"Angkat gelasnya, dan bersulang untuk cahaya bulan."
Ji Wuyou yang mengenakan jubah emas, sedang duduk di halaman sambil memandangi sinar bulan di langit. Ia kemudian menuangkan segelas wine, botol wine yang transparan memantulkan kilauan cahaya bulan di langit. Ia sedang minum sendirian di bawah sinar bulan.
Ia mengambil gelasnya dan mencicipi winenya perlahan. Sikapnya sangat tenang dan anggun, mencerminkan statusnya yang berasal dari kalangan atas. Meskipun tidak ada seorangpun di sekitarnya, tetapi sikapnya tidak berubah. Seolah itu sudah menjadi kebiasaan dan sifatnya.
Saat ia duduk di tengah halaman, tiba-tiba ada sebuah bayangan yang muncul di hadapannya.
Bayangan itu kemudian memberikan hormat padanya.
"Apakah kamu mendapatkan informasi baru?" Tanya Ji Wuyou dengan santai.
Bayangan hitam itu mendekatinya lalu berbisik ke telinganya.
"Nalan Hongwu?! Kamu bilang ia mendatangi toko kecil itu setiap hari?" Ji Wuyou meletakkan gelas wine-nya dan merasa bingung. "Pertama Nalan Mingxue, lalu Jalan Ji, dan sekarang Nalan Hongwu…."
"Nalan Hongwu tidak pernah mau tahu tentang hal-hal yang menyangkut dengan generasi muda. Tapi sekarang, mengapa Nalan Hongwu dan Nalan Ji pergi ke sana berdua? Apa mungkin ia menyadari sesuatu?" Tanya Ji Wuyou dengan ekspresi yang bercampur aduk, antara bingung atau suram.
"Kekuatan keluarga Nalan sangat menguntungkan bagi kita. Aku diam-diam menolong Nalan Ji untuk menjadi penerus kepala keluarga Nalan, jadi kita harus berhasil…. Tidak boleh ada kesalahan."
"Kalau begitu bagaimana dengan toko itu? Apakah kamu sudah menginvestigasinya dengan baik?" Tanya Ji Wuyou lagi.
"Saya masih belum mendapatkan informasi apa-apa." Ujar bayangan hitam itu. "Toko itu sangat misterius, dan tak ada satupun orang yang tahu dari mana asal muasal toko tersebut. Tampaknya keluarga Nalan juga belum mendapatkan informasi apapun terkait toko itu."
Ji Wuyou menyipitkan matanya dan ekspresinya berubah menjadi dingin. "Sebenarnya toko apa itu? Kenapa Nalan Hongwu, Nalan Ji dan Nalan Mingxue bisa pergi ke sana? Apa yang mereka lakukan disana?"
...
Dibandingkan dengan semua kejadian itu, berita yang paling menarik perhatian saat ini adalah, ketika An Cheng membeli Rune.
Sebagai pemain lama Resident Evil Satu, Liang Shi sudah menyelesaikan game itu pagi ini. Tetapi ia masih terus bermain, karena ingin menyelesaikan game itu hanya dengan sebilah belati.
Para pemain bisa menguji kesabaran dan keterampilannya dengan menggunakan belati untuk menyelesaikan game. Biasanya Liang Shi dan teman-temannya membicarakan tentang teknik dan strategi, tetapi topik pembicaraan mereka hari ini berbeda.
"Aku dengar saat Song Qingfeng dan teman-temannya bermain Diablo hari ini, mereka mendapatkan sebuah Rune. Lalu ia menjualnya seharga 5 keping roh kristal. Apakah itu benar?" Tanya si Hitam.
"Benar sekali." Jawab Liang Shi. "Saat itu aku ada di sampingnya, dan melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau An Cheng memberikan 5 keping roh kristal pada mereka."
"Tidak mungkin!" Hari ini Restoran Yunshan sudah berubah menjadi tempat berkumpul untuk mendiskusikan game. Pengunjungnya mayoritas adalah pelanggan dari warnet Super Internet.
"Kalau begitu, pantas saja harga Diablo semahal itu!" Imbuh seseorang.
Harga untuk aktivasi akun Diablo II Act 1 adalah 8 keping roh kristal, jelas sekali lebih mahal dibandingkan dengan Resident Evil. Namun sekarang orang-orang mulai merubah pandangan mereka tentang game tersebut.
"Kalau kita main game itu dan menemukan beberapa item, apakah kita bisa menghasilkan uang juga?"
Liang Shi menggelengkan kepalanya sambil tertawa lalu ia berkata, "Tidak mungkin semudah itu. Kalaupun kamu bisa mendapatkan item bagus, dan ingin menjualnya, siapa yang mau membelinya?"
"Ngomong-ngomong, aku heran ada orang yang mau membeli item yang ada di dalam game." Ujar si Hitam sambil terkekeh.
"Apalagi menjual item di game untuk seharga 5 roh kristal." Semua orang yang berada satu meja dengan Liang Shi di Restoran Yunshan adalah pelanggan di warnet Fang Qi. Dan setelah mendengar diskusi itu, pelanggan lain di restoran Yunshan pun ikut menghampiri mereka. "Item apa semahal itu?"
Tak hanya restoran Yunshan, bahkan siswa-siswi di sekolah Lingyun maupun pelanggan di Paviliun Qingfeng dan Mingyue, juga ikut membicarakan berita tersebut.
"Putra Pemimpin Kota menghabiskan 5 keping roh kristal hanya untuk membeli sebuah item virtual di dalam game Diablo."
"Pemimpin kota juga ada di sana, tapi beliau tidak menghentikannya. Beliau bahkan ingin membeli item yang sama seharga 20 kristal!"
"Bagaimana bisa?! Benda apa itu?! Kenapa sebuah item virtual dijual seharga 5 roh kristal?!"
Semua orang yang mendengarkan berita itu pun ikut bingung.
An Cheng, orang yang memulai semua itu sekarang berada di lantai tiga di Paviliun Qingfeng dan Mingyue untuk mengadakan sebuah pesta.
Ia mengundang lima orang, dan semuanya adalah pemuda kuat yang tinggal di dalam atau di sekitar kota Jiuhua.
Saat mereka mengobrol dan bersulang, seorang pemuda berjubah merah yang mengenakan liontin giok bertanya, "Aku dengar, hari ini saudara An menghabiskan uang 5 roh kristal untuk membeli item virtual dalam game. Dan sekarang kamu mengundang kami berpesta di Paviliun Qingfeng dan Mingyue. Apakah terjadi sesuatu yang bagus?"
"Item virtual dalam game?" Ujar An Cheng lalu tertawa terbahak-bahak. "Kalau begitu, anggap saja hari ini aku mengundang kalian untuk merayakannya!"
"Oh? Apakah suasana hati saudara An hari ini sangat bagus?" Ujar pemuda berjubah merah tersebut.
Hari ini suasana hati An Cheng memang sangat bagus. Setelah ia menaruh Runeword itu ke tongkatnya, Ayahnya juga ingin membelinya, bahkan Nalan Hongwu juga terlihat iri padanya.
Sayangnya tim Nalan Hongwu membutuhkan karakter Sorceress yang kuat seperti An Cheng, dan tongkat itu tidak boleh dijual ke An Huwei. Karena Nalan Hongwu adalah seorang Paladin, jadi tongkat itu tak berguna baginya.
An Cheng sama sekali tidak merasa menyesal telah membeli Rune tersebut, karena ia bisa melihat semua orang iri dan kagum padanya. Apalagi Rune tersebut sangat membantunya bermain game.
"Tidak apa-apa." Ujar An Cheng sambil tertawa. "Kalian semua adalah teman baikku, Bu Che, dan Ouyang Cheng. Jadi setiap ada hal baik terjadi, kalian akan selalu aku beri tahu. Karena itulah aku tidak akan pernah melupakan kalian semua."
"Saudara An, kamu terlalu baik." Ujar pemuda berjubah biru sambil tertawa.
An Cheng, Bu Che dan Ouyang Cheng kemudian menjelaskan kepada mereka tentang permainan yang ada di toko Fang Qi.
"Apakah benda seperti itu benar-benar ada?!" Pemuda berjubah merah itu bernama Xu Hongchen. Pemuda itu berasal dari kalangan atas, dan mengetahui tentang banyak hal. Namun ia sama sekali tidak pernah mendengar info tentang game yang dibicarakan oleh An Cheng dan teman-temannya.
Tak hanya Xu Hongcheng, tapi semua pemuda yang diundang oleh An Cheng langsung berdiri tak percaya. "Aku percaya dengan selera saudara An. Kapan saudara An bisa mengajak kami ke tempat itu?"
...
Pemain gelombang pertama sudah kehabisan waktu bermain, tetapi jumlah pelanggan di dalam warnet itu belum berkurang sedikitpun.
Bai Lang terlihat sedang menyaksikan permainan karakter Sorceress An Cheng yang tongkatnya telah memiliki Runeword, dan bisa menghasilkan ledakan yang begitu dahsyat. Benar-benar sangat luar biasa!
Sedangkan Nalan Hongwu adalah rekan tim An Cheng. Ia sedang menarik sekumpulan monster, dan membiarkan An Chen membakar mereka semua dengan mantra Api. Ia belum pernah merasakan membunuh monster dengan sangat cepat.
Meskipun waktu bermainnya sudah habis, tetapi mereka masih ingin melihat permainan tim An Cheng.
Tiba-tiba seseorang bertanya tentang Runeword milik Fang Qi, yang karakternya dipenuhi dengan Runeword. Apa yang terjadi saat ia bermain dengan mengenakan semua item yang memiliki Runeword?
"Haruskah kita menonton permainan pemilik toko?" Saat seseorang menanyakan hal itu, tiba-tiba semua orang langsung mengerumuni Fang Qi.
Termasuk Bai Lang dan Nalan Hongwu. Fang Qi melihat mereka dengan tatapan bingung. Namun mereka justru balik memelototi Fang Qi. "Kenapa malah melihat kami? Teruskan saja bermain."
Kini semua orang yang awalnya menyebar di seluruh warnet, kini sedang berdiri dan berkerumun di belakang kursi Fang Qi.