"Saudari Liu, tampaknya Tuan dan Nona Tang menjadi semakin mirip suami-istri." Pelayan pertama berkata.
"Dari awal mereka memang suami istri. Kamu berani memanggil Nyonya dengan sebutan Nona Tang? Ingin dipecat ya!" Pelayan kedua berkata mengkoreksi perkataan pelayan pertama.
"Kalau begitu sepagi ini mereka keluar memakai pakaian olahraga, apa mau lari pagi? Bukankah di Star Garden ini ada Gym?" tanya pelayan pertama.
"Bukannya udara di luar lebih segar dibandingkan dengan tempat Gym? Mungkin Tuan memikirkan maksud lain kepada Nyonya!" kata pelayan kedua, pemikirannya sedikit menyimpang.
"Kenapa kamu tidak mengatakan saja, jika Nyonya yang memaksa Tuan pergi keluar bersama? Setiap hari Tuan sibuk bekerja, Nyonya benar-benar tak berperasaan." kata pelayan pertama yang terlihat jelas menggemari tuan rumah.
"Kamu tidak melihat wajah Nyonya yang enggan itu?" tanya pelayan kedua langsung memutar bola matanya.
"Baiklah, jangan bertengkar. Apapun yang dilakukan oleh Tuan bukanlah urusan kalian, kerjakan saja bagian pekerjaan kalian masing-masing." kata Saudari Liu memarahi mereka dengan keras.
Kedua pelayan yang sedang bergosip itu bergegas kembali ke dapur untuk mengolah bahan-bahan makanan yang dibutuhkan untuk sarapan hari ini.
※
Di tempat lain, pria dan wanita yang sedang jadi bahan pembicaraan itu, terlihat bolak-balik berlari di jalanan bukit yang indah dan panjangnya ratusan meter. Matahari yang masih belum terbit, membuat lampu jalan di sana masih menyala.
"Huh... aku tidak bisa lari lagi..." kata Shia Tang, ia berhenti, lalu membungkuk, dan terengah-engah, ia terlihat sedang berkompromi dengan pria itu.
Berlari dari atas ke bawah tidak masalah bagi Shia Tang, ketika berlari dari bawah ke atas sekali dua putaran masih tidak masalah baginya. Namun, lebih dari itu membuatnya sudah tidak tahan lagi, karena jalanan itu begitu menanjak.
"Kamu sangat lemah, kamu dari awal seharusnya berlatih dengan baik!" kata Billy Li, ia mundur kembali untuk mendesak Shia Tang.
Shia Tang melihat pria itu sedang memakai kaos tanpa lengan berwarna hitam, saat ini ia melihat lengan yang kuat itu setebal dua kali lengannya. Tidak heran jika lengan itu begitu kuat, belum lagi ototnya yang juga terlihat luar biasa.
"Perempuan tidak membutuhkan fisik yang terlalu kuat." Shia Tang bergumam dengan suara kecil.
Tapi Billy Li mendengarnya, "Tidak butuh? Kalau begitu lain kali, ketika kamu berada di bawahku, tidak akan kuizinkan untuk berteriak seperti orang yang tidak punya tenaga. Aku tidak peduli kalau kamu pingsan sekalipun."
Wajah Shia Tang berubah menjadi merah dan tiba-tiba ia berlari lagi karena malu.
"Hahaha..." Billy Li terlihat sedang tertawa di belakang Shia Tang, tawanya terdengar indah.
Shia Tang mengira dirinya sedang bermimpi, membuat ia terus berlari, namun suara tawa di belakang tubuhnya terdengar tidak berhenti. Ia tidak berani menoleh ke belakang hanya untuk melihat mata dan alisnya yang saat ini sedang terbuka karena tertawa sangat bahagia. Membuat orang yang saat ini melihatnya, tidak memikirkan wajah dingin Billy Li yang biasanya.
Ternyata Billy Li sangat tampan ketika tertawa seperti ini, mungkin senyuman di matanya pasti sangat mirip dengan bintang yang bersinar terang di malam hari, membuat terkejut orang lain yang melihatnya.
"Tidak bisa lari lagi? Lemah sekali!" kata Billy Li, ia tersadar dengan tatapan Shia Tang yang sedikit gelisah karena dirinya menunjukkan senyum yang langka. Lalu mengejar ketertinggalannya, dan melihat wajah Shia Tang yang menghindari tatapannya itu.
"Kamu seharusnya banyak tersenyum, kamu adalah pria yang memiliki senyum terindah yang pernah kutemui." Shia Tang mengatakan apa yang dia pikirkan lalu berbalik dan berlari dengan cepat.
Billy Li tertegun, lalu entah kenapa ia tersenyum dari lubuk hatinya. Kemudian mengembalikan wajah dinginnya yang sedingin es itu, lalu menyusul Shia Tang yang seperti berlari dengan pelan.
"Memangnya berapa banyak pria yang pernah kamu temui?" tanyanya. Jika pertanyaannya saat ini bertujuan untuk mempermalukan Shia Tang, maka pertanyaan itu saat ini sedang mengobrak-abrik pijakan di hatinya.
Shia Tang benci dengan tatapan pria itu, lalu ia berhenti membiarkan pria itu agar berlari terlebih dahulu. Ia tidak punya kesempatan untuk mengenal pria manapun, karena ia yang dulu jarang melakukan kontak dengan orang-orang. Apakah Billy Li harus menertawakanku dengan menggunakan masa laluku? Tanyanya dalam hati.
"Masih ingin melihat matahari terbit tidak? Cepatlah!" kata Billy Li sama sekali tidak memberinya waktu untuk bermalas-malasan.
Shia Tang kaget. Apakah karena ingin melihat matahari terbit membuat Billy Li menarikku sepagi ini? Dia sepertinya mengatakan ingin melihat matahari terbit saat matahari terbenam kemarin. Tidak mungkin kalau dia serius kan? batinnya.
"Benar-benar merepotkan!" Billy Li bergumam dalam, lalu dengan cepat berbalik dan langsung menggendong Shia Tang ala Bridal Style berlari membawanya ke atas bukit...