Kafe persahabatan itu terdapat dua lantai yaitu atas dan bawah, desain di dalamnya juga sangat modern. Di lantai bawah, ada jembatan diatas aliran air seperti sungai buatan, lalu lantai atasnya bernuansa luar negeri.
Tema di kafe tersebut sangat indah, membuat orang-orang yang datang ke kafe itu merasakan perasaan rileks dan nyaman saat mengobrol atau apapun di sana. Namun, karena namanya kafe persahabatan, tentu saja kebanyakan pelanggan di sana adalah perempuan dan para sahabatnya yang datang ke kafe mereka.
Untuk saat ini Shia Tang sedang duduk di lantai dua dekat tangga, ia memandang Sheryl Xia yang sangat sibuk di lantai bawah, dan melihat setiap meja tamu di kafe mengeluarkan ekspresi penuh arti dalam obrolan mereka. Mereka terlihat sedang saling berbagi perasaan masing-masing.
Shia Tang tidak pernah memikirkan kalau suatu hari nanti ia bisa bahagia. Baginya, bisa sebebas sekarang, dan tidak lagi terbebani rumor ataupun fitnah, sudah bisa membuat dirinya menjadi sangat bahagia.
Dalam sekejap, Sheryl Xia yang tadinya di bawah sudah berlari menuju ke arahnya. "Shia, Di luar ada orang yang mencarimu!" kata Sheryl Xia yang sangat suka memakai celana jeans dan T-shirt. Wajahnya juga tidak terlihat tua, jadi ia kelihatan penuh dengan masa muda. Membuat orang lain tidak menyangka bahwa usianya adalah 26 tahun.
"Siapa yang mencariku?" tanya Shia Tang, lalu bangkit dan cepat-cepat keluar menuju balkon yang dirancang khusus untuk menghadap pemandangan gedung di luar, lalu ia melihat ke bawah. Di sana ada sebuah mobil yang di parkir tepat di depan pintu masuk kafe itu. Lalu orang yang di dalam mobil menurunkan kaca mobilnya, kemudian melambaikan tangan untuk menyapa Shia Tang.
Melihat raut wajah Shia Tang berubah, Sheryl Xia juga melihat ke bawah menuju arah pandangnya kepada orang itu, lalu ia bertanya dengan cemas, "Kalau kamu mau, aku bisa menyuruhnya pergi!"
"Tidak perlu, dia kakak keduaku." kata Shia Tang sambil menolehkan kepala dan tersenyum.
"Apa! Dia adalah pria yang memanfaatkanmu untuk keuntungan perusahaan itu?" tanya Sheryl Xia.
Sheryl Xia tidak tahu jalan cerita mereka secara detail, tetapi baginya jika sahabatnya ini disakiti berarti sama saja dengan menyakitinya juga. Apalagi, orang itu masih menjadi orang yang paling dipercaya bagi sahabatnya ini. Bahkan yang lebih hina lagi, saudara Shia Tang ini memperalat kelemahannya yaitu keinginan terbesarnya, untuk memiliki ikatan kasih sayang sesama saudara. Sungguh kejahatan yang mengerikan menurut Sheryl Xia.
"Tidak boleh! Aku akan mengusirnya sekarang! Kamu jangan menemuinya! Orang seperti dia tidak pantas untuk ditemui!" Sheryl Xia menahan Shia Tang dan berkata dengan marah.
Suasana hati Shia Tang yang sebelumnya tertekan, kini langsung menghilang karena pembelaan dari Sheryl Xia, ia kemudian memeluknya dan berkata, " Sheryl, terima kasih karena sudah begitu baik padaku."
"Tentu saja! Aku sudah mengakui dirimu selamanya, sebagai satu-satunya sahabat terbaikku. Kita berdua mengesahkan kepemilikan kafe ini bersama. Jika aku tak baik padamu, lalu ke siapa lagi!" Sheryl Xia berkata dengan bangga, ia menunjuk pada kafe persahabatan yang mereka pijak sekarang.
"Kamu juga selamanya adalah satu-satunya sahabat baikku! Tapi, yang seharusnya dihadapi harus dihadapi Sheryl. Jika tidak, hati ini selamanya tidak akan merasa nyaman. Kamu tenang saja, aku sudah siap secara mental!" kata Shia Tang bersiap menghadapi saudara yang sudah memanfaatkannya dan juga sudah ia percayai dengan sepenuh hati.
Sheryl Xia menemani Shia Tang turun ke bawah, ia tak bisa melihatnya berjalan keluar sendirian untuk menemui pria itu. Yang Sheryl Xia khawatirkan adalah karena hati Shia Tang yang terlalu lembut, jika tidak hati-hati maka akan terjadi lagi kesalahan yang sama seperti sebelumnya.
"Kakak kedua, lama tidak bertemu." sapa Shia Tang sambil berjalan menuju ke arah Kris Tang, ia terdengar berbicara dengan nada datar.
Ketenangan Shia Tang, membuat Kris Tang bisa berkata apapun. "Hmm, lama tidak bertemu. Shia, kita cari tempat yang enak untuk ngobrol, yuk! Bagaimana?" tanyanya kemudian.
"Maaf, kakak kedua, aku sangat sibuk. Ada urusan apa mencariku?" tanya Shia Tang sambil tersenyum tipis, dan menolak ajakan tersebut.
Kris Tang juga menemukan, jika Shia Tang yang di hadapannya sekarang tidak mudah dibujuk seperti dulu. Meskipun masih memanggil Kris Tang dengan sebutan 'Kakak kedua', tapi kedengarannya kurang tulus, dan sangat tidak ramah.
"Tidak ada urusan kok. Kakak hanya ingin melihatmu, apakah kamu melalui hari-harimu dengan baik. Shia, bagaimana kabarmu?" tanya Kris Tang karena merasa bersalah pada Shia Tang, terutama ketika ia mendengar bahwa Shia Tang menjadi gila karena dirinya.
"Berkat dari Kakak kedua, aku baik-baik saja!" Shia Tang berkata sambil tersenyum.
"Shia, kamu sedang menyalahkanku, kan? Kakak tahu, tapi jika kakak tidak melakukan itu, harga saham keluarga Tang akan anjlok. Kamu bisa mengerti kakak dengan benar, kan?" jawab Kris Tang masih ingin menggunakan belas kasihan untuk melunakkan sikap adiknya itu...