Ye Yan telah melepas pakaiannya dan hanya mengenakan sepotong celana dalam berwarna putih.
"Ada apa kamu memanggilku?" Wajah Lan Qianyu memerah dan tidak berani melihatnya.
"Luka di punggungku belum sepenuhnya sembuh, jadi tidak boleh kena air. Kalau aku mandi sendiri lukaku bisa basah. Masuklah dan bantu aku mandi. Cepat." Ye Yan bergegas memberi perintah, pada saat berbalik dia masih bergumam sendiri, "Kan bukannya belum pernah lihat juga, buat apa malu?"
Lan Qianyu menggigit bibir bawahnya dan terpaksa masuk.
Ye Yan memiringkan tubuh ke arahnya dan memperlihatkan figurnya yang sempurna. Kulitnya yang berwarna gandum basah dan memancarkan kilau menggoda. Dadanya yang berotot menunjukkan kekekaran seorang lelaki, dan kedua kakinya yang jenjang tampak kokoh dan kuat.
Jantung Lan Qianyu berdebar melihat tubuhnya yang telanjang, wajahnya pun terasa panas. Pipinya merah seperti buah persik, dan dia sangat gugup sampai matanya tidak tahu harus melihat ke arah mana.
"Sini, bantu aku mengoleskan shower gel." Ye Yan memunggunginya sambil memegang gagang shower dan membasahi punggungnya dengan hati-hati.
Lan Qianyu menggantung pakaian Ye Yan di samping pintu, lalu melangkah perlahan-lahan menghampirinya. Kemudian dia memencet sedikit shower gel Ferragamo edisi terbatas yang ada di sana.
Merk ini biasanya dipakai oleh keluarga bangsawan, sebotol kecil yang berisi dua ratus mililiter shower gel harganya mencapai puluhan ribu US dollar, benar-benar mewah. Ye Yan selalu suka memakainya, wanginya samar-samar namun elegan dan memberikan kesan mahal yang tidak kentara.
Lan Qianyu menjulurkan tangannya yang berisi shower gel itu ke punggung Ye Yan. Namun ketika dia hampir menjangkau punggungnya, tangannya pun gemetaran. Dia tidak berani menyentuhnya.
"Ayo cepat, kamu sedang apa?" Ye Yan berseru rendah.
"Lebih baik menyuruh pembantumu saja yang memandikanmu." Lan Qianyu hendak keluar namun Ye Yan bergegas menahannya, "Apa kamu mau seumur hidup terus menghindar? Beberapa hari lagi kita akan menikah, masa kamu berencana untuk menjaga jarak denganku selamanya? Sekarang hanya menyuruhmu memandikanku, bukannya mau menidurimu. Takut apa?"
"Aku…" Wajah Lan Qianyu memerah, dia tidak berani memandangnya.
"Aku bahkan sudah memakai celana dalam supaya kamu tidak canggung. Buat apa sungkan, anggap saja seperti mau berenang, kan juga harus memakai baju renang?" Ye Yan menertawakannya.
Lan Qianyu berpikir sejenak lalu membenarkannya. Akhirnya dia pun membulatkan tekad dan mengoleskan sabun di tubuh Ye Yan dengan berhati-hati agar tidak mengenai lukanya.
Tubuh Ye Yan hangat dan padat, serta seksi. Setiap kali menyentuhnya, jantung Lan Qianyu berdegup semakin kencang. Tangannya sedikit gemetar, namun dia hanya dapat menggigit bibir bawahnya dan menuruti perintah Ye Yan untuk membersihkan punggungnya.
"Sepertinya kamu sangat tegang?" Ye Yan dapat merasakan tangan Lan Qianyu yang halus bergerak di punggungnya. Terasa ada hawa panas yang muncul dari dalam tubuhnya.
"Aku tidak seperti kamu yang tidak tahu malu." Lan Qianyu berkata dingin.
"Masa istri yang memandikan suami disebut tidak tahu malu? Aku baru pertama kali mendengarnya."
Ye Yan tersenyum sinis lalu memiringkan kepala dan memandang Lan Qianyu. Dilihatnya wajah Lan Qianyu yang merah bagaikan api, bulu matanya bergetar, dan nafasnya pun kacau. Mungkin karena suhu air yang terlalu tinggi sehingga seperti ada awan merah pada wajah Lan Qianyu yang membuatnya tampak semakin menggoda. Mau tidak mau Ye Yan pun merasa sedikit tergerak.
"Putar badanmu, jangan sembarangan bergerak." Lan Qianyu menepuk pundaknya.
"Pelan sedikit, ada luka di sana." Ye Yan mendesis, tetapi dia menurut dan memutar badannya.
"Kenapa badanmu ini? Dimana-mana ada bekas luka." Lan Qianyu menyeka punggungnya dengan sangat berhati-hati agar tidak mengenai lukanya.
"Sepertinya daya ingatmu kurang bagus." Ye Yan berkata dingin, "Semua luka ini kan kudapatkan karena menyelamatkanmu. Pertama pada waktu kecelakaan, kemudian waktu dihantam oleh Xiao Qi. Bekas luka itu masih baru."