Chereads / Buka Matamu dan Lihat Aku / Chapter 5 - Tidak Saling Mengenal (1)

Chapter 5 - Tidak Saling Mengenal (1)

Flunya tidak terlalu serius, sehingga tidak akan mempengaruhi Xia Wanan untuk menghadiri pesta malam ini. Meski begitu, setelah sarapan Xia Wanan segera meminum sebungkus obat herbal supaya lekas sembuh.

Sore harinya di rumah, Xia Wanan tidur selama 4 jam hingga membuat kepalanya pusing. Kemudian, ia bersiap-siap menghadiri pesta malam ini dengan santai.

Acaranya akan dimulai pukul 8 malam dan Xia Wanan sudah berangkat pukul setengah delapan.

Jam menunjukkan pukul 8 tepat ketika ia sudah sampai di 'Golden Splendor'. Di dalam ruangan sudah terdapat banyak orang.

Pesta ini diadakan oleh Han Zhijin. Jadi kebanyakan orang yang menghadiri pesta adalah teman Han Zhijin sendiri.

Han Zhijin sendiri adalah anak dari kakak tertua Han Jingnian. Ia memanggil Han Jingnian dengan sebutan paman. Ia seumuran dengan Xia Wanan, dan juga teman satu sekolah dengan Xia Wanan sejak sekolah dasar hingga SMA. Jika Han Zhijin tidak kuliah keluar negeri, mungkin saja ia dengan Xia Wanan satu universitas juga.

Di antara teman-teman yang diundang pada pesta ini, beberapa adalah teman SMA Han Zhijin dan Xia Wanan. Di antara mereka ada teman sejak kecil Xia Wanan yang bernama Song Youman. Selain itu, ada teman sekelas Xia Wanan saat SMA yang kemudian jadi teman akrab hingga masuk perguruan tinggi, namanya Ai Jiang.

Ketika Xia Wanan sudah tiba, Song Youman dan Ai Jiang masih belum datang. Saat melihat Xia Wanan, Han Zhijin dan sekelompok teman-temannya segera menghampiri Xia Wanan.

Pada saat ia menikah dengan Han Jingnian, hanya keluarga mereka saja yang tahu, sedangkan orang luar lain tidak mengetahuinya. Sehingga Han Zhijian sendiri tidak tahu perihal pernikahan mereka dan tetap memanggilnya sama seperti mereka masih sekolah dulu, "Wanan, Wanan".

Setelah Xia Wanan duduk cukup lama, Ai Jiang baru tiba. Karena Xia Wanan sudah ada yang menemani, Han Zhijin meninggalkan mereka berdua.

Orang-orang yang datang semakin lama semakin banyak. Namun ia tidak melihat Song Youman tiba. Xia Wanan pun segera mengirimkan pesan menanyakan keberadaannya.

Song Youman dengan segera membalas pesannya, 'Sebentar lagi sampai.'

Xia Wanan tidak membalas lagi pesan tersebut. Setelah beberapa saat ketika ia mau membalas, tiba-tiba pintu ruangan terbuka.

Dia berpikir Song Youman sudah tiba, sehingga Xia Wanan terus menatap pintu. Setelah melihat orang yang masuk, Xia Wanan yang berniat membuka mulut untuk memanggil, "Youman," tidak jadi ia lakukan ketika mengetahui siapa yang baru saja datang.

Xia Wanan sungguh tidak menyangka kalau orang itu akan datang. Han Zhijian telah mengundang pamannya, yang berarti orang itu adalah suami Xia Wanan. Han Jingnian lantas berjalan memasuki ruangan.

Han Jingnian memang terlahir sebagai seorang pemimpin. Aura yang dimiliki begitu kuat. Bahkan meskipun saat ini ia terlihat tenang, namun aura mengintimidasi yang ia miliki terlihat jelas. Ketika ia baru saja memasuki ruangan, semua orang di dalam ruangan tiba-tiba langsung terdiam.

Perhatian semua orang menuju ke arah Han Jingnian. Seluruh tubuhnya terlihat tidak ada kekurangan sama sekali. Bahkan alisnya pun terbentuk sangat indah.

Setelah tiga detik, Han Zhijin menghela napas. Ia secara refleks berperilaku baik dengan menyapanya, " Paman apa kabar?"

Han Jingnian tidak langsung membalasnya. Pandangannya langsung tertuju ke wajah Xia Wanan yang duduk di sana. Namun sesaat kemudian, Han Jingnian langsung mengalihkan kembali pandangannya ke arah Han Zhijin dan menjawab dengan mengangguk singkat. 

Setelah ia melangkahkan kakinya lagi untuk masuk ke dalam, suasana ruangan kembali seperti semula. 

"Paman, silakan duduk!" pinta Han Zhijin. Dibandingkan dengan sebelumnya, kalimat itu lebih mudah diucapkan. Ia menepuk-nepuk kursi kosong yang ada di sebelahnya, lalu mempersilakan Han Jingnian untuk duduk dan menuangkan segelas anggur. 

Han Jingnian segera duduk di tempat yang sudah disediakan tanpa menolak.

Xia Wanan tidak tahu kalau Han Zhijing melakukannya dengan sengaja, supaya Han Jingnian bisa duduk di samping Xia Wanan.