Chereads / Dokter Besar Ling Ran / Chapter 66 - Mengembalikan Mutiaramu

Chapter 66 - Mengembalikan Mutiaramu

Departemen darurat pada malam hari agak sedikit kacau dan kotor.

Ada pakaian bekas dan sampah di lantai. Tiang infus, kursi, dan ranjang juga menjadi serampangan. Bahkan ada seperti bekas muntahan yang ditutupi dengan kain yang direndam dengan cairan antiseptik di tempat sampah di sudut ruangan.

Ling Ran berjalan cepat menuju ruang perawatan, dia lalu mendapati pasien yang telah didorong masuk ke dalam kamar bertirai. Dari luar, Ling Ran melihat bagian atas tubuh pasien yang bersandar di kasur, matanya menatap ke langit-langit dengan tatapan sayu.

"Dokter Ling, masuklah." Suster Liu meminta Ling Ran untuk masuk kemudian dia menutup tirainya.

Pasien tidak bergerak sama sekali walau dia mendengar keributan.

"Apakah dia mengalami gegar otak?" Ling Ran memilih asumsi yang lebih logis, jika itu merupakan sesuatu yang lebih serius, penjahitan skrotum pun sudah bukan menjadi yang utama lagi.

"Dia masih terkaget." Zheng Pei, dokter residen yang berpengalaman, berlutut di kaki ranjang melihat luka pasien. Dia lalu menengadahkan kepalanya saat berbicara kepada Ling Ran.

"Oh." Ling Ran menatap lagi ke arah pasien dan memahami kondisinya.

Zheng Pei merupakan dokter yang berkacamata dan memiliki janggut kecil yang tumbuh di bawah dagunya dan rambut yang panjang hingga mencapai janggut. Dia akan menjadi dokter residen kepala utama setelah tahun ini, dan jika dia berhasil melewatinya, dia akan dipromosikan menjadi dokter tetap. Dia juga merupakan dokter shift yang ada di barisan pertama, dan memiliki pengalaman paling banyak; tiga tahun sebagai dokter residen, tiga tahun menjalani housemanship, dia juga telah melakukan penjahitan ribuan kali.

Zheng Pei tahu bahwa suster Liu akan mengutus orang untuk memanggil Ling Ran, dia pun menanyai Ling Ran dengan maksud ingin mengujinya. "Informasi apa yang bisa kamu dapatkan berdasarkan pengamatanmu saat ini?"

Dalam suasana hati baik maupun buruk, dokter senior akan selalu menguji dokter junior. Tidak peduli mereka adalah dokter magang ataupun dokter residen, mereka akan membuatmu malu di tempat.

Tentu saja, hal seperti ini sudah sering terjadi di kehidupan mahasiswa kedokteran, Ling Ran pun juga sudah tidak kaget lagi. Dia lalu mengamati pasien dengan pencahayaan yang cukup.

Dia hanya mendapatkan teknik jahit matras vertikal level spesialis yang hanya bisa digunakan untuk menjahit perut atau skrotum. Namun, untuk melakukan observasi dan diagnosis seperti ini dia masih perlu bergantung pada dirinya sendiri.

Untungnya, Ling Ran telah memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan itu sejak dini. Dia dengan sungguh-sungguh mempelajari luka yang berdarah itu, dan kemudian menjawab: "Robekan di sisi kanan skrotum memperlihatkan bagian dalam testis. Debu dan benda - benda halus asing dapat dilihat pada permukaan skrotum dengan jaringan lunak. Daerah yang terluka mencapai tunika[1], namun tunika tersebut harus utuh."

Setiap perkataan Ling Ran yang didengar pasien membuatnya bergetar sedikit.

Tidak mudah baginya untuk menerima informasi mengenai lukanya.

Zhen Pei terkejut dan melirik ke arah Ling Ran, dia lalu menyetujui dan berkata: "Pengamatan yang sangat rinci. Pengetahuanmu cukup luas ya."

Ling Ran tersenyum.

Zheng Pei menunggu selama beberapa detik. Dan tanpa menunggu balasan dari Ling Ran, dia pun tersenyum kepada Suster Liu dan berkata: "Lihat siapa yang kuajak bicara."

Lalu dia memberi ruang pada Ling Ran dan berkata: "Periksalah terlebih dahulu, kemudian katakan penilaianmu satu per satu padaku."

Ling Ran mengenakan sarung tangan dan mengutak atik lukanya sebentar untuk mengeceknya. Pasien yang matanya sayu itu pun bergetar lebih keras.

"Aku tidak melihat cedera yang terkait. Itu luka nonlinier(tidak membentuk garis) dan pasti terkontaminasi. Apakah luka itu semakin parah ketika di perjalanan? Tapi ini tidak mirip seperti itu…." meskipun Ling Ran telah mempelajarinya di buku, namun masih sulit baginya untuk mengeluarkan analisis yang akurat ketika berhadapan dengan praktik sebenarnya.

Zheng Pei tertawa lalu berkata: "Aku telah bertanya padanya tadi saat di luar, dia terluka ketika bermain skateboard di di taman. Kamu bisa menebak apa yang terjadi ketika dia melakukan gerakan lompat ke arah pegangan tangan yang terbuat dari logam untuk meluncur ke bawah?"

"Orangnya lompat, namun papannya tidak ikut melompat." Ling Ran merasa dia dapat seperti menjawab teka-teki.

Zheng Pei lalu menepuk tangannya sekali dan tersenyum. Dia lalu berkata: "Tepat sekali, dia akhirnya mengendarai pegangan logam itu turun ke bawah. Selain itu, pegangannya juga tidak bulat. Oleh karena itu..."

"Jadi kita harus mempertimbangkan kemungkinan tetanus dan memberinya suntikan tetanus." Ling Ran menyelesaikan kalimat Zheng Pei.

Zheng Pei terkejut, jelas-jelas mereka sedang asik dengan topik obrolannya tapi kenapa jadi kembali ke topik utama dalam sekejap?

"Pendarahan tidak terlalu serius. Adapun kondisi sperma…." Ling Ran lalu mengingat apa yang dia pelajari selama pelajaran anatomi. Dia bertanya dengan agak ragu-ragu, "Seperti apa bentuk sperma yang normal?"

Jika memberikan Ling Ran skrotum pria yang utuh dan membiarkannya untuk mengeluarkan korda spermatik(tali yang menyambungkan bagian testis dan bagian perut manusia) orang itu, dia masih bisa menentukan apakah skrotum orang itu itu normal atau tidak. Tapi karena situasinya saat ini cukup khusus, Ling Ran tidak berani membuat kesimpulan absolut ketika berhubungan dengan anatomi yang tidak dikenalnya.

Zheng Pei juga tidak memeriksa sejauh itu. Ketika mendengar perkataan Ling Ran dia pun langsung mengamati dengan seksama dan bergumam sendiri. Kemudian, dia berkata: "Jika itu abnormal, kita harus terlebih dulu mempertimbangkan kemungkinan torsi tali pusat sperma…..."

"Kalian ini masih ngobrol tentang 'Putri Huanzhu'[2] kah?" pasien yang di ranjang tidak bisa diam lagi dan bertanya dengan suara serak.

Zheng Pei dibuat bingung oleh pertanyaan itu dan berkata: "Kapan kita berbicara tentang Putri Huanzhu?"

"Barusan kalian bilang 'Jin Suo'[2], itu yang ada di dalam drama putri Huanzhu, kan…." pipi pasien berkedut dua kali, lalu marah sambil melihat ke langit-langit "Aku luka parah begini, para dokter masih membicarakan tentang drama Putri Huanzhu. Siapa yang mengirimku ke rumah sakit ini? Aku akan…."

Zheng Pei lalu marah dan geli di saat yang bersamaan: "Apa itu Putri Huanzhu? Sinetron zaman kapan itu putri Huanzhu? Apakah kamu tahu mengapa orang lain tidak mudah terluka saat bermain skateboard sedangkan kamu mudah terluka? Itu karena umurmu sudah terlalu tua….."

Suster Liu lalu segera berkata: "Dokter Zheng, kita akan menggunakan obat apa?"

Bagi para dokter dan suster, pertengkaran dengan pasien merupakan hal yang tidak boleh dilakukan dan hanya akan membuat masalah.

Zheng Pei menggelengkan kepala dan berkata: "Ling Ran, kamu jelaskan terlebih dahulu apa itu tali sperma kepada pasien."

"Tali sperma adalah struktur yang menahan testis pada tempatnya dan memberikan nutrisi pada testis. Isinya termasuk arteri, vena, pembuluh limfatik, saraf…." Ling Ran menjawab seolah-olah sedang membaca dari sebuah buku. Dia kemudian berkata kepada pasien, "Kami sedang memeriksa apakah tali spermamu berfungsi dengan normal. Jika ada masalah, misalnya seperti torsi [3], kami pun harus melakukan operasi, dan mungkin harus menghilangkan testis anda. Dalam hal ini, jahitan tidak diperlukan lagi."

Ling Ran tampak sedikit menyesal ketika dia mengatakan bagian terakhir.

Pasien tidak mengatakan apapun. Dia hanya terus menatap ke langit-langit dengan mata sayu, dan badannya gemetaran.

"Posisi testisnya sedikit lebih rendah dari biasanya." Zheng Pei lalu lanjut berkata: "Tidak ada torsi. Hanya saja posisi korda spermatika itu sendiri sangat tidak biasa."

Ling Ran melihat ke mana Zheng Pei menunjuk dan mengangguk setuju.

"Lakukanlah debridemen dan penjahitan luka. Pastikan tidak terlalu banyak memisahkan luka ketika kamu melakukan debridemen." Setelah Zheng Pei memastikan tidak ada masalah lain, ia memutuskan bahwa dia tidak akan melakukannya sendiri. Dia lalu melepas sarung tangannya dan memberi isyarat agar Ling Ran mengambil alih.

Ling Ran memang datang dengan niat melakukan operasi. Dia lalu duduk mengambil posisi di tengah tanpa ragu dan memulai penjahitan yang terkesan asing dan familiar secara bersamaan.

Teknik jahit matras vertikal level spesialis akhirnya digunakan.

Beberapa menit kemudian, telur telah kembali ke sarangnya.

Ling Ran lalu meninggalkan ruang kecil tersebut dengan puas. Dia merasa shift hari ini tidak sia-sia.

Lu Wenbin segera berjalan cepat ke arah Ling Ran ketika dia mendapat Ling Ran di koridor. Dia lalu berkata: "Dokter Ling, edema dia pasien ranjang nomor 5 telah berkurang."

"Kamu memeriksa kamar lagi?" Ling Ran melihat jam tangannya, ternyata sudah subuh.

Lu Wenbin bersinar gembira dan berkata: "Aku sekalian ingin memeriksa ketika lewat sana, tak disangka edemanya berkurang secepat ini."

Pada saat yang bersamaan, munculah notifikasi dari sistem di hadapan Ling Ran.

Misi selesai: "Mengobati pasien"

Hadiah misi: Teknik Insisi (Tipe kontrol busur level Spesialis)

  1. Tunika, yaitu lapisan pinggir yang membelah dan memperluas permukaan titik tumbuh serta membentuk lapisan epidermis.
  2. Tali sperma dilafalkan sebagai 'jin suo' dalam bahasa mandarin, yang merupakan pengucapan yang sama dengan karakter 'jin suo' dalam drama televisi Putri Huanzhu.
  3. Tali sperma dilafalkan sebagai 'jin suo' dalam bahasa mandarin, yang merupakan pengucapan yang sama dengan karakter 'jin suo' dalam drama televisi Putri Huanzhu.
  4. Torsio testis adalah kejadian di mana testikel terpelintir sehingga menyebabkan suplai darah menuju skrotum (kantung zakar) terhambat