"Qianyu, kondisi mental Yuyao sedikit bermasalah, aku takut dia akan berbuat macam-macam, jadi tadi aku menyuruh pengawal untuk membawanya pergi. Tidak disangka kamu begitu baik hati, kalau begitu untuk sementara aku akan membiarkannya tetap tinggal di sini. Aku mewakilinya untuk berterima kasih kepadamu!" Tuan Besar Ye membuat alasan yang masuk akal.
"Kita semua adalah satu keluarga, tidak perlu sungkan."
Lan Qianyu dengan tenang melirik Ye Yan sekilas. Kening Ye Yan berkerut, ekspresi wajahnya juga tidak terlalu bagus. Mungkin dia kesal karena Tuan Besar Ye mengatakan mental Gong Yuyao bermasalah.
"Sudahlah, malam sudah larut. Kalian pasti lapar dan lelah. Cepatlah pulang dan beristirahat." Tuan Besar Ye berkata dengan penuh perhatian, "Qianyu, peristiwa malam ini terjadi karena kesalahan Ye Yan, aku sudah menegurnya. Jangan diambil hati, lain kali kalau Ye Yan berbuat salah, katakan saja kepadaku. Aku yang akan mendisiplinkannya."
"Iya, terima kasih, Kakek." Lan Qianyu mengangguk dengan patuh.
"Cepat antar Qianyu dan Nyonya Shen pulang!" Tuan Besar Ye memelototi Ye Yan.
"Iya." Ye Yan mengulurkan tangannya dan merangkul Lan Qianyu, namun matanya memandang Gong Yuyao.
"Kamu dorong adik sepupu saja, aku bisa jalan sendiri." Lan Qianyu tidak membutuhkan kemesraan palsunya.
Ye Yan tidak menunjukkan rasa terima kasih dan malah memelototinya dengan wajah cemberut.
"Yuyao pulang denganku ke rumah di selatan, dia tidak pulang bersama kalian." Tuan Besar Ye berkata, "Cepatlah pulang, jangan menunda-nunda lagi. Yan, jangan lupa mengingatkan Han Qing agar merawat teman Qianyu dengan baik, bawa dia ke rumah sakit pribadi keluarga Ye dan berikan pengobatan yang terbaik."
"Aku tahu, Kakek." Ye Yan mematuhinya.
"Kakek…"
"Kamu sudah lelah, biar kugendong." Ye Yan tidak memberi kesempatan kepada Lan Qianyu untuk berbicara, dia langsung mengangkatnya dan berjalan keluar dengan langkah cepat. Setelah berada di luar klinik, dia memperingatkannya dengan suara rendah, "Kakek tidak ada waktu untuk mengurus hal-hal kecil seperti itu. Malam ini kau bekerja sama dengan baik. Tenanglah, temanmu akan baik-baik saja, sekarang dia sedang terluka, lebih baik dia dirawat di rumah sakit. Tunggu setelah kita resmi menikah, aku akan menyuruh orang untuk menjemputnya."
Lan Qianyu menatapnya dengan penuh kebencian, dia begitu marah sampai sepatah kata pun tidak dapat diucapkannya.
"Tidak usah melihatku seperti itu!" Ye Yan mencibir, "Saat kau memilih untuk menggandeng tanganku, kau ditakdirkan seumur hidup menjadi perempuan milikku. Sebelum aku melepaskan tanganku, kau tidak akan bisa lari."
**
Sesampainya di rumah, Donna segera menyajikan makan malam yang enak dan bergizi. Lan Qianyu sudah terlalu lapar, sekarang dia malah tidak berselera. Meskipun Donna telah membujuknya, dia masih tetap tidak ingin makan.
Ye Yan sama sekali tidak merayunya untuk makan. Dia berjalan ke kamar mandi sambil melepaskan dasinya. Kemudian dia memberi perintah tanpa menoleh, "Donna, kalau dia tidak menghabiskan makanan-makanan itu sebelum aku keluar dari kamar mandi, kau tidak usah makan selama tiga hari."
"Kau brengsek!!!" Lan Qianyu melempar sebuah bantal ke arahnya.
Donna gemetaran, dia lalu membujuknya sambil menangis, "Nyonya, Anda sudah mendengarnya. Kalau Anda tidak makan, aku akan kelaparan. Umurku sudah tua, tidak bisa menahan lapar…"
"Baik, baik, aku akan makan." Lan Qianyu memaksakan diri untuk makan sedikit, namun dia tidak mungkin menghabiskan semua makanan itu.
Donna menghela nafas dengan tidak berdaya, "Nyonya, kalau Anda tidak bisa menghabiskannya jangan dipaksa. Tidak baik untuk perut Anda. Kalau Tuan menghukumku tidak makan selama tiga hari, biarlah aku tidak makan selama tiga hari. Toh aku juga tidak akan mati kelaparan."
Lan Qianyu merasa kasihan kepadanya, dia pun memaksakan diri untuk terus makan.
"Kalau tidak habis tidak usah memaksakan diri." Ye Yan berjalan keluar dari kamar mandi, sehelai handuk melingkar di bagian bawah tubuhnya. Dia langsung merebut sendok perak di tangan Lan Qianyu, "Aku bantu kau memakan sisanya!"