Chereads / Super Internet / Chapter 82 - Target

Chapter 82 - Target

Setelah Fang Qi mendapatkan tugas dari sistem, ia mulai serius melatih keterampilannya.

Seperti yang dikatakan oleh An Huwei, memang hal seperti teknik pengendalian pedang menantang praktisi pengendali kekuatan. Meskipun Li Xiaoyao dapat mempelajari teknik itu dengan cepat karena bakatnya di dalam game, tetapi tetap tergantung pada diri Fang Qi untuk benar-benar memahami teknik tersebut.

Karena itulah, ia memikirkan dua cara agar dapat membantunya, yakni mencoba berpijak di atas air, dan mengukir bunga dengan pedang.

Untuk mengukir bunga dengan pedang, praktisi tersebut harus bisa menggunakan teknik pengendali pedangnya untuk mengukir sebuah bunga di sepotong kayu dengan pedang mereka. Dan mereka hanya bisa menggunakan Wu Qi atau energinya.

Dengan menggunakan Wu Qi, mereka bisa mengapung di atas air.

Caranya yakni dengan menggunakan jurus yang bisa membuat tubuh seseorang menjadi seringan bulu angsa, agar bisa berdiri di atas air dalam waktu yang sangat lama.

Itu adalah teknik umum yang bisa mengontrol energi supernatural, serta dapat membiasakan diri di permukaan air yang selalu bergejolak seperti ketika terbang menggunakan pedang.

"Hmm…. Ternyata pemilik warnet menggunakan teknik ini untuk melatih teknik pengendali pedangnya." Ujar Shen Qingqing yang setiap hari, setiap ia masuk ke dalam warnet, ia selalu melihat apa yang biasa dilakukan oleh Fang Qi di dalam gamenya. Hari ini ia melihat karakter Fang Qi yang sedang berdiri di atas air, dan tidak bergerak sama sekali. Kejadian itu membuatnya sangat terkejut.

Mendengar Shen Qingqing yang terkejut, membuat An Cheng yang baru saja masuk ke dalam warnet, langsung berlari ke arahnya. Ia dengan cepat menyadari apa yang sedang Fang Qi lakukan. "Aku tidak percaya kamu bisa memikirkan cara ini! Cara itu sangat tepat, dan jauh lebih efektif daripada berkumpul di depan pintu warnet untuk berlatih tidak karuan."

"Dia menggunakan sifat ombak yang bergoyang untuk meningkatkan pengendalian energi Qi dan keseimbangannya sendiri." Nalan Mingxue melirik ke layar monitor Fang Qi sambil memakan es krim Haagen-Dazs. Dan ia pun tidak jadi mengolok-olok Fang Qi. "Hmm ternyata pemilik warnet pintar juga."

Tentu saja. Selama Fang Qi tidak bilang apa-apa, tak ada yang tahu kalau caranya untuk berdiri di atas air, pernah ia lihat dalam film kartun di kehidupannya yang sebelumnya.

...

Mengukir bunga dengan teknik pengendalian pedang, memang sama dengan mengukir bunga dengan memegang pedang. Karena sama-sama menggantung pedangnya dengan seutas kawat logam untuk mengendalikan pedangnya.

Meskipun Fang Qi bisa menggerakkan pedang dengan menariknya, tapi rasanya sangat canggung saat ia sengaja melakukannya.

Fang Qi memegang potongan kayu dengan kedua tangannya, dan mengendalikan pedangnya menggunakan energi Qi untuk mengukir bunga. Perlahan-lahan kayu di tangannya mulai menunjukkan bentuk bunga. Meskipun beberapa ada yang bengkok, tetapi saat bisa mengendalikan kekuatannya dengan lebih kuat, guratan-guratan yang diukir menjadi semakin banyak dan bentuk bunganya jadi lebih indah.

Di dalam game, sekarang Fang Qi bisa mengendalikan energi Qi nya untuk mengendalikan pedang. Meskipun ia belum bisa terbang dengan pedang, tapi kemajuannya cukup cepat di dalam game.

Semakin mahir ia mengendalikan pedangnya di dalam game, maka Fang Qi semakin baik dalam mengendalikan energi Qi di dunia nyata.

...

Keberhasilan Super Internet memang membuat iri banyak orang. Kehadirannya mempengaruhi bisnis hiburan papan atas di kota Jiuhua—kebun binatang.

Awalnya kebun binatang dipenuhi dengan orang-orang dari keluarga bergengsi, tapi belakangan ini, tempat itu semakin sepi pengunjung. Jelas sekali kalau orang-orang berpengaruh di kota Jiuhua, semakin lama semakin tidak tertarik untuk berburu hewan.

Bagi kebanyakan orang, berburu adalah cara untuk menghabiskan waktu, tetapi itu bukan bentuk hiburan yang sesungguhnya.

Kebun binatang harus memberi makan banyak monster dan binatang buas, yang membutuhkan biaya dan sumber daya yang lumayan banyak untuk pemeliharaannya. Kalau tidak ada pemasukan lagi, entah apa yang akan terjadi pada tempat tersebut.

Karena kebun binatang itu dibangun untuk dapat dinikmati oleh orang-orang kaya, jadi sudah pasti pemilik usaha tersebut adalah seseorang yang kaya raya.

Pang Rulie adalah orang yang sulit bergaul. Rumahnya dibangun di gunung berliku-liku seperti taring binatang buas, hingga membuat daerah itu terlihat berbahaya. Ia memiliki tubuh berotot, dan hanya duduk di dalam rumahnya seperti binatang buas yang garang.

"Bagus! Bagus!" Suaranya terdengar seperti binatang buas yang siap memangsa. "Apakah kamu telah menyelidikinya? Sebenarnya apa yang terjadi di sana?"

Belakangan ini, pelanggannya semakin lama semakin sedikit, tetapi ia masih bisa menanganinya. Namun tiba-tiba ia merasa kalau usaha kebun binatang di gunung Qin sudah terlalu sepi pengunjung.

Pang Rulie mengeluarkan pipa tembakau bergiok hitam, dan selir cantiknya menyalakan api untuknya. Lalu ia menghembuskan kepulan asap.

Meskipun ia masih bisa menangani keuangan untuk kebun binatang yang berada di gunung Qin, tapi nantinya tempat itu bisa saja bangkrut. Apalagi ada seorang pencuri yang mencuri para pelanggannya.

Pang Rulie menghembuskan sekumpulan asap putih dan berkata, "Sudah selama ini tapi baik-baik saja?"

Lalu, ada seorang pelayan wanita yang masuk, dan membungkuk kemudian berbisik ke telinganya.

Seketika wajah Fang Rulie berubah menjadi suram lalu bertanya, "Kenapa sebuah toko kecil bisa sampai mencuri semua pelanggan kita? Lalu kenapa kamu tidak tahu asal-usul pemilik toko itu? Padahal banyak orang-orang bergengsi yang sering mengunjungi tokonya."

Pang Rulie yang jahat kemudian berkata, "Kalau begitu, dia juga harus hati-hati."

Di dunia ini, ada banyak orang nekat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai moral.

Membunuh?

Itu adalah ide yang paling bodoh.

Jika pemilik Super Internet meninggal, maka semua orang akan langsung marah.

Pang Rulie bisa terjerat hukum, kalau sampai ketahuan melakukan tindakan pembunuhan.

Pang Rulie telah membangun usaha kebun binatang hingga berkembang pesat di kota Jiuhua selama bertahun, dan memperluas kebun binatang di gunung Qin. Ia memiliki keterampilan yang unik sehingga ia tak mungkin melakukan hal tersebut secara sengaja.

Dengan ekspresi seramnya, Pang Rulie berbisik ke telinga pelayan tersebut. "Suruh 'Jaring Darah' untuk pergi mengurusnya."

Di dunia ini, kemenangan bisa dimenangkan tanpa pertempuran.

...

Misalnya.....

Mereka sedang memperhatikan loli kecil yang sendirian.

"Target telah keluar." Di luar warnet, ada beberapa pasang mata dingin yang menatap Jiang Xiaoyue berjalan keluar toko.

Mereka adalah 'Jaring Darah', yakni pemburu yang membunuh dan memburu monster serta binatang buas berharga untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai. Bahkan jika harganya tepat, mereka tidak keberatan untuk memburu manusia.

Mereka sangat kuat, karena terbiasa menghadapi monster dan binatang buas.

Hanya orang-orang kuat yang terpilih, yang bisa bergabung di Jaring Darah. Mereka juga harus memiliki pengalaman bertarung. Bahkan yang paling lemah di antara mereka sudah melewati tingkat Prajurit Leluhur.

Prajurit maupun kultivator biasa tidak akan berani bersinggungan dengan kelompok tersebut.

"Aku tak mengira targetnya adalah gadis yang tak berdaya." Meskipun tugas itu terlihat sangat mudah, tapi mereka harus mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Mereka tidak akan membiarkan target mereka melarikan diri. "Target sudah mendekati daerah perburuan. Bersiaplah!"

Kemarin, cerita dalam game The Legend of Sword and Fairy telah membuat Jiang Xiaoyue sangat tersentuh.

"Mengapa akhir cerita Caiyi begitu menyedihkan? Mengapa nasib Ling harus begitu tragis?"

"Putri harus bekerja keras agar bisa memainkan game itu, supaya bisa menyelamatkan mereka semua." Gumamnya penuh tekad.

Saat ia memikirkan cara untuk mengubah nasib mereka, Jiang Xiaoyue menjadi lebih bersemangat. "Putri jauh lebih pintar daripada pemilik warnet itu. Putri pasti bisa melakukannya!"

Ia meninggalkan toko karena harus berbelanja bahan makanan. Jika ia ingin menghasilkan uang, ia harus belajar cara memasak. Lagi pula, ia masih berhutang beberapa roh kristal pada Fang Qi.

'Putri harus segera mengembalikan uangnya, karena tidak ingin berhutang pada Bos bodoh itu!' Pikirnya.

Saat itu, Jiang Xiaoyue tidak sadar dengan sekelilingnya.