Chereads / Sebuah Ciuman Untuk Suami Iblisku / Chapter 101 - Rumah Baru

Chapter 101 - Rumah Baru

Ketika terbangun pada pagi harinya, Lan Qianyu sudah tidak melihat Ye Yan di sampingnya, hatinya pun merasa sedikit kecewa.

Saat itu tiba-tiba Ye Yan berjalan keluar dari kamar kecil. Dia sedang menyikat giginya, mulutnya dipenuhi busa dan dia bertanya dengan suara tidak jelas, "Kecewa karena tidak melihatku ya? Hmm?"

"Sikat gigimu sana, tidak usah bicara yang tidak perlu." Lan Qianyu memutar bola matanya, lalu dia merebahkan diri dan melanjutkan tidurnya.

Ye Yan tersenyum kecil lalu kembali ke kamar mandi untuk mandi. Kira-kira setengah jam kemudian dia baru keluar. Dia berganti pakaian di depan Lan Qianyu, bahkan dia juga berganti pakaian dalam di sana.

Lan Qianyu memutar badannya dengan malu lalu berkata dengan kesal, "Ye Yan, bisa tidak kamu lebih berhati-hati sedikit? Bagaimana bisa kamu ganti baju di depanku?"

"Tidak usah berpura-pura begitu, kamu juga bukannya belum pernah melihat tubuhku." Ye Yan yang sudah memakai celananya mulai mengenakan kemeja, "Dan lagi, kalau kamu tidak mempunyai maksud apa-apa, memangnya kenapa kalau melihat? Kurasa kamu sendiri yang mempunyai maksud tersembunyi dalam hati."

"Aku malas berbicara denganmu!" Lan Qianyu tidak ingin memedulikannya lagi.

"Bagaimana kalau aku memberimu ciuman selamat pagi?" Ye Yan mendekatinya, kedua tangannya memegangi bahu Lan Qianyu. Tubuhnya sama sekali tidak menekan Lan Qianyu, tetapi dia hanya sedikit mencondongkan badannya ke bawah dan menatapnya.

"Jangan macam-macam." Lan Qianyu bersiap-siap untuk mendorongnya, namun tiba-tiba perutnya terasa mual, dia pun bergegas menutupi mulutnya dengan tangan.

"Kenapa?" Ye Yan langsung mundur.

Lan Qianyu dengan cepat berlari ke kamar mandi lalu muntah. Ye Yan mengerutkan keningnya, dia bertanya dengan khawatir dari luar, "Kamu tidak apa-apa, kan?"

Lan Qianyu tidak menjawabnya dan masih terus muntah. Ye Yan semakin cemas, "Lan Qianyu…"

"Tok tok!" Terdengar suara ketukan di pintu, Zhao Jun melaporkan, "Tuan, sebentar lagi kita akan sampai. Pesawat sedang bersiap untuk mendarat. Silakan kalian kembali ke tempat duduk dan memasang sabuk pengaman."

"Panggil Hua Li kemari." Ye Yan memberi perintah kepadanya.

"Tidak usah." Lan Qianyu berkata dari dalam kamar kecil, "Aku tidak apa-apa, aku cuci muka dulu lalu segera keluar."

Zhao Jun tidak tahu harus bagaimana. Ye Yan membuka pintu, "Bawakan sedikit makanan ke sini."

"Baik."

Lan Qianyu keluar dari kamar mandi, Ye Yan memeganginya dengan penuh perhatian dan memberikan susu hangat kepadanya, "Makanlah sedikit, itu akan membuatmu merasa lebih baik."

"Terima kasih." Lan Qianyu menerima susu itu dan meneguknya banyak-banyak. Dia memang lapar, tetapi dia tidak mengira kalau Ye Yan akan begitu perhatian kepadanya.

…..

Saat pesawat mendarat, Ye Yan terus merangkul Lan Qianyu. Gadis itu bersandar lemah di bahunya. Lan Qianyu merasa sangat tidak enak badan namun Ye Yan merawatnya dengan penuh perhatian sehingga dia pun merasa sedikit lebih baik.

**

Setelah turun dari pesawat, Lan Qianyu baru mengetahui kalau suhu udara di New York sangat dingin. Ye Yan melepas jaketnya dan memakaikannya kepada Lan Qianyu, lalu membawanya masuk ke dalam mobil sambil merangkulnya.

Melihat kedekatan mereka berdua, wajah Tuan Besar Ye pun tersenyum senang.

**

Tuan Besar Ye berbicara sebentar kepada Lan Qianyu dengan penuh perhatian, kemudian dia masuk ke mobil lainnya dan melaju ke arah yang berbeda.

Lan Qianyu sedikit bingung, mengapa Tuan Besar Ye tidak ikut pulang bersama mereka?

Akhirnya mereka sampai di rumah setelah menempuh perjalanan selama lebih dari dua jam. Lan Qianyu turun dari mobil dan melihat pemandangan di depan matanya, suasana hatinya pun semakin rileks.

Dedaunan yang berjatuhan di tanah memancarkan sinar keemasan yang dipantulkan dari cahaya matahari senja. Rumah bergaya Eropa yang berwarna putih gading tampak begitu indah bagaikan istana dalam dongeng. Para pelayan yang mengenakan seragam berwarna hitam putih berdiri dengan rapi dalam dua barisan, mereka membungkukkan badannya dan memberi hormat sambil menyapa dengan bahasa Inggris yang fasih, "Selamat datang, Tuan!"

Lan Qianyu masih sedang mengagumi rumah di depannya ketika Ye Yan mengulurkan lengannya yang panjang dan kuat dan melingkarkannya di pinggangnya lalu mengajaknya masuk ke dalam.

Lan Qianyu tanpa sadar telah terbiasa dengan sikap Ye Yan yang suka memaksa bagaikan tiran itu. Selain itu, dia juga mulai terbiasa dengan gerakan-gerakan kecilnya yang menunjukkan keintiman. Kalau Lan Qianyu ingin tetap berada di sisinya, dia harus menurut kepadanya, namun dalam batasan tertentu. Penolakan yang berlebihan juga akan terlihat sangat palsu.