Ketika Shia Tang melihat Billy Li yang bersikap acuh tak acuh kepadanya, membuatnya dengan spontan bertanya, "Bahkan kamu juga berpikir kalau aku yang melakukannya?" Heh... Sudah jelas, kalau aku bertanya juga tidak ada gunanya! Jika Billy Li tidak berpikir bahwa aku yang melakukannya, apa dia akan bertingkah tidak peduli seperti ini dan membiarkan bawahannya menyakitiku? Batinnya.
Demi wanita lain, Billy Li begitu yakin dengan kesalahan yang dilakukan oleh Shia Tang. Daripada disebut sebagai istri Billy Li, Shia Tang lebih pantas menyebut dirinya bahwa ia tidak lebih baik daripada mainan yang bisa dimainkan sesuka hati. Sudah ku katakan jangan berharap! Kenapa? Kenapa aku masih tidak bisa mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian sebelumnya? Tanya Shia Tang dalam hati.
Billy Li meletakkan pisau dan garpu di tangannya, mengambil kain bersih yang dibawa oleh Saudari Liu, lalu menyeka tangannya. Kemudian, perlahan-lahan mengangkat kepalanya dan melihat Shia Tang, ia yang seperti ini terlihat seperti kaisar kuno.
"Aku memberimu kesempatan tadi malam. Tapi kamu tidak menghargainya!" Katanya dengan acuh tak acuh.
Ternyata apa yang Billy Li katakan tadi adalah suatu hal yang sama, ternyata dari semalam ia sudah meragukan Shia Tang. Padahal semalam, ketika Billy Li meragukan Shia Tang, ia tetap mau memeluknya sampai akhirnya seperti sedang tidak terjadi apa-apa lagi. Semengerikan apakah seorang Billy Li ini? Batin Shia Tang.
"Baiklah, aku tahu!" kata Shia Tang tidak memberi penjelasan apa-apa, karena menjelaskan pun juga tidak ada gunanya. Ia tidak peduli dengan rasa percaya yang dimiliki oleh Billy Li, baginya tidak ada lagi yang perlu dipedulikan.
Shia Tang berdiri dengan perutnya yang masih sedikit sakit, dengan sedih setelah mengatakan itu, lalu ia menegakkan punggungnya dan berbalik untuk naik ke lantai atas. Tapi, seperti tidak ada yang melihat air mata itu jatuh dari sudut matanya ketika ia berbalik.
Wajah Billy Li begitu dingin, sehingga membuat orang yang berani melihatnya akan gemetar. Tapi, sudut matanya memperhatikan Shia Tang yang terlihat sedikit membungkuk ketika ia naik ke lantai atas.
"Bos, maaf! Saya terlalu emosi." kata Steve menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.
"Jika ada celah langsung lakukan sesuatu!" perintah Billy Li tidak banyak bicara, lalu ia hanya berdiri mengambil mantel dari tangan pelayan dan melangkah pergi. "Apa kata polisi departemen kejahatan bisnis?" tanyanya kemudian.
"Yami melakukan dengan sangat baik, dia tidak meninggalkan jejak yang menunjuk kepada Grup Li. Sejauh ini, Yami belum bekerja sama dengan polisi, saya khawatir dengan cara ini dia akan menderita." kata Steve menjelaskan.
"Carikan orang untuk dijadikan kambing hitam, pikirkan cara untuk menghubungi Yami, perhatikan juga semua gerak-gerik Presdir Tang." kata Billy Li dengan tenang menghadapi situasi ini Karena, jika mengerahkan anggota tanpa alasan yang jelas, Yami tidak akan bisa terlepas dari jerat hukum. Jadi, mereka hanya bisa mencari seseorang untuk dijadikan kambing hitam.
"Bos, Presdir Tang pasti juga akan berpikiran yang sama. Jika cara ini termasuk berhasil, Yami pasti masih akan dituduh sebagai mata-mata komersial." Steve berkata dengan cemas.
"Coba dulu! Pastikan kamu bisa mengeluarkannya!" Billy Li berkata dengan dingin.
※
Shia Tang yang naik ke lantai atas berbaring untuk waktu yang lama, lalu rasa sakit di perutnya berangsur-angsur menghilang. Ia mengganti bajunya dan berencana untuk keluar, tetapi ia tidak sengaja melihat noda darah di celana dalamnya. Ia mengerutkan keningnya dan menghitung hari. Namun, iba-tiba wajahnya ketakutan, kemudian ia mengganti pakaiannya dan pergi terburu-buru dengan tas dan membawa beberapa berkas.
※
Di tempat lain, sekitar pukul 10 Sheryl Xia datang lagi ke panti asuhan bintang. Kunjungan itu awalnya akan dilakukannya minggu depan, lalu ditunda menjadi bulan depan. Hanya karena, ia merasa terlalu sulit untuk melawan medan perang. Ini sudah kelima kalinya ia datang berkunjung, namun ia masih tidak bisa menaklukan kepala panti.
Ketika Kepala panti melihat mobil Sheryl Xia terparkir di pintu gerbang, dengan segera ia mendatanginya. "Nona Xia, kamu datang lagi? Aku sudah bilang, kalau aku tidak bisa membantumu!" katanya.
Karena, jika ia menghubungi nomor donatur yang tidak diketahui namanya itu untuk membantu Sheryl Xia. Lalu membuat donatur itu tidak senang, maka tidak akan ada lagi sumbangan untuk panti asuhan ini. Kalau begitu, bagaimana dengan nasib anak-anak di sana.
"Kepala panti, lihatlah saya membawa begitu banyak hadiah untuk anak-anak." kata Sheryl Xia masih dengan sangat ramah sambil membawa banyak hadiah di bagasi mobilnya.
"Kami bisa mengambil mainannya, tetapi untuk hal yang kamu inginkan, aku tidak bisa membantumu!" Kepala panti berkata tanpa daya, kemudian meminta anak-anak untuk datang mengambil hadiah yang di bawa oleh Sheryl Xia.
"Kepala panti, tidak bisakah mencoba membantuku? Anda yang menghubungi nomor tersebut, lalu saya yang akan berbicara padanya!" kata Sheryl Xia memulai silat lidahnya...