Suara ponsel berdering dari atas meja, terdengar nyaring memenuhi kamar yang berantakan seperti perpaduan antara kapal pecah dan rumah hantu—gelas-gelas plastik berserakan di mana-mana, beberapa potongan pizza menempel di dinding, confetti berhamburan di lantai, serta jaring laba-aba palsu menempel di dinding membuat kamar itu tampak seperti kamar yang dihuni makhluk dedemit. Dan oh! beberapa balon tergeletak di lantai begitu saja!
Rupanya pesta Halloween baru saja diadakan di rumah itu dan kamar satu ini tak luput dari hiasan mengerikan dan aneh.
Pemilik kamar itu adalah seorang pria yang tengah tidur tengkurap dengan kaos lengan panjang abu-abu gelap dan bercelana jeans hitam. Pria itu sepertinya bukan penggemar Halloween, terbukti dari pakaiannya yang biasa-biasa saja dan normal.
Deringan ponsel yang semakin nyaring, akhirnya membuatnya terbangun, ia mengeryitkan kening."Oh! Aku benci pesta!" gumamnya masih setengah sadar.
Tangannya menyabet ponsel tadi, membuka baterainya lalu melemparnya begitu saja ke dinding kamar di belakangnya. Ponsel itu memantul dan menghantam tubuh seseorang di lantai.
Buk!
Itu Milena.
Setelah terhisap masuk ke dalam cermin kejujuran, ia terpental ke dunia mortal, dunia manusia.
Ia tergolek pingsan di lantai kamar pria itu, dan pemiliknya bahkan belum sadar akan kehadiran Milena!
Ukuran tubuh Milena kini sama dengan ukuran tubuh manusia pada umumnya! Cairan merah itu sepertinya memiliki pengaruh yang aneh, bukan hanya ukuran tubuh Milena yang berubah, tapi sayap Milena kini lenyap! Ia menjadi manusia!
Hal ini akan mengejutkan Milena nanti hingga ia mengira dirinya tengah bermimpi!
Beberapa jam kemudian, kali ini bukan bunyi ponsel yang berdering, tapi bunyi alarm yang menunjukkan pukul dua belas siang.
Pria itu terbangun. Kali ini benar-benar bangun. Ia membuka mata, mengerjap cepat oleh silauan matahari yang masuk melalui celah jendela tariknya. Tubuhnya ditegakkan, duduk dengan pandangan sedikit kabur, mengamati isi kamarnya yang sangat berantakan.
Lelaki itu mengerang kesal. Tak seharusnya ia menyetujui pesta di rumahnya semalam. Selain tak ada yang berniat membantunya bersih-bersih, teman sewa rumahnya juga kabur melarikan diri dari tanggung jawab!
Matanya memandangi seluruh sudut kamarnya sambil menggeleng, lalu tertegun ketika ia melihat sesosok tubuh tertidur memunggunginya, seorang perempuan berambut pirang gelap dengan kostum peri ungu-putih yang agak—harus ia akui compang-camping dan kotor. Keningnnya mengkerut.
Mereka ngapain aja semalam? Batinnya penasaran.
"Hei!" seru pria itu dengan nada suara serak yang lembut. "Pestanya sudah berakhir. Aku bisa dapat masalah jika ada yang melihatmu bersamaku."
Tapi Milena tak bergerak sedikitpun. Ia benar-benar pingsan!
"Nona! Bangunlah!" serunya lagi.
Ia menggelengkan kepala sejenak, turun dari tempat tidurnya dan berjalan gontai menuju Milena.
"Hei!" Ia menyodok punggung Milena dengan jempol kakinya.
Tindakan tak pantas memang, tapi ia tak mengenal orang itu dan teman-teman Rick (teman sewa rumahnya) terkenal agak liar dan nekat. Ia tak ingin mengambil resiko diserang perempuan asing yang mungkin saja masih mabuk.
"Ehm... Nona... Aku harus bersih-bersih. Bangunlah!" Pria itu berjongkok, memijit-mijit keningnya, tampak bingung dan kesal. "Hei..." kali ini ia menyodok bahu kiri Milena dengan telunjuknya.
Milena tak bereaksi.
Pria itu mulai panik, pikirannya mulai ke hal-hal yang menakutkan: pembunuhan di malam Halloween atau semacamnya!
"Nona!" dengan panik ia membalik tubuh Milena menghadap ke arahnya.
Pria itu terkejut melihat penampilan Milena yang benar-benar kacau. Wajahnya penuh dengan arang, kostumnya berantakan—sekiranya itulah yang dipikirnya.
Ada bekas terbakar pada bagian depan ujung kostum Milena. Semula berpikir jika ia mungkin tengah dikerjai oleh teman-temannya, namun luka bakar ukuran kecil sampai sedang bertebaran di kedua tangan dan kaki Milena! Itu bukanlah riasan ataupun tempelan! Ia memeriksanya dengan saksama, suhu tubuh Milena juga cukup panas. Tanpa tedeng aling-aling, ia segera mengangkat tubuh Milena dan bergegas membawanya ke rumah sakit.
***