"Jangan sembarangan bergerak, jangan sampai menyakiti anakku…" Ye Yan menundukkan kepalanya dan memandang Lan Qianyu dengan bola mata yang sedikit memicing penuh arti. Suaranya menjadi serak karena dipenuhi dengan hasrat membara. Satu tangannya berpegangan dengan kuat ke dinding, dan tubuhnya sedikit condong ke depan.
"Ah!" Lan Qianyu secara naluriah berseru gugup, "Tidak, jangan…"
Suara seruannya itu terpotong oleh ciuman Ye Yan yang datang tiba-tiba, ciumannya itu sangat ganas seperti badai yang mendadak mengamuk dan menyerangnya.
Hasratnya membuncah seperti arus sungai dan tidak dapat dikendalikan lagi. Saat ini hanya ada satu hal yang memenuhi pikirannya. Dia menginginkannya, amat sangat menginginkannya, dan ingin menjadikannya miliknya, selamanya.
Lan Qianyu sangat panik. Dia dapat merasakan gairah Ye Yan yang seperti nyala api yang mencoba untuk melelehkan hatinya yang beku. Sesaat Lan Qianyu merasa bingung, namun dengan segera akal sehatnya menguasai kembali pikirannya. Dalam hati Lan Qianyu terus menerus mengingatkan dirinya sendiri, tidak boleh, benar-benar tidak boleh.
Meskipun Ye Yan telah mengambil kehormatannya, meskipun dia sebentar lagi akan menjadi istrinya, tetapi dia juga tidak bisa membiarkan pria itu memilikinya semaunya. Kalau tidak, akan menjadi apa dirinya nanti?
Lan Qianyu mendorong Ye Yan sekuat tenaga, namun tubuh Ye Yan sangat keras dan kuat sehingga dia sama sekali tidak bisa menyingkirkannya. Di tengah kebingungannya, Lan Qianyu berkata dengan panik, "Apa kamu sudah tidak menginginkan anak ini lagi?"
Ye Yan terkejut, dia lalu berkata dengan tidak senang, "Aku tidak suka kalau kau selalu memakai anak untuk mengancamku!"
"Dokter mengatakan kalau tidak boleh melakukan hal semacam ini selama masa tiga bulan kehamilan, apalagi tubuhku masih terluka dan sebelumnya badanku memang sudah lemah. Kalau kau memaksa melakukannya sekarang, besar kemungkinan bayinya akan keguguran."
Nada bicara Lan Qianyu sangat dingin. Meskipun alasan sebenarnya adalah karena dia tidak ingin melakukannya, namun saat ini dia hanya dapat memakai cara ini untuk meyakinkan Ye Yan, kalau tidak Ye Yan pasti tidak akan mau mengerti.
"Apa benar begitu?" Ye Yan mengerutkan keningnya.
"Kalau kau tidak percaya, telepon saja dokternya. Ini adalah pengetahuan umum." Lan Qianyu memelototinya dengan sorot mata dingin.
"Baiklah!" Meskipun enggan, tapi akhirnya Ye Yan melepaskannya lalu berkata tanpa bersungguh-sungguh, "Maaf, tadi aku terlalu sembrono!"
Dia memang sangat sembrono. Setiap kali berhadapan dengan Lan Qianyu, entah kenapa hawa nafsu liarnya akan meluap.
Lan Qianyu dalam hati merasa lega, dia pun segera melarikan diri dari kamar mandi.
Di kamar, Lan Qianyu memakai jaketnya dan hendak pergi dari sana, namun dia mendapati pintu kamar telah dikunci. Dia sama sekali tidak dapat membukanya walaupun telah mencoba dengan berbagai cara. Lan Qianyu berdiri di samping pintu lalu berseru kepada Ye Yan yang masih berada di dalam kamar mandi, "Buka pintunya, aku mau keluar."
Ye Yan mengacuhkannya. Dia mandi dengan air dingin dan bermaksud untuk meredakan api gairah yang tadi menyala-nyala dalam tubuhnya.
"Hei, Ye Yan, kau dengar atau tidak? Bukakan pintu, aku mau keluar." Lan Qianyu tidak berani masuk ke kamar mandi dan hanya bisa berseru dari samping pintu.
Ye Yan tetap tidak memedulikannya dan membiarkannya berseru dengan sia-sia. Perempuan ini memiliki harga diri yang terlalu tinggi, dan bagi Ye Yan itu bukanlah hal yang bagus. Ye Yan belum melakukan apa-apa kepada Lan Qianyu, tetapi gadis itu sudah ribut mau pergi. Kalau sampai kakek tahu, dia pasti akan ditegur lagi.
Lan Qianyu duduk di sofa dengan kesal sambil menunggu Ye Yan keluar. Setelah lewat kira-kira setengah jam, akhirnya suara air di dalam kamar mandi pun berhenti. Lan Qianyu menggigit bibirnya dengan gelisah, dia ingin Ye Yan segera keluar, namun dia juga takut kalau dia keluar.
Akhirnya Ye Yan berjalan keluar dari kamar mandi, postur tubuhnya benar-benar sempurna dan dipenuhi dengan pesona liar yang kuat.