Kebencian yang sudah Zuo Weiyi pendam selama lebih dari 20 tahun sampai saat ini, sudah siap meluap seperti banjir bandang.
Zuo Weiyi menggeram, sementara Jiang Huaiyuan hanya bisa terdiam, kemudian menurunkan pandangannya, tatapannya terlihat kosong.
Jiang Huaiyuan terlihat merasa bersalah pada Zuo Weiyi dan Zuo Qing.
Zuo Qing mengangkat kepalanya, air matanya mengalir membasahi pipinya, selama 21 tahun baru kali ini dia melihat putrinya begitu marah.
Bagaimanapun, itu adalah kesalahannya karena tidak bisa mewujudkan keluarga yang bahagia untuk putrinya.
Memikirkan hal ini membuat Zuo Qing merasa bersalah dan menatap putrinya, "Weiyi, jangan marah, ibu meminta maaf kepadamu."
"Ibu!" Zuo Weiyi langsung memotong kata-kata ibunya, kemarahan dan rasa sakit yang mendalam tersirat dari wajahnya, genangan air matanya mengaburkan pandangannya. "Tidak bisakah ibu berhenti hidup untuk orang lain? Bisakah ibu jangan mempersulit diri lagi? Mau bagaimanapun ibu bertahan, pria ini tidak akan kembali pada kita, dia adalah Direktur Grup Jiang, dan kita adalah perempuan yang tidak ada artinya, aku adalah anak yang tidak sah, dia bahkan tidak akan menganggap kita."
Jika dia bisa, dia ingin membawa ibunya pergi dari kota ini agar ibunya berhenti mengharapkan ayahnya.
Meskipun Jiang Huaiyuan selalu memberi uang setiap bulan, namun ibunya sangat berhemat, bahkan mereka tidak pernah membeli baju baru.
Tentu saja Jiang Huaiyuan tidak mengetahui hal ini, karena setiap bulan dia tidak pernah datang untuk menengok mereka.
Zuo Qing mengangkat kepalanya, dia sadar bahwa selama lebih dari 20 tahun dia telah hidup untuk orang lain.
Zuo Weiyi sudah tidak bisa menahan lagi air matanya yang akan menetes, dia menatap Jiang Huaiyan dan Zuo Qing kemudian berbalik kembali ke kamarnya dan…
'brakkk...' Zuo Weiyi membanting pintunya.
Zuo Qing menatap pintu yang tertutup itu dan menangis.
Di sisi lain nada bicara Jiang Huaiyuan melembut, "Aku menyesal karena telah memperlakukan kalian berdua dengan buruk, namun ini untuk yang terakhir kalinya, aku mohon bujuklah Zuo Weiyi agar dia mau bicara dengan tuan Lin…"
"Pergilah!"
Tanpa menunggu Jiang Huaiyuan menyelesaikan ucapannya, Zuo Qing langsung memotongnya dan membentaknya.
Ini baru pertama kalinya dia mendengar Zuo Qing membentaknya, selama 20 tahun Zuo Qing tidak pernah melakukan ini, dia adalah wanita yang lembut.
"Pergilah, jangan ganggu aku lagi!" Dia memandang Jiang Huaiyuan dengan pandangan tak acuh sambil mendorongnya keluar.
"Qing, apa yang kau lakukan?!" Jiang Huaiyuan masih ingin mengatakan sesuatu.
"Pergilah, demi aku!"
Setelah mendorong Jiang Huaiyuan keluar, Zuo Qing menutup pintunya, dia tidak dapat menahan tubuhnya sehingga dia luruh di depan pintu.
Malam di kota Z terasa sedikit panas, Zuo Weiyi berdiri di samping jendela memandang lampu-lampu di luar, dia tampak sedang memikirkan sesuatu.
Tiba-tiba pintu terbuka, terdengar suara Zuo Qing yang lembut.
"Weiyi, ibu sudah selesai memasak."
Zuo Weiyi berbalik, walaupun saat ini dia tidak nafsu makan, namun untuk menjaga perasaan ibunya, dia akhirnya keluar.
"Weiyi…"
"Bu, Ibu tidak perlu merasa kasihan kepadaku, justru aku ingin berterima kasih karena telah memberikanku kehidupan yang baik, tadi sore aku kehilangan kesabaranku, aku sangat membencinya karena perlakuan kejamya kepada kita."
Melihat wajah tenang putrinya, Zuo Qing tidak berkata apa-apa dan hanya menundukkan wajahnya.
Setelah makan malam, Zuo Weiyi kembali ke kamarnya untuk mandi kemudian dia berbaring di tempat tidurnya.
Malam yang panjang, namun dia tidak bisa tidur.
Tiba-tiba, teleponnya berdering.