"Jangan sentuh aku, jangan sentuh aku…"
Lan Qianyu menjerit bak kesetanan. Dia tidak tahan dengan perlakuan Xiao Qi itu. Sentuhannya itu membuatnya jijik.
"Mengapa kamu melawan?" Akhirnya Xiao Qi menghentikan gerakannya lalu mendongak dan melihat Lan Qianyu, "Seandainya aku adalah Xiao Han, apa kamu akan pasrah? Hari itu saat dia membawamu pergi, kamu… apa kamu sudah menyerahkan semuanya kepadanya?"
"Benar, aku sudah lama menjadi miliknya. Orang yang kucintai adalah dia, bukan kau!!" Lan Qianyu sengaja memancing kemarahannya, "Cepat lepaskan aku, lepaskan aku…"
"Apa bagusnya dia? Bagian mana dari diriku yang kalah darinya?" Akhirnya Xiao Qi marah, dia mencengkeram leher Lan Qianyu lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Sejak kamu mengenalnya, dia selalu menyakitimu. Dia hanya bisa membuatmu menangis dan bersedih. Sedangkan aku, aku menyayangimu dengan sepenuh hati, tidak peduli apapun yang terjadi aku selalu mementingkan dirimu. Mengapa kamu begitu keras kepala?"
"Apa luka yang kau berikan untukku masih belum cukup? Kalian dua bersaudara sama-sama monster! Lepaskan aku, lepaskan aku…"
Lan Qianyu sudah tidak mempunyai kesabaran untuk terus menghadapi Xiao Qi, dia hanya ingin segera melepaskan diri darinya. Dia dapat merasakan hasrat yang membara dalam tubuh Xiao Qi. Tanda kelelakiannya telah bangkit dan menekan kuat kakinya. Kalau situasi ini terus berlanjut, akibat yang ditimbulkan nanti akan sangat buruk.
"Apa kamu tahu? Semakin kamu melawan, aku akan semakin senang…"
Xiao Qi mencium lembut pipi Lan Qianyu dan terus bergerak turun. Dia lalu menggigit pelan dagu dan lehernya, nafasnya perlahan-lahan menjadi berat. Tangannya semakin erat memegang kedua lengan Lan Qianyu…
"Jangan, jangan, lepaskan aku, lepaskan aku…" Lan Qianyu menggelengkan kepalanya dengan putus asa, "Berhenti, cepat berhenti…"
"Qianyu, aku akan mencintaimu dengan sungguh-sungguh, aku akan mencintaimu lebih dari Xiao Han, percayalah padaku, percayalah kepadaku…"
Ciuman Xiao Qi semakin liar bersamaan dengan suara dengusan nafasnya yang semakin kasar. Xiao Qi mencium dan menggigiti tulang selangka Lan Qianyu. Gairah dalam tubuhnya semakin panas membara, dia tidak lagi dapat mengendalikan dirinya.
"Jangan…" Lan Qianyu terus berseru sambil menangis, "Tolong, tolong, tolong…"
"Jangan teriak lagi, walaupun kamu menjerit sampai kerongkonganmu pecah, tidak akan ada orang yang peduli." Ciuman Xiao Qi telah bergerak sampai ke dada Lan Qianyu, dia menggigit ujung kerah bajunya dan berusaha untuk merobeknya.
Pada saat itu Lan Qianyu tiba-tiba sadar kalau kakinya masih dapat bergerak. Dia lalu menekuk lututnya dan menendang keras tubuh bagian bawah Xiao Qi. Tapi Xiao Qi dengan sigap melepaskan satu tangannya yang sedang menahan lengan Lan Qianyu dan menangkap kakinya sehingga tendangan Lan Qianyu pun dapat dihindarinya. Namun dia lengah terhadap serangan dari tangan Lan Qianyu yang telah terlepas dari pegangannya tadi.
"Plak!" Sebuah tamparan pun mendarat di wajahnya dengan suara yang sangat nyaring. Lan Qianyu memukulnya dengan sekuat tenaga sehingga wajah Xiao Qi yang tampan itu pun dalam sekejap memerah karenanya. Tetapi Lan Qianyu sama sekali tidak menyesal, dia memelototi Xiao Qi dengan penuh kebencian lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Bajingan!!!"
"Kau… berani memukulku?" Mata Xiao Qi mengeluarkan sinar bengis dan tajam yang seakan-akan menusuk Lan Qianyu.
Lan Qianyu mendorong Xiao Qi dengan kuat dan secepatnya berlari ke arah pintu. Namun baru saja dia berlari beberapa langkah, Xiao Qi telah menyergapnya dari belakang. Lan Qianyu menjerit kaget, Xiao Qi segera menahan pinggangnya dan mengangkatnya, lalu menghempaskannya ke atas tempat tidur.