Chereads / Super Internet / Chapter 60 - Naskah Pertama Novel Resmi

Chapter 60 - Naskah Pertama Novel Resmi

Saat itu Fang Qi tidak bermain game, melainkan memegang sebuah buku.

Di halaman depan buku tersebut terdapat tulisan [Diablo: Seri Pertama] yang ditulis dengan elegan.

Fang Qi lalu mendongakkan kepalanya dan melihat wajah cantik Shen Qingqing. Ia sedang berjalan mendekati Fang Qi dengan tangan di belakang punggung dan berkata dengan riang, "Cepat lihat."

Fang Qi pun mengangguk dan membuka halaman pertama. Ia langsung tahu kalau penulis telah mencurahkan seluruh perasaannya demi menulis naskah tersebut. Itu baru naskah pertama, tetapi tulisannya sangat rapi dan mudah untuk dibaca.

Benar kata Xu Zixin, Shen Qingqing memang berbakat dalam sastra maupun seni bela diri. Karena Fang Qi bermain Paladin dan Shen Qingqing juga menggunakan Paladin sebagai karakternya, maka Shen Qingqing menggunakan Paladin sebagai karakter utama dalam novel seri pertama.

Saat game Diablo II muncul di dunia sebelum Fang Qi terlahir kembali ke dunia ini, plot maupun gamenya dianggap sangat spektakuler dan klasik.

Karena itulah, ada banyak penulis web novel memutuskan untuk menulis, dan mempublikasikan novel yang berhubungan dengan Diablo.

Jadi Fang Qi merasa sedikit emosional, saat ia membaca naskah seri pertama dari novel resmi Diablo yang ditulis oleh Shen Qingqing.

Sekarang warnet telah ramai pelanggan. Nalan Hongwu dan An Cheng, serta teman-temannya dan juga Song Qingfeng beserta timnya sedang mengalahkan Andariel di tempat persembunyiannya. Mereka bertemu dengan berbagai macam monster di perjalanan. Ice blast dan inferno milik Sorceress, serta Molten Boulder dan Volcano milik Druid, benar-benar menakjubkan.

"Hati-hati anak nakal, aku tak bisa membantumu kalau kalian tiba-tiba diserang!" Nalan Hongwu dan tetua Fu masing-masing memegang perisai. Mereka semakin mendekat dengan sarang monster Andariel, dan kekuatan monster itu semakin terasa.

Apalagi sekarang mereka ada di bawah tanah yang gelap. Mereka sering kali menerobos ke kerumunan monster tanpa sengaja.

Dengan level mereka saat ini, mereka tak mungkin bisa selamat jika langsung menuju ke sarang Andariel.

Mereka kemudian berjalan dalam bentuk formasi, tetapi Nalan Hongwu tiba-tiba berhenti di tengah jalan.

Ia kemudian mendengar dengan seksama, ada suara yang terdengar lembut dan aneh, yang berasal dari kegelapan di depan mereka.

Suaranya terdengar seperti binatang buas yang sedang tertidur.

Lalu mereka bisa melihat ada kawanan monster yang menyerbu ke arah mereka dengan cepat.

"Menyebar!"

"Mundur! Mereka mungkin akan bertambah banyak." Ekspresi mereka menjadi semakin suram saat kawanan monster itu muncul. Monster-monster itu tak hanya kuat, tapi bisa mengeluarkan bola cahaya. Karena itulah, para pemain seharusnya tidak terlibat dalam pertempuran jarak dekat, karena mereka bisa mati.

Lalu tiba-tiba ada kilatan petir yang menyambar.

Nalan Hongwu dan tetua Fu adalah prajurit veteran perang, sehingga mereka bisa langsung berguling dan menghindar. Mereka kemudian bersembunyi di sebuah ruangan. "Tutup pintunya! Tutup pintunya!" Teriak mereka sambil mengangkat perisai.

Setelah melihat mereka berdua mundur, Bu Che pun melempar Molten Boulder ke arah pintu masuk.

(Molten Boulder adalah salah satu skil elemen api yang dimiliki oleh karakter kelas Druid)

Druid yang berspesialisasi dalam skil elemen, sangat kuat selama tahap awal permainan. Tembakan Molten Boulder bisa langsung melumpuhkan kawanan monster tersebut. Saat molten Boulder itu dikeluarkan, tubuh monster yang besar itu langsung memblokir pintu masuk.

"Sorceress, ice blast!"

"Kak Bu, gunakan Volcano lagi!"

"Sudah ada dua monster yang masuk!"

"Serahkan saja padaku! Tetua Fu, gunakanlah Holy Fire untuk membunuh mereka!" Teriak Nalan Hongwu saat ia menggunakan Blessed Hammer, dan langsung membidik monster-monster yang lolos tadi!

...

Sementara itu, di sisi lain warnet terlihat sangat hening dan sepi.

Fang Qi menyeruput Spritenya sambil membaca Novel Diablo Seri Satu karya Shen Qingqing dengan santai.

'Pengembara... ya, pengembara Diablo….'

'Aku telah lama berada di Rogue Citadel (Benteng Rogue)....'

"..."

Fang Qi merasa senang saat membaca kata-kata tersebut, membuatnya teringat dengan Dark Wanderer (Pengembara Kegelapan).

Tulisan Shen Qingqing sangat sesuai dengan alur asli game. Fang Qi terus membaca novel karya Shen Qingqing, dan merasa kalau plot ceritanya sangat baik. Ia tak menambahkan bagian yang tak perlu ke dalam novel resmi. Berbeda dengan versi remake dari game, yang diubah menjadi film dan drama TV.

Deskripsi tentang adegan dan karakternya, bahkan lebih cermat daripada yang dipikirkan oleh Fang Qi. 'Ia bisa larut dalam alur novel.' Contohnya saja:

Rogue Citadel yang dulu makmur dan megah, kini berubah menjadi tempat yang menyedihkan. Satu demi satu petualangan yang menerjang hujan es, dan berjalan di jalanan yang gelap harus dilalui.

Penulisnya dapat mendeskripsikan alur game Diablo dengan sangat baik, bahkan sampai menghipnotis para pembaca.

"Apakah perempuan lebih rajin daripada laki-laki?" Tanya Fang Qi sambil memegang novel dan terus membacanya.

Xu Zixin dan Shen Qingqing berasal dari keluarga bergengsi. Karena itulah mereka hanya duduk diam di sana, sambil menunggu Fang Qi selesai membaca.

...

"Kami berada di Catacombs level empat!"

Ketika Nalan Hongwu, An Cheng dan lainnya tiba di Catacombs level 4, mereka bisa merasakan energi jahat yang menekan mereka, agar mereka tidak melanjutkan perjalanan.

"Hati-hati!" Ujar Nalan Hongwu memperingatkan. Ia memiliki firasat, kalau Andariel adalah iblis terkuat di level Catacombs. Dan ia sangat antusias untuk menghadapinya.

"Menurut plot ceritanya, seharusnya di sini adalah medan perang terakhir dari Act 1." Ujar An Cheng sambil memutar tongkatnya lalu tertawa. "Aku akan menyelamatkan dunia ini!"

"Nanti kita bisa memberitahu orang-orang kalau kita pernah menyelamatkan dunia." Balas Bu Che yang ikut tertawa. "Bukankah itu terdengar sangat keren?"

"Lupakan. Paling-paling kita hanya menyelamatkan kota." Sahut Ouyang Cheng yang tak bisa menahan tawanya, lalu kembali berkata, "Kita segera mendekati akhir cerita Act 1, tapi sampai sekarang aku masih tidak tahu dari mana asal para monster iblis ini."

"Ku rasa seseorang harus menulis novel tentang petualangan kita yang sangat menakjubkan ini." Ujar An Cheng sambil tertawa. "Dengar-dengar kita akan pergi ke timur di Act 2?"

"Sudah terbuka! Ayo segera masuk!" Ajak Nalan Hongwu sambil membuka gerbang besar yang reot secara perlahan, agar bisa meneruskan perjalanan ke Catacombs level empat.

Aura tak menyenangkan langsung merayap ke punggung mereka, membuat mereka merasakan kegembiraan sekaligus kengerian.

Ouyang Cheng yang berjalan di barisan paling belakang tiba-tiba bertanya, "Barang apa yang akan kita dapatkan setelah membunuh bos terakhir di Act 1?"

"Sekarang bukan waktunya untuk membahas tentang barang!" Sahut An Cheng yang tak tahu harus tertawa atau menangis, jadi ia menendang pantat Ouyang Cheng dan marah padanya. "Bisakah kamu bertingkah lebih baik?"

"Bagaimana kalau aku menukar tingkah baikku dengan barang kuning milikmu?!"

"Sialan!"

Anggota tim lainnya pun tertawa terbahak-bahak saat mendengar pertengkaran mereka berdua.

Raungan iblis yang dalam dan serak tiba-tiba menggema dari dalam kegelapan. Itu adalah suara raungan dari monster paling jahat yang ada di Act 1. Dialah Andariel yang terbangun!

"Aku maju duluan!" Seru Tetua Fu sambil menggenggam pedangnya dengan erat.

"Baik!"

"Serang...!"

"Siap-siap gunakan Blessed Aim!"

"Ambil posisi! Perhatikan posisimu!"

"Bunuh monster yang kecil dulu!"

"Poison Nova! Gunakan serigala! Sisanya mundur dan minum potion kalian!"

"Ayo! Ayo! Jangan biarkan dia menyerang Sorceress!"

...

"Tulisanmu tidak buruk." Ujar Fang Qi seraya berdiri dari kursinya. Lalu ia melirik An Cheng dan lainnya yang sedang membunuh Andariel sambil berteriak heboh, seolah tak ada orang di sekitar mereka. Hal tersebut membuat Fang Qi langsung merasa nostalgia.

Mungkin seperti itulah ia dan teman-temannya dulu, ketika mereka pertama kali mulai bermain bersama.

'Sudah lama sekali, tapi rasanya seperti baru saja terjadi kemarin.'

Ia kemudian menghela nafas dalam dan menunjuk An Cheng dan lainnya seraya berkata, "Akan lebih baik jika kamu menambahkan emosi yang lebih tulus ke dalam novelnya."

Fang Qi lalu menutup novel dan mengembalikannya ke Shen Qingqing. Sebagai pembaca yang pernah membaca begitu banyak web novel di kehidupannya yang sebelumnya, ia tidak memberikan saran yang macam-macam untuk novel Shen Qingqing, karena ia menghormati keaslian dari game untuk novel resmi.