Chereads / Jiwa Yang Terlahir Kembali / Chapter 44 - Seseorang yang Lebih Matang itu Memang Lebih Berpengalaman

Chapter 44 - Seseorang yang Lebih Matang itu Memang Lebih Berpengalaman

Zhu Haimei tidak tahu harus berbuat apa. Meskipun kakak iparnya sudah mengatakan bahwa mereka sudah mendiskusikan untuk membeli barang-barang tersebut, tetapi Ibu mertuanya masih saja memperdebatkannya. Zhu Haimei juga tidak bisa mengatakan bahwa itu bukan idenya. Bagaimanapun juga, ia lah yang pertama kali menyebutkan tentang buah persik kuning kalengan.

"Bu, Bu, ini ide Chunlai. Jangan marah pada Haimei." Shen Hualian membantu Zhu Haimei berbicara.

Ibu mertuanya lalu mendengus kesal. "Apa? Ini Ide Chunlai sialan itu? Sejak keluarga Chunlai ada di tim produksi, mereka sudah membagi hutan persik padanya selama beberapa tahun, dan aku tidak pernah mendengar Chunlai mengatakan bahwa ia mau membuat buah persik kuning kalengan atau apalah itu. Begitu Zhu Haimei kembali ke sini, suamimu baru mulai membuatnya, kamu mau menipu Ibu? "

Shen Hualian lalu mengatakan yang sejujurnya, karena ia tidak berani membantah perkataan ibunya. Hanya saja, ia mengatakannya dengan nada memohon. "Bu, bisakah ibu tidak mempermasalahkan hal ini?"

"Aku tanya padamu, apa mertuamu setuju dengan ide kalian yang akan membuat makanan kaleng ini?

Shen Hualian pun terdiam.

Ibunya lalu menopang pada tongkat kruknya di lantai. "Mertuamu adalah orang yang sangat pintar. Mereka tidak akan membiarkan kalian melakukannya. Aku dan Ayahmu menentangnya, jadi jangan membuatnya di sini."

Zhu Haimei kemudian berkata dengan cepat. "Makanan kaleng ini enak. Bagaimana kalau aku membuatkannya untuk ibu coba dulu? Lagipula, bahan-bahan ini tidak bisa dikembalikan, kan?

"Kalian ini sedang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan peraturan dagang yang ada, jadi berhati-hatilah atau kalian akan masuk penjara."

Begitu mendengar ucapan ibu mertuanya itu, Zhu Haimei pun ingin tertawa, tetapi wajah kakak iparnya berubah menjadi pucat. "Bu, kenapa ibu menyebut-nyebut tentang itu?"

Suasananya tiba-tiba berubah menjadi suram. Ibu mertua Zhu Haimei lalu berdehem singkat dan kembali ke kamarnya.

Hei, ada apa dengan situasi ini?

Entahlah, Zhu Haimei memilih untuk tidak memperdulikan mereka berdua. Setelah buah persik kuningnya sudah hampir matang, ia langsung mulai bereksperimen.

Zhu Haimei mencuci buahnya, lalu mengupas kulitnya, kemudian memotongnya. Dengan ditemani lampu tua yang redup, ia sedikit merapikan dapur dan duduk seorang diri di sana. Ia sangat menyukai suasana pada saat sedang melakukan sesuatu seperti sekarang ini, sunyi, tenang, bahagia, dan juga menghilangkan semua pikiran-pikiran yang mengganggunya.

Ketika buah persik sudah siap, ia memasukkan air ke dalam panci dan meletakkan bahan-bahan di tempatnya. Ia kemudian mencatat jumlah bahan yang ia gunakan. Setelah itu, ia mulai menyalakan tungku dan memasaknya perlahan.

Di dalam rumah, ibu mertuanya sedang berbisik pada suaminya. "Lagi-lagi Zhu Haimei bertindak seenaknya. Buah persik kuning itu harganya tidak seberapa, tapi madu dan gula batu yang ia pakai itu mahal. Pada akhirnya ia hanya akan menghabiskan uang Dongyuan saja."

"Buat apa kamu mengkhawatirkannya? Bukankah kamu juga selalu mengomel saat ia memasak, tetapi masakannya juga tetap lezat."

"Bagaimana bisa kamu membelanya?"

Shen Yousheng melepas sepatunya dan naik ke tempat tidur. "Aku tidak membela siapapun. Siapa yang tidak ingin berjalan menuju kehidupan yang lebih baik? Bukankah Chunlai dan Hualian juga menginginkan kehidupan yang baik?"

"Menjalani hidup yang baik? Kamu lupa, kalau bukan karena Guangzhi bersedia untuk menjual ayam, Hualian tidak akan menikah dengan Chunlai. Apakah ia bisa memiliki kehidupan yang baik jika mertuanya sangat kejam?"

"Lihat dirimu ini, buat apa kamu menyebut-nyebut tentang itu? Bukankah Chunlai sangat baik pada Hualian? Semua ini terjadi karena Hualian dan Guangzhi memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Jangan membahas hal ini lagi. Jika Chunlai tahu, bagaimana pandangannya terhadap Hualian nanti?"

Meskipun Shen Yousheng terkadang jujur, tetapi ia bukanlah orang yang asal-asalan dalam berbicara. Istrinya tahu bahwa dirinya telah mengatakan sesuatu yang salah, akhirnya ia tidak berani berbicara lagi. Ia kemudian keluar untuk melihat Haimei dan menyuruhnya membersihkan dapur setelah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian pergi tidur.

Keesokan harinya, Zhu Haimei bangun pagi-pagi sekali, dan ia bergegas untuk melihat persik Kuningnya. Sayangnya, ia langsung cemberut setelah melihatnya. Persik kuningnya telah ia rendam semalaman, tetapi warnanya tidak tampak bagus. Apakah pewarna makanannya tidak bekerja?

Ia lalu mengambil sepotong buah persik dengan sumpit dan menggigitnya. Rasanya enak tapi kurang manis, dan konsistensi sup buahnya juga kurang. Ia masih harus meningkatkannya lagi, karena persik kuning yang seperti itu tidak akan laku jika dijual, tetapi masih bisa dimakan sendiri.

Pertama-tama ia menyajikan buah persiknya ke dalam satu mangkuk kecil, kemudian menutup kembali sisanya. Saat kakak iparnya datang nanti, ia akan menunjukkannya. Ia akan memberikan semangkuk kecil makanan kaleng itu untuk ibu mertuanya.

Saat ini Zhu Haimei sudah berdiri di samping ibu mertuanya. "Bagaimana Bu?" Apakah ini enak?"

Ibu mertuanya kemudian berkata, "Makanan apa yang tidak enak jika direndam dengan madu?"

Zhu Haimei pun langsung murung. Sudahlah, sepertinya ia tidak bisa mengharapkan pendapat tentang rasa buah persiknya dari sang ibu mertua.

Pada sore hari, Wang Chunlai datang bersama Shen Hualian dengan mengendarai traktor. Mereka berdua tampak begitu bersemangat. "Adik ipar, lihat, toples ini bisa dipakai kan?"

'Itu sangat bagus,' batin Zhu Haimei saat melihat Chunlai membawa satu keranjang besar toples kaca dengan tutup besi.

"Dimana Kakak ipar membelinya?"

Wang Chunlai dengan bangga berkata, "Di pabrik kaca yang ada di kabupaten Lin. Aku membeli 20 dulu, harganya 0.05 yuan. Aku membiarkanmu untuk melihatnya dulu, jika memang bagus, kita bisa memesannya lagi."

Zhu Haimei kemudian mengambil toples kaca itu dan melihatnya dengan hati-hati. Itu adalah toples kaca tebal yang kuno. Bentuknya sama seperti biasanya, silindris dari atas ke bawah. "Apa pabrik kaca itu bisa membuat bentuk lain?"

"Apakah toples yang seperti ini tidak bisa digunakan?" Tanya Shen Hualian.

Zhu Haimei lalu menariknya untuk melihat persik kuning yang sudah dibuatnya. Shen Hualian pun terkejut. "Kamu sudah selesai membuatnya?"

"Masih belum. Warnanya tidak terlalu bagus."

Shen Hualian tidak pernah melihat buah persik kuning kalengan, sehingga ia tidak bisa membedakannya. Ia tidak tahu warna seperti apa yang baik, dan warna seperti apa yang tidak baik.

Zhu Haimei kemudian mengambil sepotong buah persik dan memberikannya pada sang kakak ipar. "Cicipilah, bagaimana rasanya?"

Shen Hualian menggigitnya dengan hati-hati, dan rasa manis pun memenuhi mulutnya. Ia bahkan mengatakan bahwa itu sangat lezat. Wang Chunlai mengikuti mereka masuk ke dalam dapur dan ikut mencicipinya sepotong, kemudian ia memuji Zhu Haimei tanpa henti.

Zhu Haimei menghela nafas dalam hati. Ini adalah pertama kalinya mereka makan makanan kaleng, jadi jika mereka merasa itu lezat, itu sangatlah normal. Jika ia mau meningkatkan rasanya, ia harus mengandalkan dirinya sendiri.

Wang Chunlai berhenti setelah memakan empat atau lima potong buah persik yang sudah diolah oleh Zhu Haimei. "Adik ipar, ini sangat enak. Apa kita tidak bisa menggunakan toples kaca itu saja?"

"Buah persik pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian. Jadi lebih baik kita menggunakan toples berperut lebar. Jika kita menggunakan toples jenis itu, isinya bisa banyak. Sedangkan jika toples seperti ini, isinya sedikit."

Wang Chunlai tiba-tiba mengerti, ucapan Zhu Haimei memang masuk akal.

"Bagaimana kalau aku pergi ke pabrik kaca bersamamu untuk menanyakannya?"

Wang Chunlai lalu mengangguk berulang kali untuk membujuk Zhu Haimei. "Baiklah, baiklah." Jawab Zhu Haimei dengan singkat. Chunlai lalu berkata sambil menolehkan kepalanya ke Shen Hualian. "Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kita bisa membuat makanan kaleng. Jika aku tahu kita bisa membuat ini dari awal, aku bisa membuatmu menjalani kehidupan yang baik."

Shen Hualian tampaknya sedikit malu setelah mendengar ucapan suaminya barusan. "Bagaimana bisa kamu mengatakan ini di hadapan Haimei?"

Zhu Haimei tersenyum dan pura-pura tidak mendengar. "Ini harus diproses ulang, dan Kakak ipar, kamu harus menanyakan pada pabriknya apakah ada alat untuk mengencangkan tutup toplesnya. Jika ada, kita juga bisa membeli beberapa. Kalau tidak, produk kita akan rusak setelah pembeli membawanya pulang, dan kita tidak seharusnya membiarkan hal itu terjadi."

Wang Chunlai pun mengangguk berulang kali.

Zhu Haimei menyesuaikan jumlah madu dan gula batu, kemudian menyesuaikan jumlah airnya, dan akhirnya sup buahnya menjadi lebih kental, hanya saja warnanya masih tidak terlalu bagus. Ia tidak berani menggunakan pewarna terlalu banyak, karena ia tidak boleh melakukan sesuatu yang berbahaya demi keuntungannya diri sendiri.

Ibu mertuanya lalu berkata, "Buah persik ini belum matang. Warnanya saja belum kuning, kamu tidak bisa mempercepat pematangannya secara paksa. Itu membuat warnanya menjadi jelek."

Zhu Haimei tiba-tiba mengerti. Ia lalu berbalik ke arah ibu mertuanya dan memujinya secara terang-terangan. "Bu, yang Ibu katakan benar. Seseorang yang lebih matang itu memang lebih berpengalaman."

Pujian itu sangat jelas, dan Ibu mertuanya tidak bisa beradaptasi dengan sikap Zhu Haimei yang seperti itu. Beliau lalu mengambil tongkat kruk nya dan pergi ke luar.

Ia lalu menerima situasinya sekarang. Apa yang dikatakan suaminya itu benar. Meskipun ia tidak menyukai menantu perempuannya itu, tetapi ia tidak dapat mengubah fakta bahwa menantunya itu adalah istri dari putra tertuanya. Terlebih lagi, ketika semua orang menentang pernikahan putra tertuanya dan Zhu Haimei, ia sendiri yang bersikeras untuk menikahkan mereka, meskipun itu juga karena perkataan tuan peramal.