Pada saat ini, perasaan dalam hati Shia Tang tidak mampu diungkapkan. Ia senang, terharu, sekaligus merasa lega. Ternyata, kalimat terakhir Billy Li yang berkata, 'Baiklah, aku mengerti', bukanlah akhir. Namun, ia menyuruh Shia Tang untuk menunggunya sampai datang ke sisi Shia Tang.
"Kenapa?" gumam Shia Tang sambil berjalan menuju arah Billy Li. Kenapa harus melakukan ini? Kenapa harus seperti ini demi aku? Kenapa dia tahu jika aku menelponnya, karena aku membutuhkannya? batinnya.
"Aku sudah pernah bilang, kamu tidak pantas berbohong di depanku, apalagi kebohonganmu ini bahkan tidak bisa ditulis dengan kata-kata." kata Billy Li.
Haruskah hal ini bisa dikatakan jika Billy Li mengerti Shia Tang, atau bisa dikatakan bahwa Billy Li tidak hanya memiliki tatapan yang panas, tetapi juga dapat secara akurat menebak keinginan hati seseorang.