"Sebenarnya, aku sama sekali tidak setuju dengan cara yang seperti itu untuk mendapatkan kepentingan keluarga Tang. Tapi, kamu mengatakan jika masalah itu berhubungan dengan kebahagiaanmu seumur hidup, tentang keponakanku yang belum lahir itu, bahkan wanita tercinta mu itu juga palsu kan?" Shia Tang berbicara dengan tenang.
Sebenarnya Kris Tang ini bukannya takut karena harga saham keluarga Tang anjlok, tetapi dia takut kalau paman akan memecatnya sebagai presdir keluarga Tang kan?!' Batin Shia Tang. Aku memang sangat bodoh, orang yang punya otak pasti akan berpikir kalau Kris Tang pasti memiliki motif tersembunyi. Bayangkan saja, seorang sepupu yang dari kecil sampai sebesar ini bersikap tak peduli padamu, tiba-tiba menjadi begitu perhatian dan begitu peduli, bukankah itu memiliki motif yang tersembunyi? Batinnya lagi.
"..." Sekali lagi Kris Tang tak bisa berkata apa-apa.
"Kakak kedua, dulu kau bisa memanfaatkanku, itu hanya karena kelemahanku yang merindukan kasih sayang keluarga. Tapi sekarang, aku tidak butuh itu, kalian tidak perlu membuang-buang waktu untukku. Aku masih ada urusan, Kakak kedua lebih baik pulang saja!" setelah selesai bicara, Shia Tang langsung membalikkan badannya.
Tidak butuh, apa maksudnya? Mata Kris Tang melebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Apa aku akan membiarkan Shia Tang putus asa terhadap kasih sayang? Tidak boleh! Tidak boleh!! Katanya dalam hati.
"Shia, tunggu!" kata Kris Tang sambil terburu-buru menghentikan Shia Tang, kemudian berjalan sampai dihadapannya, "Kakak tahu, kakak minta maaf padamu. Jika suatu hari nanti kamu membutuhkan bantuan, kakak berharap kamu masih memikirkan kakakmu ini, untuk bisa membantumu" katanya pada Shia Tang.
Perlahan mata Shia Tang berair, ia menarik sudut bibirnya, lalu mencibir, "Apa aku masih berani untuk berpikir seperti itu? Bahkan ketika ingin meminta bantuan, panggilan teleponku yang terakhir langsung kakak tutup. Bahkan ponselmu langsung kamu matikan, hanya untuk ketenangan pesta perayaan. Jika itu kamu, apa kamu masih mau mencari orang seperti itu untuk membantumu?" tanyanya dengan nada kecewa.
"Shia, aku tidak tahu itu..." kata Kris Tang dengan sangat terkejut. Ia tidak menyangka, jika telepon Shia Tang yang ia tutup waktu itu adalah ketika Shia Tang meminta bantuan kepadanya. Kris Tang malah takut jika waktu itu Shia Tang menelpon hanya untuk menanyakan masalah wanita yang sedang mengandung anaknya. Maka dari itu ia terburu-buru menutup telepon dari Shia Tang.
"Aku tidak peduli lagi! Aku sudah menjalani kehidupan yang baik sekarang. Setidaknya, lebih baik daripada waktu aku berada di keluarga Tang, kakak pergi saja sana!" usir Shia Tang sambil menahan air matanya turun kembali, dengan tidak peduli kemudian membalikkan badan.
"Lebih baik daripada tinggal di keluarga Tang? Shia, apa kamu benar-benar berpikir seperti itu?" tanya Kris Tang sambil menahan Shia Tang.
"Benar!" jawab Shia Tang dengan singkat, Karena jika benar-benar dibandingkan, setidaknya Billy Li lebih memperlakukannya sebagai manusia.
"Kamu jatuh cinta dengan Billy Li? Apa Billy Li memperlakukanmu dengan sangat baik?" Kris Tang bertanya dengan sangat gugup.
"Apa kakak tidak ingin aku bersama Billy Li?" Shia Tang menjawab dengan sinis.
"Maksud kakak bukan seperti itu. Kakak khawatir kalau kamu ditipu!" Kris Tang mencoba menjelaskan.
"Khawatir aku ditipu? Sepertinya tidak semua orang memikirkanku seperti kakak kedua." jawab Shia Tang sambil mencibir.
"Shia, kalau kamu membenciku, kakak tidak akan menyalahkanmu. Tapi kali ini kamu harus mendengarkanku. Jangan sampai kamu jatuh cinta kepada Billy Li, mengerti?" kata Kris Tang kemudian. Ia tahu untuk saat ini tidak akan bisa membuat Shia Tang percaya lagi padanya. Ia hanya bisa bersungguh-sungguh, dan sekali lagi memperingatkan Shia Tang dengan sungguh-sungguh.
"Itu urusanku kakak kedua. Maaf, tapi aku sangat sibuk!" kata Shia Tang sambil melepaskan tangan Kris Tang.
"Shia, kamu tidak boleh jatuh cinta padanya. Karena keluarga Tang, telah berhutang satu nyawa padanya! Meskipun dia memperlakukanmu dengan baik, tapi tidak mungkin jika dia tulus kepadamu!" kata Kris Tang kemudian, ia seperti tak punya pilihan lain dan mengatakan hal yang sebenarnya. Berharap Shia Tang akan segera menyadari situasinya saat ini.
Ternyata kata-kata itu membuat Shia Tang berhenti melangkah, ia menolehkan kepalanya, kemudian terkekeh, " Aku tahu kok, karena aku pernah ke kuburan gadis itu!" katanya dengan mantab.
"Kamu pernah? Kalau begitu apa kamu juga tahu bagaimana dia mati?" tanya Kris Tang yang terkejut. Apa Billy Li sudah memberitahu Shia Tang? Tapi masalah itu kan, membuat orang sulit untuk membicarakannya, apa Billy Li bisa? Tanyanya dalam hati.
"Aku tidak tahu. Apakah kakak kedua akan memberitahuku tentang itu?" tanya Shia Tang kemudian. Ternyata! Bahkan masalah ini pun, Kris Tang mencoba untuk membohongi aku? Batinnya dengan marah...