"Tidak... kakak juga tidak tahu," Kris Tang berkata dengan nada takut akan ketahuan.
Kalau begitu, karena sepertinya sudah tidak ada lagi yang akan dibicarakan dengannya, maka Shia Tang langsung melanjutkan lagi langkahnya.
Kemudian Kris Tang teringat sesuatu, ia mengejar Shia Tang, lalu menyalin nomor telepon dan alamat seseorang untuk diberikan kepada Shia Tang, "Ini alamat ayahmu dan nomor teleponnya di Afrika Selatan. Paman tidak akan membiarkan kalian berhubungan lagi. Tapi kupikir, lebih baik kamu mengetahuinya." katanya sambil memberikan catatan di tangan Shia Tang.
"Terima kasih!" kata Shia Tang sambil melihat alamat dan nomor telepon di telapak tangannya. Masih dengan nada dingin ia berterima kasih pada kakaknya itu.
Pada akhirnya, Kris Tang hanya bisa duduk di dalam mobil sambil meninggalkan tempat itu dengan perasaan campur aduk dan rasa bersalah.
※
Di dalam kantor ber-AC yang menyejukkan itu, Steve terlihat sedang melaporkan berita terbaru yang baru saja ia terima. "Bos, ini adalah tren terbaru dari grup Tang, rencana awal mereka sudah disusun untuk pendapatan saham di Fumanlou. Dengar-dengar, sepertinya mereka ingin menjadikannya surga belanja paling indah di kota A. Kemarin Kris Tang secara pribadi sudah bertemu dengan ketua dewan Fumanlou untuk bernegosiasi."
Pria yang terlihat seperti sedang mengubur dirinya, dalam dokumen resmi dan menulis dengan cepat itu, tiba-tiba berhenti menulis. Lalu, ia mengambil PDA* untuk menjelajah, dan kemudian dengan tegas memerintahkan sesuatu, "Ketika sudah mendapatkan informasi yang pasti, langsung saja mulai!"
Fumanlou adalah sebuah jalanan, jika ingin bergabung dan membangun sesuatu di sana harus memiliki modal yang sangat besar. Menghancurkan proyek Grup Tang yang satu ini, mungkin bisa saja membuat mereka krisis keuangan.
"Baik!" kata Steve mengambil kembali PDA, lalu mengirim data bulanan kepada Bosnya, "Ini adalah laporan keuangan Grup Li bulan ini, Bos!" katanya melaporkan.
"Hmm!" Billy Li sama sekali tidak khawatir tentang hal itu, kemudian ia hanya terus menandatangani dokumen-dokumen resmi itu.
Setelah berpikir sejenak, Steve kemudian menyerahkan laporan terakhir di tangannya, "Ini adalah data informasi penyelidikan mitra kerjasama yang membuka kafe dengan nyonya, Bos!" katanya kemudian.
Kali ini, tanpa perlu memberikan instruksi, Billy Li telah menyelidiki sendiri dengan jelas. Ia mengambil penanya, lalu mendongakkan kepala melihat laporan yang ada di tangan Steve, " Ada masalah?" tanyanya.
"Tidak ada, hanya saja latar belakangnya misterius, Bos!" kata Steve dengan singkat. Hal itu sangat misterius sampai membuatnya tak mampu untuk menyelidikinya. Jadi, ia ingin bertanya kepada Bosnya apa perlu menggunakan kekuatan organisasi untuk menyelidikinya lebih lanjut.
"Jika tidak berbahaya sampai mengenai dia, biarkan saja!" kata Billy Li karena sudah berjanji untuk memberikan kebebasan yang mutlak kepada Shia Tang. Tentu saja, ia juga tidak akan menyelidiki Shia Tang berteman dengan orang yang seperti apa.
"Baik!" kata Steve singkat, karena sedikit menyesal melaporkan hasil investigasinya. Tapi, ini adalah pertama kalinya ia bertindak dengan keputusannya sendiri. Steve pikir Bosnya akan senang, tak disangka ia malah tidak tertarik dengan hal itu.
Apakah aku salah menebak? Apakah Bos sama sekali tidak bermaksud kepada Nyonya? Kalau begitu apa yang harus aku katakan tentang laporan pulang tepat waktu dalam beberapa bulan terakhir? Tanya Steve dalam hati.
"Kamu melakukan pekerjaan dengan baik kali ini." kata Billy Li memuji pekerjaan Steve. Ia berpikir, bahwa Steve pasti menjadi lebih waspada akibat tragedi penculikan Shia Tang yang terakhir kali.
Wajah Steve yang kecewa menjadi cerah seketika. "Terima kasih Bos. Lain kali jika ada hubungannya dengan nyonya, saya akan bertanya kepada Bos terlebih dahulu." katanya kemudian.
"Hmm!" Billy Li tidak mengatakan apa-apa, ia menundukkan lagi kepalanya dan terus bekerja.
Steve kembali ke ruangannya sendiri, sayangnya laporan investigasi yang saat ini sedang ia buka, di dalamnya terdapat foto perempuan yang bernama Sheryl Xia. Membuatnya merasa, seolah-olah pernah bertemu perempuan itu di suatu tempat. Sayangnya, Bosnya tidak tertarik. Kemudian, ia meminta detektif swasta untuk melakukan investigasi dengan biaya sendiri. Lalu, ia mengeluarkan korek api dan membakar sudut kertas laporan itu, kemudian membakar sepenuhnya di tempat sampah.
※
"Hey! Aku baru saja membuka kafe, kenapa kamu datang lagi!" begitu memasuki kafe, Sheryl Xia melihat Shia Tang menjadi pelayan, dan langsung menyeretnya untuk pergi.
"Sheryl, aku benar-benar ingin membantu!" kata Shia Tang sedikit kebingungan, Sheryl Xia benar-benar ingin menjadikannya sebagai musisi di dalam kafe ini.
"Aku sudah bilang kan, kedua tanganmu itu digunakan untuk memainkan piano saja. Hal yang lain tidak boleh kamu pegang. Jika sungguhan kamu pegang, pergi dan pegang piano sana!" kata Sheryl Xia sambil mendorong Shia Tang ke area piano yang dirancang khusus di sudut ruangan…
Note: *PDA atau bisa disebut Asisten Digital Pribadi (Bahasa Inggris: Personal Digital Assistant; PDA) adalah sebuah alat elektronik yang berbasis komputer dan berbentuk kecil serta dapat dibawa ke mana-mana. (sumber Wikipedia)