Setelah Fang Qi menutup tokonya, ia menghitung uang yang ia hasilkan hari ini. Walaupun sistem mengambil sebagian besar roh kristal yang ia dapat, tapi ia masih mendapatkan banyak keuntungan.
Karena pelanggannya menjadi semakin banyak, dalam sehari ia bisa menghasilkan 600-700 roh kristal. Walaupun setiap hari ia hanya mengambil 10%, sekarang ia memiliki lebih dari 300 roh kristal.
Dengan 300 roh kristal tersebut, ia bisa membeli sebuah artefak spiritual yang bisa terbang.
'Aku sudah bisa membeli sebuah mobil sekarang.' Pikir Fang Qi yang sedang dalam suasana hati yang bahagia.
Sementara itu, di dalam warnet masih ada seorang loli kecil yang sedang membersihkan warnet sambil menangis. "Huhuhu.... Kapan Putri bisa mendapatkan banyak uang? Putri ingin minum Sprite dan main Diablo."
...
Keesokan harinya.
Hal yang paling menyenangkan bagi si loli kecil Jiang Xiaoyue adalah makan. Sebagai loli kecil yang masih anak-anak, ia tak punya hobi lain selain makan, dan ia sangat ingin mencoba Sprite.
Setiap hari ia selalu melihat Fang Qi dan para pelanggan yang lain, meminum Sprite dengan nikmat.
"Qi, kamu mau beli bakpao lagi?" Tanya bibi Wang, penjual bakpao yang berada di samping tempat dengan ramah. "Hari ini pesan tiga keranjang bakpao lagi?"
"Apakah beberapa hari belakangan kamu sedang berkultivasi dengan giat?" Tanya bibi Wang. "Nafsu makanmu semakin meningkat." Imbuhnya.
"Begitulah." Balas Fang Qi sambil memberikan uang ke bibi Wang, lalu menerima tiga keranjang besar bakpao isi daging yang setelah itu ia bawa masuk ke dalam warnet.
Ia begitu malas menjelaskan ke orang lain, kalau loli kecil di sampingnya inilah yang memakan dua keranjang bakpao isi daging di pagi hari. Kalaupun dijelaskan, tak akan ada seorangpun yang mempercayainya.
Hari ini warnetnya buka pagi sekali, jadi masih belum ada pelanggan. Mereka berdua duduk di meja resepsionis. Jiang xiaoyue makan dengan lahap, tetapi tetap terlihat anggun. Sedangkan Fang Qi melihatnya dengan tatapan penasaran. 'Jangan-jangan di perut gadis ini ada ruangan sistem hitam untuk menaruh semua makanan itu?'
Setelah Jiang Xiaoyue selesai memakan satu bakpao, tiba-tiba ia tersadar kalau Fang Qi sedang menatapnya, dan itu membuatnya menjadi risih. "Kenapa kamu melihatku?"
"Aku pikir aku perlu menurunkan gajimu." Ujar Fang Qi dengan muka serius. "Kalau tidak, kamu pasti akan membuatku jadi miskin, karena kamu banyak makan."
"Grrt..... grrt...."
Mendengar hal itu, Jiang Xiaoyue pun menggertakkan giginya sambil menatap tajam pada Fang Qi, seolah ia ingin memakan orang.
Lalu ia melihat Fang Qi mengambil sebotol Sprite dan meminumnya dengan puas.
"Ah.... kenapa ia melakukan hal ini padaku?!" Keluh Jiang Xiaoyue yang ingin menangis.
"Pak! Ambilkan aku sebotol Sprite!" Fang Qi baru saja selesai menyeruput minumannya, saat Xu Zixin datang dan meminta sebotol Sprite.
"Sprite-mu memang yang terbaik." Ujar Xu Zixin setelah meminum Sprite-nya dengan sekali tegukan besar.
"Putri juga ingin meminumnya." Gumam Jiang Xiaoyue yang menatap Fang Qi dengan tatapan sebal.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Fang Qi.
Loli kecil tersebut, langsung mengalihkan pandangannya. Ia harus bersabar karena ia masih belum mencicipi Sprite dan bermain Diablo.
"Apakah Putri benar-benar harus mencuci pakaian dan memasak untuk bos jahat ini?"
"Tidak! Putri adalah orang yang memegang teguh pendiriannya!" Gumam si loli kecil. "Bos jahat ini pasti sengaja. Aku tidak boleh kena tipu muslihatnya!"
"Pak! Aku minta Sprite." Lalu An Cheng dan teman-temannya datang.
"Oke." Fang Qi kemudian membuka kulkasnya dan melihat sisa Sprite yang ada di sana.
Satu, dua, tiga, empat, lima.
Sisa lima botol.
"Sisa lima botol!?" Ucap Fang Qi yang langsung membeku di tempatnya.
"Hanya ada lima botol?" Tanya Jiang Xiaoyue yang segera menghampiri Fang Qi, dan membelalakkan matanya ke arah kulkas.
An Cheng, Bu Che dan Ouyang Chen, membeli tiga botol Sprite, jadi sekarang sisa dua botol.
Saat pintu kembali terbuka, ada dua orang tua yang berjalan masuk.
"Beri kami dua botol."
"Ah! Bos bodoh! Putri kan mau minum Sprite! Putri akan... tidak, Putri tidak akan belajar memasak!"
Akhirnya Jiang Xiaoyue menyerah.
"Hmm…." Fang Qi tidak tahu kalau Jiang Xiaoyue ingin meminum Sprite. "Apa hubungannya antara belajar memasak dan meminum Sprite? Lagipula kalau sekarang kamu belajar memasak, kamu tidak akan memiliki cukup uang untuk membeli Sprite." Ujarnya pada Jiang Xiaoyue.
"Putri ingin pinjam tiga keping roh kristal. " Ujar Jiang Xiaoyue sambil memeluk sebotol Sprite.
"Pinjam?" Tanya Fang Qi dengan tatapan tidak percaya, tetapi tetap meminjamkannya.
"Ini." Ujar Fang Qi sambil menaruh tiga roh kristal di atas meja resepsionis. "Setelah kamu belajar memasak, aku akan memutuskan berapa upahmu untuk memasak."
'Putri ingin sekali mengambil ratusan kristal dan melemparkannya ke wajah Bos jahat ini!' Pikir Jiang Xiaoyue yang sudah berkaca-kaca. 'Tidak, kalau Putri pulang, Putri pasti tidak boleh datang ke sini. Putri belum bermain Diablo….'
"Bisakah kamu meminjamkanku beberapa roh kristal lagi?" Pinta Jiang Xiaoyue.
"Untuk apa?"
"Untuk membeli buku cara memasak." Jawab Jiang Xiaoyue dengan suara pelan.
...
Di sisi lain, Song Qingfeng, An Cheng, dan teman-temannya sudah bermain Diablo II Act 2. Mereka telah menyelesaikan Act 1 dan merekrut tentara bayaran Mizan, setelah melihat kekuatannya dalam permainan Fang Qi.
Namun saat Song Qingfeng kembali ke Act 1 dan mencoba untuk mendapatkan barang dari Andariel, Mizan tidak terlihat. Dan saat mereka kembali lagi, mereka melihatnya menggigil di pojokan.
Tentu saja nasib An Cheng jauh lebih buruk. Saat ia menggunakan portal, tiba-tiba ia secara tak sengaja mengirim Mizan ke kawanan monster Scarab Demon. Dan Mizan segera lari meninggalkan An Cheng yang merupakan seorang Sorceress, sendirian di kepung monster.
Setelah melalui banyak hal, kini mereka mulai memahami tentang tentara bayaran tersebut.
Kadang-kadang mereka menjadi sangat marah dan ingin mengutuk Mizan.
"Mizan, lihatlah apa yang kamu lakukan!!!"
...
Tentang novel resmi, sebelum Shen Qingqing pergi ke warnet Fang Qi, ia membaca kembali novel resmi yang ia tulis, untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan.
Ia dan Fang Qi sudah sepakat, kalau Fang Qi yang menyediakan plot cerita, sementara Shen Qingqing yang menulis ceritanya. Ia juga bertanggung jawab untuk menemukan penerbit yang akan menerbitkan novelnya nanti.
Shen Qingqing tidak berpikiran untuk menghasilkan uang saat memutuskan untuk menulis novel tentang Diablo, karena ia memang menyukai game tersebut, dan ia sendiri suka dengan sastra.
Keuntungannya nanti akan dibagi 40:60. Mereka berdua benar-benar tidak peduli dengan keuntungan yang akan didapat, tapi mereka tetap memutuskan bagi hasil dengan perhitungan yang tepat.
...
Di kota Yanhai, di dalam sebuah aula besar.
Seorang gadis cantik bergumam pada dirinya sendiri. "Aku ingin sekali bermain Diablo, tapi kenapa Ayah menyuruhku datang ke kota Yanhai, dan bukan kota Jiuhua. Aku juga ingin melakukan misi dengan bebas seperti Kak Zhou."
"Junior Ye, apa itu Diablo?" Tanya murid-muridnya dengan bingung.
"Diablo itu...."
...