Kamar itu redup, hanya ada lampu dinding di sepanjang jalan yang bersinar, dan kecerahannya hanya cukup untuk membuat orang melihat jalan dengan jelas. Aneh, bukankah kakak perempuan kedua berdiskusi di sini? Kenapa lampu saja bahkan tidak menyala? Batin Shia Tang. Ia merasa ada sesuatu yang salah, namun ia membunyikan alarm di dasar hatinya dan berhenti untuk berjalan ke depan.
Tangan Shia Tang berpegang pada dinding, tepat ketika akan melangkah mundur, tiba-tiba dari belakang, sepasang tangan meraihnya dan menghentikannya. Cetakan dokumen yang berada di tangannya, kini berserakan di lantai, karena mengenali wujud ini. Saat melihat seorang pria jangkung, ia hanya sempat melihatnya sekilas, dan tidak sempat memberontak, setelah itu bibirnya sudah tertutup rapat.
"Uh..." gumam Shia Tang, ia memberontak sambil ketakutan, sampai orang itu, dengan mudah membuka mulutnya. Lidahnya masuk dan menjarah dengan kuat serta mendominasi, membuat tubuhnya seketika membeku.