Lan Qianyu sejenak tertegun melihatnya, namun dia segera mengalihkan pandangannya. Wajahnya tampak semakin memerah.
"Tidak disangka kamu sangat pemalu, belum melakukan apa-apa saja mukamu sudah merah." Ye Yan melihat Lan Qianyu dengan penuh ketertarikan. Dia lalu duduk di sofa dan memberi perintah kepadanya, "Ambilkan kotak obat."
Lan Qianyu tahu kalau Ye Yan mau membubuhkan obat pada lukanya, dia pun menurut dan mengambilkan kotak obat itu dari lemari, "Apa perlu memanggil perawat untuk membantumu?"
"Urusan kecil seperti ini saja masa perlu memanggil perawat? Apa gunanya kamu sebagai tunanganku?" Ye Yan memutar bola matanya, "Aku sudah meminum obat dalam, sekarang hanya tinggal obat luar. Langsung saja pakai kapas untuk mengoleskan obatnya di atas lukaku."
"Baiklah." Lan Qianyu merasa tidak berdaya. Dia pun membuka kotak obat itu dan mengoleskannya ke luka Ye Yan dengan menggunakan kapas seperti petunjuknya tadi.
Ye Yan duduk miring di atas sofa dengan punggung menghadap Lan Qianyu. Lan Qianyu mengoleskan obat dengan teliti, dan Ye Yan memperingatkannya dengan penuh perhatian, "Oleskan pakai kapas, jangan sampai kena kulit. Obat ini bisa membuat iritasi, tidak baik untuk kandungan."
Gerakan Lan Qianyu sejenak terhenti, dia mengerutkan keningnya memandang Ye Yan, "Kau bahkan mengerti hal semacam ini, bagaimana bisa kau tidak tahu kalau dalam masa tiga bulan kehamilan tidak boleh melakukan itu?"
"Tentu saja aku tahu." Ye Yan berkata datar, "Dulu waktu aku dalam masa penyembuhan, aku terus terbaring di ranjang setiap hari tanpa bisa melakukan apa-apa. Saat itu aku banyak membaca buku tentang kehamilan, aku masih ingat dengan rinci mengenai hal itu."
"Kalau begitu kenapa kau masih…"
"Kan masih bisa melakukannya dengan cara lain tanpa menyentuh bagian tertentu…" Ye Yan menatap bibir Lan Qianyu yang berwarna merah seperti buah ceri, "Bukankah masih ada tangan dan mulut?"
Sesaat Lan Qianyu tidak bereaksi, namun dengan segera dia pun memahami maksud perkataan Ye Yan itu. Wajah dan telinganya pun memerah karena malu. Tangannya yang sedang bergerak di atas punggung Ye Yan tanpa sengaja tergelincir sehingga kapas yang telah diolesi obat pun menusuk luka Ye Yan. Dia pun mengaduh kesakitan, "Kamu sengaja membalasku ya??"
"Maaf, aku tidak sengaja." Lan Qianyu bergegas menarik tangannya. Dia lalu menundukkan kepala dan kembali membubuhkan obat.
Ye Yan menolehkan kepalanya dan memandang Lan Qianyu. Gadis itu benar-benar cantik. Setiap gerakannya membawa aura yang menggoda. Terutama ekspresinya yang datar dan dingin itu, benar-benar sangat memikat dan membuat jantungnya berdebar lebih kencang. Baju tidur yang dikenakan Lan Qianyu sangat tertutup dan kerahnya pun tinggi sehingga Ye Yan tidak bisa melihat apa-apa. Meskipun demikian, Ye Yan tetap dapat merasakan pesona tubuhnya yang seksi. Memikirkan saat ketika dia sedang bersama dengannya, dalam diri Ye Yan muncul sebuah hasrat yang bergerak dan membuatnya tidak dapat menahan keinginannya untuk memiliki tubuh yang murni dan segar itu.
"Apa yang kau lihat?" Lan Qianyu merasa tidak nyaman dengan pandangan Ye Yan itu.
"Melihatmu." Ye Yan menjawab dengan terus terang, "Aku benar-benar sangat penasaran. Kamu pernah menjalin hubungan dengan Xiao Han dan juga menjalin hubungan dengan Xiao Qi selama tiga tahun, masa sama sekali tidak ada keintiman? Wajahmu sedikit-sedikit memerah karena malu, dan lagi, apakah denganku itu adalah yang pertama?"
"Tidak semua orang sembarangan seperti kau." Lan Qianyu memelototinya dengan penuh kebencian. Dia tidak suka mengungkit hal itu, baginya itu adalah sebuah penghinaan.
"Siapa yang mendapat ciuman pertamamu?" Ye Yan bertanya dengan tidak tahu malu.
"Kalau kau bertanya lagi tentang hal ini, aku tidak akan mengoleskan obat untukmu lagi."
"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi." Ye Yan mengibaskan kepalanya. Dia lalu mengambil sebuah apel dari atas meja teh dan mengupasnya, sementara Lan Qianyu masih terus mengoleskan obat untuknya.
Ye Yan tampak sangat terlatih menggunakan pisau, dengan cepat dia pun selesai mengupas apelnya. Dia lalu memotong-motong apel itu menjadi potongan-potongan kecil dan mengulurkan sepotong ke mulut Lan Qianyu, "Makan sedikit."
"Aku tidak mau makan." Lan Qianyu mengalihkan wajahnya.
"Ayo!" Ye Yan mengulurkan potongan apel itu ke bibir Lan Qianyu.
"Aku makan sendiri saja." Lan Qianyu tidak bisa menolaknya dan mengambil apel itu lalu memasukkannya ke mulutnya. Saat itu Ye Yan tiba-tiba mendekatkan tubuhnya dan menggigit sebagian apel yang masih berada di luar mulut Lan Qianyu…