Chereads / Sebuah Ciuman Untuk Suami Iblisku / Chapter 100 - Komitmennya

Chapter 100 - Komitmennya

"Tidak apa-apa, itu sudah lama sekali berlalu. Bekas lukanya pun sudah lama sembuh." Ye Yan meletakkan handuk di tangannya, lalu dia merapikan selimut Lan Qianyu, "Tidurlah."

Lan Qianyu berkata pelan, "Terima kasih."

"Tidak perlu sungkan. Aku juga melakukannya bukan untukmu tapi demi anakku." Ye Yan berbaring di sampingnya.

Lan Qianyu tidak mengatakan apa-apa. Dia memejamkan mata lalu membalikkan tubuhnya dan memunggungi Ye Yan.

Ye Yan menjulurkan tangannya dari bawah leher Lan Qianyu dan memeluknya. Lan Qianyu ingin menyingkirkan tangannya itu, namun Ye Yan berbisik di telinganya, "Ini akan membuatmu tidur lebih tenang. Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apa-apa kepadamu."

Lan Qianyu tidak bergerak lagi, dia meringkuk dengan tenang di dalam pelukan Ye Yan, hanya saja separuh hatinya masih merasa khawatir.

Ye Yan menepuk-nepuk ringan punggungnya seperti sedang membujuk anak kecil. Dia berbisik pelan di telinganya, "Mamiku mengalami pendarahan saat melahirkan aku, dia sangat menderita, dan tubuhnya pun sangat lemah. Dalam ingatanku, mami tidak pernah berhenti minum obat. Keluarga kami dulu selalu menyiapkan kamar perawatan dan tim dokter spesialis untuk merawatnya setiap saat. Daddy-ku sangat mencintainya dan sangat baik kepadanya. Tetapi saat aku berumur tujuh tahun, dia meninggal…"

"Wanita cantik bernasib buruk." Lan Qianyu bernafas dengan berat, "Meskipun ibumu sakit dan meninggal begitu cepat, tetapi dia hidup bahagia karena dicintai oleh ayahmu, selain itu juga ada kamu."

"Dia bukan meninggal karena sakit." Suara Ye Yan bergetar, "Dia tewas dalam kecelakaan karena menyelamatkanku."

Lan Qianyu terkejut lalu membuka matanya dan menatap Ye Yan dengan gelisah dan kebingungan.

"Saat itu aku benar-benar sangat membenci diriku sendiri, mengapa aku harus dilahirkan? Sejak lahir aku telah membuatnya menderita. Akhirnya ketika kondisi tubuhnya dapat membaik, dia malah meninggal karena menyelamatkanku…" Ye Yan menjadi sedikit emosional. Dia memeluk Lan Qianyu semakin erat sehingga membuatnya agak sesak nafas, namun Lan Qianyu tidak berani mengatakannya.

"Tapi kakek dan daddy tidak pernah menyalahkan aku, mereka memanggil psikiater untuk mengobatiku dan sepenuhnya mengerti keadaanku…"

Ye Yan menarik nafas lalu mengganti topik pembicaraan, "Karena memiliki ibu yang hebat seperti itu, aku pun dengan cepat tumbuh menjadi anak yang bertanggung jawab dan berkomitmen. Dalam dunia bisnis aku bisa menghalalkan segala cara, tapi kalau demi anakku, aku pasti akan seperti ibuku, menyayangi dan menjaganya, dan tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya. Sekarang kamu mengerti kan, mengapa aku begitu peduli dengan bayi dalam kandunganmu?"

Lan Qianyu tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengangguk lemah. Benar, meskipun Ye Yan mempunyai seribu keburukan, tetapi demi anak ini, dia telah dua kali menyelamatkannya tanpa peduli dengan nyawanya sendiri. Tidak semua laki-laki bisa melakukannya. Komitmen dan tanggung jawabnya itulah yang membuat Lan Qianyu memutuskan untuk memilihnya.

"Lan Qianyu!" Ye Yan tiba-tiba memegang wajahnya dan berkata dengan wajah serius, "Aku tidak bisa memastikan akan memperlakukanmu sebaik apa di masa depan, tapi aku pasti akan memperlakukan anak kita dengan baik. Dan lagi, kamu sebagai ibunya juga tidak akan diperlakukan dengan terlalu buruk. Jadi jangan khawatir, selama kamu berada di sisiku, walaupun tidak hangat, tapi setidaknya kamu akan dapat hidup dengan tenang!!!"

Mendengar perkataannya itu, hati Lan Qianyu menjadi kacau. Dia senang karena bertemu dengan seorang pria yang bertanggung jawab, namun di saat yang bersamaan dia juga merasa sedih. Mungkin seumur hidupnya dia tidak akan pernah menemukan cinta sejati…

"Sudah, tidurlah." Ye Yan mendekap wajah Lan Qianyu di dadanya, lalu dia mematikan lampu dan tidur.

Lan Qianyu meringkuk di dalam pelukannya seperti seekor kucing kecil yang patuh. Dada Ye Yan yang kekar memberikan rasa aman kepadanya, degup jantungnya yang kuat membuatnya merasa tenang. Namun hatinya terasa hampa, sepertinya ada sesuatu yang kurang…