Chereads / Sebuah Ciuman Untuk Suami Iblisku / Chapter 105 - Usahanya 2

Chapter 105 - Usahanya 2

"Kamu bisa menghindar dari urusan lainnya, tapi yang ini tidak bisa." Ye Yan menasihatinya, "Meskipun kamu membencinya, dia tetaplah ibumu. Dia dengan tulus datang untuk menghadiri pernikahanmu, kamu anggap saja dia teman biasa, kamu juga semestinya menerimanya dengan ramah."

"Aneh sekali kamu berkata seperti ini." Lan Qianyu menatapnya dalam-dalam.

"Hmm?" Ye Yan menaikkan alisnya yang menandakan kalau dia ingin mendengarkan pendapat Lan Qianyu.

"Kamu sepertinya bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain." Lan Qianyu berkata datar, "Mungkinkah kamu menyuruhku pergi ke bandara karena kamu mempunyai tujuan tertentu?"

Mata Ye Yan berkilat sejenak, dia tidak mengira kalau Lan Qianyu cukup pandai dan bisa menebak pikirannya dengan begitu cepat. Tetapi saat ini dia tidak akan mengaku, kalau tidak Lan Qianyu tidak akan patuh dan mau pergi ke bandara dengannya. Ye Yan pun mencari sebuah alasan, "Sebenarnya kakek yang menyuruh kita untuk menjemput mereka. Kamu kan tahu, sekarang ini aku tidak bisa melawan kakek tua itu."

Lan Qianyu tertawa dan tidak berkata apa-apa lagi. Dia tidak mau terlalu memikirkannya, toh itu juga bukan masalah besar.

**

Donna benar-benar sangat terampil, dia ternyata bisa membuat hidangan jamuan sore ala Tiongkok yang otentik dan sangat sesuai dengan selera Lan Qianyu. Lan Qianyu makan sangat banyak sampai Ye Yan tidak tahan melihatnya. Dia meminggirkan pangsit rebus dari depan Lan Qianyu, "Kalau terlalu banyak makan nanti kamu tidak bisa tidur dengan nyenyak."

"Aku makan satu lagi, satu lagi saja." Lan Qianyu menatap piring berisi pangsit rebus itu dengan mata yang berbinar-binar.

"Baiklah." Ye Yan mengambilkan sebuah pangsit dan mengulurkannya ke mulut Lan Qianyu. Lan Qianyu menggigit sepotong besar dan memakannya dengan puas. Ye Yan menggodanya, "Mana ada perempuan yang makan seperti kamu ini? Tidak anggun sama sekali."

Meskipun nada suaranya terdengar jahil, namun sorot matanya sangat lembut. Dia sering melihat gadis yang anggun, tetapi dia lebih menyukai gadis seperti Lan Qianyu yang natural dan santai.

"Sudah, aku tidak makan lagi. Kenyang sekali." Lan Qianyu mengelus perutnya.

Ye Yan menelan sisa separuh pangsit rebus yang diambilkannya untuk Lan Qianyu tadi lalu mengambil tisu dan menyeka mulutnya. Dia pun berdiri dan hendak pergi, tetapi dia mendapati Lan Qianyu yang sedang menatapnya dengan pandangan aneh. Ye Yan pun bertanya keheranan, "Kenapa?"

"Itu tadi sudah kugigit." Lan Qianyu menunjuk mulutnya.

"Memangnya kenapa…" Ye Yan berbicara tanpa berpikir, tetapi setelah itu dia sendiri pun kaget. Ye Yan sangat memperhatikan kebersihan, setiap kali makan masakan ala Tiongkok dia selalu menyiapkan sendok saji. Tapi sekarang dia malah memakan makanan yang sudah dimakan oleh Lan Qianyu, dan lagi dia juga tidak merasa ada yang salah dengan tindakannya itu. Ini benar-benar aneh.

Saat itu teleponnya berbunyi, Ye Yan pun kembali fokus dan berkata kepada Lan Qianyu, "Naiklah dulu ke atas."

"Baiklah." Lan Qianyu naik ke lantai atas dengan patuh.

Ye Yan mengambil ponsel dan melihatnya, ternyata Xiao Han yang menghubunginya. Dia mendongak dan menatap Lan Qianyu, lalu langsung mengangkat telepon, "Xiao Han?"

Langkah Lan Qianyu pun terhenti. Ye Yan berjalan menghampirinya, dia pun dengan cepat berjalan kembali dengan tidak peduli seolah-olah dia tidak mendengar apa-apa.

"Benar. Lusa, kalau kamu ada waktu datanglah ke pernikahanku."

Ye Yan dengan cepat mengejar Lan Qianyu lalu merangkul pinggangnya seperti biasa. Tetapi Lan Qianyu bergerak menghindarinya. Kening Ye Yan pun berkerut, tadi siang saat dia merangkulnya, Lan Qianyu tidak menolak. Sekarang setelah mendengar nama Xiao Han dia pun berubah.

"Ada perlu apa kamu mencari istriku?" Ye Yan masih berbicara di telepon, bahkan dia menyalakan speaker.

"Kenapa? Kamu tidak berani membiarkan aku berbicara dengan Qianyu? Apa kamu takut dia akan berubah pikiran?" Terdengar suara Xiao Han dari telepon.

"Istriku, dia bilang kamu akan berubah pikiran. Jawablah dia, supaya dia cepat menyerah, jangan sampai menyia-nyiakan masa mudanya." Ye Yan mengulurkan ponsel kepada Lan Qianyu.