"Apa-apaan sikapmu ini?? Aku sudah minta maaf kepadamu, tapi kenapa sikapmu seperti itu?"
Ye Yan marah. Dia memang bukan orang yang sabar, dia juga tidak tahu bagaimana meminta maaf. Tetapi hari ini dia sudah cukup sabar terhadap Lan Qianyu, namun Lan Qianyu tidak menghargainya.
"Aku memang seperti ini, kalau kau tidak suka, pergi saja cari Yuyao-mu." Lan Qianyu menatapnya dingin selama beberapa sesaat, kemudian dia berbalik dan berjalan ke kamar kecil.
"Berhenti." Ye Yan menarik pergelangan tangannya dan berbicara dengan kesal, "Lan Qianyu, aku benar-benar sudah terlalu baik kepadamu. Kau semakin lama semakin tidak terkendali. Aku bangun jam enam pagi dan mengirimkan piano untukmu, sepanjang pagi aku sibuk demi memberikan kejutan untukmu, tetapi kau malah…"
"Aku tidak butuh!" Lan Qianyu memotong perkataannya dengan dingin, "Semua benda-benda material ini hanya menunjukkan cinta yang palsu, berikan saja kepada perempuan lain, aku tidak butuh!!!"
"Kau…" Ye Yan benar-benar mengamuk, dia menghempaskan Lan Qianyu dengan keras ke sofa, "Kau bukan apa-apa di hadapanku, kalau aku memberimu sedikit perhatian itu adalah sebuah kehormatan bagimu. Jangan tidak tahu diri!!!"
Lan Qianyu memelototinya sambil menggertakkan gigi, namun dia tidak mengatakan apa-apa.
"Buat apa kau memelototiku???" Ye Yan menarik wajah Lan Qianyu dan hendak menciumnya, namun Lan Qianyu dengan cepat mengangkat tangannya dan menampar Ye Yan dengan keras. Ye Yan kurang sigap, dia menatap Lan Qianyu dengan pandangan kaget, "Kau berani memukulku???"
Ye Yan mengangkat tangan dan hendak memukulnya, Lan Qianyu secara naluriah memejamkan matanya. Namun ketika tangan Ye Yan hampir mengenai sasarannya, dia tiba-tiba berhenti. Ye Yan menggertakkan giginya sambil menatap Lan Qianyu, hatinya dipenuhi kebencian, namun dia tidak sanggup untuk melakukannya.
Beberapa saat kemudian Ye Yan masih tidak memukulnya, Lan Qianyu pun membuka matanya. Ye Yan memegang dagunya dan memberi peringatan keras kepadanya, "Karena kau sedang hamil, aku tidak melakukan apa-apa kepadamu. Kalau lain kali kau melakukannya lagi, lihat saja bagaimana aku membereskanmu."
Setelah itu dia pun berdiri dan berjalan pergi, "Aku tunggu di bawah, dalam sepuluh menit kau harus turun."
…..
Setelah mendengar suara pintu yang ditutup, Lan Qianyu pun kembali tersadar. Peristiwa yang baru saja terjadi itu membuatnya bingung. Ternyata Ye Yan bisa mengalah kepadanya. Tetapi kemungkinan besar Ye Yan melakukannya demi anaknya. Lan Qianyu menggeleng-gelengkan kepalanya dan tidak ingin memikirkannya lagi. Dia bangkit dan masuk ke kamar kecil, kemudian dia mengenakan jaketnya dan keluar dari kamar.
**
Ketika Lan Qianyu turun, dia melihat di atas meja makan telah dipenuhi dengan berbagai makanan ringan ala Tiongkok yang masih hangat. Tadi pagi dia tidak sarapan dengan baik, dari tadi dia sudah lapar lagi. Sekarang sudah hampir pukul dua belas siang. Perjalanan ke pantai akan memakan waktu cukup lama, begitu sampai di sana dia pasti akan sangat lapar.
"Nyonya Muda, silakan makan." Donna memanggilnya dengan hangat.
"Terima kasih, kebetulan aku sudah lapar." Lan Qianyu duduk dan meminum susu kedelai, "Donna, kamu benar-benar sangat perhatian."
"Tuan Muda yang menyuruhku menyiapkan ini semua." Donna berkata sambil tersenyum manis, "Setengah jam yang lalu dia menelepon dan menyuruhku menyiapkannya. Tadi waktu dia turun, dia menyuruhku untuk menyajikannya. Orang yang sangat perhatian adalah dia."
Dia? Lan Qianyu sedikit keheranan.
Entah apakah teliti memang sifat aslinya, tetapi sehebat apapun Ye Yan bertengkar dengan Lan Qianyu, dia tetap menunjukkan perhatiannya. Perjalanan dari rumah ke pantai akan memakan waktu satu jam, dan Ye Yan tahu kalau Lan Qianyu mudah lapar karena hamil, oleh sebab itu dia menyuruh Donna untuk menyiapkan makanan kecil untuknya.
Atau, dia melakukannya hanya demi anak dalam kandungannya…
Begitu memikirkannya, hati Lan Qianyu pun terasa jauh lebih ringan.