Karena Shia Tang hanya diam saja dan melihatnya, kemudian Melvin Tang berkata dengan ketus, "Apa yang kamu lihat! Kamu adalah putriku. Jadi, aku khawatir kalau kamu kelaparan. Apa yang salah dengan memberimu camilan malam!"
Apakah memang benar seperti itu? Di saat seperti ini, apa dia masih ingat kalau aku adalah putrinya? Batin Shia Tang. Lalu, ia berjalan mendekat dengan ragu, karena jika dirinya tidak memakannya, maka Melvin Tang akan berbuat sesuatu yang tidak akan ada habisnya. Hanya saja ia tetap mau menerima makanan itu.
"Ayah, ada uang di laci di kamarku. Ambillah, jika kamu membutuhkannya." kata Shia Tang, kemudian ia pergi ke dapur dan mencuci sumpitnya.
Seketika itu juga, mata Melvin Tang menjadi cerah, segera setelah mendengarnya, ia langsung berjalan dengan cepat menuju kamar Shia Tang sambil tersenyum.