Gu Yishen menatap ke arah Jian Xiaoqiao dengan wajah yang kaku. Dia benar-benar tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa tertegun…
Apakah 'tamu'-nya bocor banyak?
Namun yang terpenting saat ini adalah membawanya ke rumah sakit dulu. Gu Yishen menghela nafas panjang dan berkata, "Kita ke rumah sakit dulu, dokter akan memeriksamu!"
Dengan wajahnya yang memerah, Jian Xiaoqiao pun memberanikan diri untuk bertanya, "Pak Guru, kamu tidak marah kan?"
Mobil Gu Yishen adalah mobil keluaran terbatas dari Porsche. Ketika kakaknya ingin membeli mobil yang sama, stoknya sudah habis. Jadi bisa dikatakan, Jian Xiaoqiao benar-benar tidak mengerti dengan dunia orang kaya.
Bukankah mobil semuanya juga sama saja? Mengapa harus membeli yang semahal ini?
Memikirkan hal ini, Jian Xiaoqiao menatap Gu Yishen lalu bertanya, "Pak Guru, berapa uang yang kau habiskan untuk membeli mobil Porsche ini?"
"Apa kau tertarik dengan mobil?" Gu Yishen kembali bertanya kepadanya.
"Bukan begitu. Awalnya kakakku ingin membeli mobil ini. Tetapi karena sudah kehabisan stok, akhirnya dia membeli mobil Ferrari."
"Ku dengar, kakakmu adalah seorang dokter spesialis jantung."
"Benar. Jika nanti Pak Guru terkena serangan jantung, jangan khawatir. Cari saja kakakku, dia pasti akan memberimu potongan harga sebesar 20 persen!" Ucap Jian Xiaoqiao sambil menunjukkan angka 20 dengan jarinya.
Gu Yishen tidak terlalu memedulikan perkataan Jian Xiaoqiao. Namun melihat Jian Xiaoqiao seperti itu, Gu Yishen pun bertanya, "Apa sekarang perutmu sudah tidak sakit?"
"Sakit sekali sampai mau mati rasanya!" Dia sejenak lupa dengan rasa sakit di perutnya, tapi kemudian dia kesakitan lagi.
"Orang tuamu tidak memberitahuku kalau kamu menderita dismenore!" Kata Gu Yishen dengan ekspresi heran.
(Dismenore adalah nyeri yang disebabkan oleh gangguan pada organ reproduksi wanita saat menstruasi.)
"Mereka tidak tahu!"
"Kenapa mereka bisa tidak tahu?" Tanya Gu Yishen sambil tetap fokus mengemudi.
Jian Xiaoqiao memutar tubuhnya menghadap ke arah Gu Yishen lalu berkata, "Aku sudah tidak apa-apa. Kita pulang saja. Aku tidak perlu ke rumah sakit."
Gu Yishen tidak sependapat dengan Jian Xiaoqiao. Dia tetap mengemudi dengan kecepatan tinggi sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit.
Saat Jian Xiaoqiao melihat tulisan 'Rumah Sakit Nomor Satu di Kota A' di atas bangunan tersebut, dia langsung memegang tangan Gu Yishen.
"Pak, ayo kita ke rumah sakit yang lain saja. Jangan kesini!" Pintanya kepada Gu Yishen.
Gu Yishen tetap berkeras dan menghentikan mobilnya di tempat parkir rumah sakit itu.
"Biarkan dokter memeriksamu dulu!" Ujar Gu Yishen sembari membukakan pintu mobil untuk Jian Xiaoqiao.
"Tidak mau!" Jian Xiaoqiao kembali menutup pintu mobil itu.
"Jian Xiaoqiao!"
"Tidak mau! Kau saja yang pergi!"
Apa dia sudah gila berani pergi ke tempat kerja kakak tertuanya?
"Walaupun tidak mau, kau tetap harus masuk!" Gu Yishen membuka pintu mobilnya lalu menarik Jian Xiaoqiao keluar dari mobil. Setelah itu dia melihat warna merah darah di jok tempat Jian Xiaoqiao duduk. Dahinya berkerut.
Jian Xiaoqiao hanya menunduk dan berusaha menutupi pantatnya dengan tangannya. Dia bahkan tidak berani menatap mata Gu Yishen.
Benar-benar sangat memalukan!
Dia tidak berani membicarakannya dengan Gu Yishen.
"Pakai ini!" Ucap Gu Yishen sambil memberikan mantel panjangnya untuk menutupi tubuh Jian Xiaoqiao.
"Jangan harap aku akan bilang terima kasih!"
Setelah mengenakan mantel itu untuk menutupi tubuhnya, Jian Xiaoqiao tidak segera melangkah, dia tiba-tiba berjongkok sambil memegangi perutnya.
"Shh…" Jian Xiaoqiao benar-benar sudah tidak tahan lagi.
"Xiaoqiao, aku akan menggendongmu."
Akhirnya Gu Yishen menggendong Jian Xiaoqiao memasuki rumah sakit.
Saat sampai di ruang perawatan, tiba-tiba seorang perawat yang mengenalnya menghampirinya, "Xiaoqiao, bagaimana bisa kamu ada di sini? Apa kamu sakit?"
"Maaf, kamu salah orang." Ujar Jian Xiaoqiao berpura-pura.
Perawat itu terus saja bicara, "Xiaoqiao, apa kamu tidak apa-apa? Apa kamu kesini untuk mencari kakakmu? Aku akan mencoba meneleponnya."
"Jangan…" Jian Xiaoqiao belum selesai bicara, tapi perawat itu sudah menelepon Jian Mingrui.
Dalam waktu kurang dari tiga menit, seorang pria tampan pun memasuki ruangan itu.