Chapter 44 - Kalah 

Di luar, Xiao Han yang mendengar perkataan Ye Yan itu dengan terkejut menghentikan langkahnya. Dia melihat ke pintu kamar itu dengan pandangan linglung. Hatinya terasa seperti terperosok ke dalam jurang tak berdasar…

Walaupun sebelumnya dia telah mempunyai firasat buruk, tetapi saat ini ketika Xiao Han mendengar suara itu, dia benar-benar tidak berani untuk mempercayai pendengarannya. Mengapa rencana yang dibuatnya dengan sangat hati-hati itu bisa berubah menjadi seperti ini? Mengapa???

Di dalam kamar, gerakan Ye Yan semakin tidak terkendali…

"Jangan…" Lan Qianyu menjerit-jerit.

Xiao Han mengangkat kakinya dan menendang pintu, "BRAK!"

Ye Yan bereaksi dengan sangat cepat, dia dengan secepat kilat menutupi tubuh Lan Qianyu dengan selimut. Ye Yan menoleh dan melihat kalau yang sedang berjalan masuk adalah Xiao Han, dia pun merasa sedikit keheranan.

"Dasar binatang, kubunuh kau…" Xiao Han menerjang dengan beringas, dia lalu menghantam Ye Yan dengan tinjunya.

Api kemarahan pun segera berkobar di mata Ye Yan. Xiao Han masih akan memukulnya lagi, namun Ye Yan dengan sangat kuat mencengkeram tinjunya, "Kau gila ya??"

"Dasar brengsek…" Xiao Han meraung marah, "Jelas-jelas aku mengatakan kepadamu untuk tidak mengganggunya, mengapa kau menyentuhnya, mengapa???"

Seluruh tubuh Lan Qianyu gemetaran, dia memandang Xiao Han dengan terkejut, "Kalian… bersekutu?"

Suaranya bergetar, begitu pula dengan hatinya. Pada saat Ye Yan menyiksanya, wajah yang terus bermunculan di kepalanya adalah wajah Xiao Han dan bukan Xiao Qi. Pada saat itulah Lan Qianyu baru menyadari kalau dia belum melupakannya. Ketika Xiao Han menerjang masuk dan menolongnya, dia merasa sangat terharu, namun begitu mendengar kata-katanya tadi, Lan Qianyu sungguh sangat terkejut…

Ternyata orang yang mengkhianatinya bukan hanya Xiao Qi, tetapi juga orang yang benar-benar dicintainya, Xiao Han.

"Qianyu…" Xiao Han baru saja akan menjelaskan, namun Lan Qianyu telah mengangkat tangan dan memberikan sebuah tamparan keras di wajahnya. Dia mengerahkan seluruh kekuatannya sehingga tangannya pun bergetar keras, air mata tidak berhenti mengalir di wajahnya bagaikan sungai, "Mengapa, mengapa harus berbuat seperti ini? Mengapa???"

Suara jeritannya yang histeris itu terdengar serak dan sangat menyedihkan. Lan Qianyu menundukkan kepalanya dengan hati yang hancur seakan-akan seluruh dunianya telah runtuh.

Xiao Han menundukkan kepalanya, matanya merah, sepatah kata pun tidak keluar dari mulutnya.

Walaupun Xiao Han sama sekali tidak pernah berniat untuk melukainya, walaupun niat utamanya untuk pulang bukanlah demi perusahaan keluarga Xiao yang hampir bangkrut namun demi dia, tetapi Xiao Han sama sekali tidak bisa menjelaskan apa-apa karena semuanya sudah terlambat…

Seperti tiga tahun yang lalu, mereka saling melukai lalu berpisah.

Xiao Han juga mempunyai banyak permasalahan dan kesulitan, tetapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia tahu penjelasannya tidak akan memberikan apa-apa selain kesedihan.

Semua yang dilakukannya selama tiga tahun ini adalah demi Lan Qianyu. Dia telah mendaki hingga ke puncak dunia dan kembali lagi demi Lan Qianyu, semua agar Lan Qianyu tahu bahwa dia memiliki cukup kemampuan untuk menjaganya. Namun gadis yang dijaga dan dicintainya dengan sepenuh hati itu, cinta sejatinya, Lan Qianyu, hari ini malah hancur di tangan saudaranya sendiri karena kelalaiannya yang sesaat.

Dia pantas mati, benar-benar pantas mati. Tamparan yang diberikan Lan Qianyu itu tidak sesakit rasa bersalah di hatinya. Dia sungguh berharap Lan Qianyu akan menusuknya dengan pisau seperti yang dilakukannya tiga tahun yang lalu…

Pada saat itu, Ye Yan baru mengerti maksud dari kata-kata "perempuan itu" yang kemarin dikatakan oleh Xiao Han. Dia baru mengerti mengapa Xiao Han terus memperingatkannya agar tidak menyusahkan Lan Qianyu. Ternyata perempuan yang diam-diam terus mengisi tempat terdalam di hatinya adalah Lan Qianyu…

Sebenarnya selama tiga tahun bersahabat dengan Xiao Han, mereka sudah seperti saudara. Ye Yan sangat memahami Xiao Han, seharusnya dia bisa mengerti maksud di balik perkataannya itu. Kalau mau menyalahkan, salahkan saja Lan Qianyu yang terlalu menggoda. Ye Yan hanya ingin mendapatkannya, makanya dia mengabaikan perkataan Xiao Han…