Chereads / Sebuah Ciuman Untuk Suami Iblisku / Chapter 19 - Foto Pernikahan 2

Chapter 19 - Foto Pernikahan 2

Jantung Lan Qianyu berdegup semakin kencang. Gawat, kalau sampai Xiao Qi menemukannya sedang berdempetan dengan Ye Yan di kamar ganti yang kecil ini, dia pasti akan curiga. Dan lagi Xiao Qi ada di luar, bagaimana dia bisa keluar dengan kondisi seperti ini?

Saat dia sedang berpikir, tidak disangka tangan Ye Yan yang bergerak liar itu terjulur masuk ke dalam bajunya. Lan Qianyu terkejut dan secara refleks menahan tangannya itu, "Kau mau apa?"

Baru saja di mengatakannya, Lan Qianyu segera menutup rapat mulutnya. Dia memaki dalam hati, sesaat tadi dia lupa dengan situasinya dan tanpa sengaja mengeluarkan suara keras. Entah apakah orang di luar mendengarnya.

"Qianyu?" Sama-samar Xiao Qi mendengarnya, tetapi dia juga tidak terlalu yakin. Sebenarnya dia sedang berbicara dengan siapa? Kenapa dia aneh sekali?

Lan Qianyu mendengar langkah kaki Xiao Qi yang berjalan mendekat, dia berusaha menekan kepanikannya dan berpura-pura berkata dengan tenang, "Aku di sini, sedang ganti pakaian."

"Oh, pelan-pelan saja ganti pakaiannya, aku menunggumu di luar." Xiao Qi berkata dengan lembut dan sama sekali tidak mencurigai tunangannya itu.

"Baik." Pada saat Lan Qianyu menjawabnya, tangan Ye Yan sudah mengangkat pakaiannya. Dia marah sekaligus panik, lalu bersusah payah menangkap tangan Ye Yan dan berusaha menghentikan gerakannya. Tetapi Ye Yan sangat kuat, dengan mudah dia melepaskan pegangan Lan Qianyu dan melanjutkan membuka pakaiannya. Lan Qianyu mendorongnya dengan murka, tetapi tangan Ye Yan menerjang ke dinding dan mengeluarkan suara dentuman keras. Xiao Qi yang baru saja akan pergi dari sana menghentikan langkahnya dan segera bertanya, "Ada apa?"

"Tidak apa-apa, aku tidak sengaja menabrak dinding." Lan Qianyu berusaha agar suaranya terdengar normal.

Ye Yan menggosok-gosok punggung tangannya, lalu menggerakkannya ke depan wajah Lan Qianyu dan menyuruhnya untuk meniup-niupnya. Lan Qianyu menggertakan gigi dan memelototinya, dia sangat ingin menggigit pria ini sampai mati, tetapi dia tidak mau Xiao Qi menemukannya sehingga dia tidak berani melakukan apa-apa.

"Tubuhmu masih terluka, berhati-hatilah sedikit." Xiao Qi mengingatkannya dengan khawatir.

"Iya, aku tahu, pergilah mengatur rambutmu dulu saja." Lan Qianyu dengan cemas mengusir Xiao Qi secara halus, dia tidak ingin Xiao Qi sampai mengetahui keberadaan Ye Yan di sana…

"Baik." Xiao Qi pun pergi dan sama sekali tidak merasakan keanehan apapun.

Tangan Ye Yan lagi-lagi terjulur, Lan Qianyu mundur setengah langkah lalu menggertakkan gigi dan bertanya padanya dengan suara rendah, "Sebenarnya apa maumu?"

"Membantumu berganti baju pengantin…" Tidak disangka Ye Yan berbicara dengan suara normal. Lan Qianyu kaget dan segera menutup mulutnya, "Kamu mau mati ya? Keras sekali suaramu."

Ye Yan membuka tangan Lan Qianyu, lalu berbisik pelan di telinganya, "Kalau tidak ingin orang lain menemukan kita, kamu menurut saja…"

Tenggorokan Ye Yan sedikit bergerak, terlihat sebuah hasrat yang mendalam dari matanya yang berwarna amber…

Lan Qianyu marah seperti mau gila rasanya, dia memakai satu tangan untuk menutupi dadanya dan tangannya yang lain berusaha menarik kembali bajunya.

Ye Yan membuang baju atasannya, lalu membalikkan tubuh Lan Qianyu dan menekannya ke dinding. Sebelah tangannya dengan kuat mengunci kedua pergelangan tangan Lan Qianyu, tangan satunya lagi masuk ke dalam celana jeans-nya…

"Ah…" Lan Qianyu berseru terkejut, tubuhnya menegang bagaikan senar. Kedua tangannya memberontak ingin mendorong Ye Yan, tetapi pegangan tangan Ye Yan sangat kuat seperti penjepit besi. Lan Qianyu menangis tanpa air mata dan menggertakan gigi sambil memaki, "Brengsek, lepaskan aku!"

"Tubuhmu sensitif sekali…" Darah Ye Yan mulai memanas, dia lalu menggigit telinga Lan Qianyu dengan penuh hasrat. Nafasnya yang membara membangkitkan sensasi yang tersembunyi dan dia mengerang dengan suara rendah yang berat dan kasar, "Ayo kita selesaikan yang waktu itu belum terselesaikan! Akhir-akhir ini, kepalaku dipenuhi dengan dirimu, aku selalu memikirkanmu…"