlari ke mesjid dan berpisah dengan defan yang kutugasi menjaga di pos"go,go,go" teriak gw sambil meninggalkan pantai."Pelankan suara kakimu Ben..." gw pun mengendap-ngendap bak seorang anggota densus asli.Gw pun tertawa pada saat Erpan dan Beni ketemu karena senjata kami tanpa peluru jadi mereka hanya melompat lompat sambil mengarahkan senjatanya ke lawan dan berkata "dor,dor,dor mati kau kontol..." kata Beni pada saat itu "lu aja yang mati bangsat" kata Erpan menjawab,begitu seterusnya sampai gw sakit perut karena tertawa.Akhirnya gw meliat Ray bersama Noval yang berada di sudut mesjid pada saat itu,gw pun berlari bak seorang densus asli dan melakukan jumpshoot ke mereka berdua.Mereka berdua hanya diam dan situasi yang mencekam seolah-olah berada di zona pertempuran itu tiba-tiba menjadi situasi yang seperti biasanya.Gw pun teriak dengan keras"eh... gak ada reaksinya gitu gw tembakin nyet" "kan gak ada peluurunya nyet... gimana kita tau kalau ada yang nembak" jawab si Noval.Gw pun terduduk bersama mereka dan mengatakan "beda banget kalau main dengan hp,bisa tertawa bersama karena kalau ada yang mati dia dikatain goblok,anying,bagsat" terus si Noval mengatakan"kalau gitu yuk pulang ambil hp terus kita main di tempat biasa".Berdiri sambil memasang wajah yang nampak sedih,angin berhembus membawa rintihan tangis pilu dalam hati semua gara-gara bokap gw yang hanya mementingkan kakak gw dari pada gw.Menghela nafas dan mengatakan "kalsu gitu gw pulang dulu ya sob" kata gw sambil memasang wajah yang kusut, kulemparkannya pistol-pistolan itu ke selokan sontak membuat teman-temanku terheran-heran akan tingkahku."Lu kenapa To..." kata Ray kebingungan menarik bajuku,"kalau lu belum punya hp tinggal hp gw aja lu pakek tapi gantian mainnya" kata Ray dengan lembut.Sontak perkataan Ray membuatku tahu apa artinya sahabat.Pos Banana Army terpampang di atas pos yang menandakan bahwa nama freefire(permainan menembak bebas yang terdapat pada android) mereka berawalkan "BNN", itulah nama kebanggaan dari tim mereka, tawa canda melekat pada setiap wajah mereka yang masih bocah.Apalagi si Ray yang tak lelahnya tertawa melihatku mati terus karena gw baru bermain pada saat itu.Apalagi si Noval yang terus-terusan ngebacot sampai-sampai suaranya habis,gw merasa kayak disurga,sudah lama gw tidak merasakan hal sengakak ini seumur hidup gw.Matahari hampir terbenam dan gw belum gantian sama si Ray karena si Ray merasa lucu aja melihat gw main, batraynya pun tinggal 15 persen" gak apa-apa nih Ray,casnya tinggal dikit tapi lo belum main" kata gw sambil mengembalikan hp milik Ray.Tiba-tiba mereka mengalah karena casnya juga tinggal dikit,karena gw gak mau hari ini menjadi hari yang ter sia-siakan maka gw mengajak mereka kelaut dan menikmati matahari terbenam.Mendengar gw bicara soal laut si Iyanpun tergesa-gesa seolah-olah ada yang ingin dia ambil dari rumahnyya "Teman-teman tunggu dulu ya...ada minuman kaleng di dalam semoga aja cukup".Tidak lama kemudian Iyan membawa keluar minuman yang berjumlah enam kaleng yang diperebutkan oleh teman-teman sampai-sampai gw tidak kebagian,lagi-lagi Ray memberikan minumannya padaku" nih...ambil,tapi bagi-bagi ya kalau di laut.Memanglah,tiada teman sebaik Ray gw pun merangkul bahunya dan mengatakan "terimakasih ya sob" tertawa sambil mengatakan"itulah persahabatan sob,kebaikan dibalas dengan kebaikan,okelah tunggu apa lagi letsgo..." gw pun tersenyum melihat teman-teman ku berlari menuju kepantai untuk melihat matahari terbenam.Kami berjejer membentuk sebuah barisan dan merangkul satu sama lain sambil tertawa dan menikmati indahnya matahari terbenam.
Malam itu ditengah meja makan sudah tersedia berbagai lauk pauk,gw makan dengan lahapnya sampai-sampai bokap gw bertanya ke gw "gimana hari ini disekolah To?,apakah baik-baik aja?",menanggapi hal tersebut makanku jadi tidak lahap,gw mengingat terus wajah Dewan dan si bangsat Caesar.Dengan murung gw meniggalkan meja makan,"gw mau hari esok itu bukan hari sekolah" teriak gw sambil membuka pintu kamar.Bokap gw pusing dengan sikapku dan memegang keningnya kemudian ditenangkan oleh nyokap gw yang pastinya mengerti dengan keaadanku saat itu.
Hari gw masuk keneraka pun telah tiba, ini ditandai dengan munculnya kereta kencana untuk membawa para anak-anak tak berdosa keneraka.Membuka pintu bis dan teman-teman menyapa gw"hey...ngentot lama amat lu" kata Noval memegang bahuku.Pada saat itu gw termurung duduk dikursi bis yang berdekatan dengan jendela,Si Ray duduk disampingku dan berkata "lu kenapa To..." sambil memegang bahuku dan gw menggeleng-gelangkan kepala.Bis pun melaju sambil Mang Asep memutarkan lagu yang selalu membuat gw tertawa tetapi pada saat itu gw tetap murung sambil membayangkan jalanan yang seperti jalan menuju neraka dengan zombie yang haus akan darah bocah sepertiku.Bis berhenti dengan suara decitan bannya,sambil membuka pintu Mang Aseppun berkata padaku"Selamat bersenang-senang ".Kuliat disebalik pibtu gerbang, guru telah menanti untuk menyambut murid-muridnya dengan senyuman yang nampak diwajahnya.Lagi-lagi gw membayangkan yang aneh-aneh yaitu membayangkan bahwa guru itu adalah zombie dan suasana sekolah itu mirip dengan suasana film the walking dead.Melintasi lapangan olahraga seperti melintasi api yang membara-bara ditambah lagi dengan suasana horor koridor sekolah yang nampak seperti kerumunan zombie yang sedang membereskan lokernya.Memasuki kelas yang berantakan seperti pasar tradisional yang baru tutup membuat sakit kepalaku,gw pun duduk dikursi sambil menunggu zombie berdatangan.Tak lama kemudian suara sepatu membuat hati bergetar,dan itu adalah Dewan si raja zombie yang haus akan bullyan.Dia memasuki kelas bersama Caesar dan teman-teman yang lainnya tak sadar dia telah menghampiri bangkuku dan berkata" selamat pagi banci..." kata Dewan membisikkan ke telingaku.Tak sampai disitu,dia pun berteriak "hey teman-teman,kita punya julukan baru untuk anak aneh yang tak punya bakat ini...julukannya adalah ban...ci".Mendengarnya berkata demikian gw pun akhirnya mengambil tindakan dengan mengambil tangannya yang pada saat itu memegang pundakku dengan tang kiri kemudian memutar tangannya,suara "krek" akhirnya terdengar dari tangan Dewan yang menandakan tangannya patah semua teman terkejut pada saat itu dan tidak mengira bahwa gw bisa juga berkelahi,teman-teman Dewan pun ikut mundur bahkan ada yang berlari.Berteriak dengan keras "jangan anggap orang sabar itu pengecut,ingat...sniper tak bersuara tetapi bisa membunuh".Bagaimana keaadaan si Dewan?,Dewan sedang terbaring dirumah sakit dengan perban yang menggulung ditangannya dan gw kena skorsing seminggu dan berjanji tidak akan pernah menyakiti orang lagi didepan murid-murid yang sedang upacara gw mengikrarkan janjiku.Tak kusangka karena perkelahian itu gw jadi dihormati oleh banyak siswa,Caesar pun ingin menjadi temanku tetapi pada saat olahraga gw seperti Toti yang biasa tapi semua memahami ku,gw hanya ahli dalam berkelahi." Kring..." bell pulangpun berbunyi dan bis Mang Asep pun sudah datangdatang bersama teman-teman gw yang menjemputku dengan kocaknya."Huh...." bernafas lega akhirnya penyiksaan di neraka yang menyala telah berakhir.