Chereads / Super Internet / Chapter 21 - Permainan yang Menyenangkan, Jadi Jangan Pukul Pintunya

Chapter 21 - Permainan yang Menyenangkan, Jadi Jangan Pukul Pintunya

Semenjak sistem memberikan hadiah Fang Qi berupa virus T, apakah itu berarti, sistem dapat memberinya hadiah lain berupa barang-barang yang berasal dari dalam game?

Seperti peluncur roket dan Revolver Magnum.

Atau yang lainnya?

Apakah sistem bisa melakukan hal tersebut?

"Tuan rumah tidak mempunyai cukup wewenang, silahkan ajukan permintaan untuk meningkatkan otoritas anda."

Sistem tersebut menjawab pertanyaan Fang Qi dengan cepat.

"Apa? Wewenang? Masih ada hal seperti itu?" Fang Qi kemudian kembali bertanya dengan penasaran. "Di mana bisa aku melihat otoritas yang aku miliki? Apa yang dapat aku lakukan dengan wewenang itu?"

"Anda tidak punya wewenang untuk memeriksanya."

"....."

"Lupakan saja. Aku tahu, aku tidak bisa mengandalkanmu, sistem" jawab Fang Qi dengan sedih.

Virus T tanpa efek samping.

Fang Qi menjadi sedikit bersemangat saat melihat jarum suntik berwarna biru muda yang ada di tangannya.

Kemudian, ia perlahan-lahan menyuntikkan cairan tersebut ke dalam tubuhnya. Fang Qi dapat merasakan cairan sedingin es mengalir di dalam lengannya. Setelah itu, nafasnya menjadi dingin, saat cairan tersebut mengalir di seluruh peredaran darahnya, hingga menyebar ke seluruh tubuhnya.

Saat itu, tiba-tiba ia merasakan rasa sakit yang tak tertahankan!

Dan kekuatan aneh tiba-tiba muncul dari dalam tubuhnya. Kekuatan itu begitu kuat bagaikan sedang mencabik-cabik tubuhnya.

"Bukannya kamu bilang tidak ada efek samping?" Tanya Fang Qi pada sistem.

"Ini adalah reaksi yang tak bisa dihindari, kegunaannya adalah untuk menguatkan." Jelas sistem. "Tidak ada efek samping, berarti tidak akan menjadi zombie."

"....." Fang Qi menggertakkan giginya dengan erat. Ia merasa bahwa rasa sakit ini belum pernah ia rasakan dalam hidupnya. Setiap sel dalam tubuhnya seperti terkoyak.

Rasa sakit yang luar biasa tersebut, membuat Fang Qi menjadi pusing, lalu jatuh ke tempat tidurnya.

Laku, tiba-tiba, suara sistem kembali terdengar. "Tuan, saya sarankan agar Anda tidak pingsan, atau efek virus ini akan sia-sia."

"....." Fang Qi mengepalkan tangannya, ia tidak pernah merasakan rasa sakit yang luar biasa seperti ini di sepanjang hidupnya. Semua sel yang ada di dalam tubuhnya seperti terkoyak.

Fang Qi bahkan sampai ingin muntah darah, lalu bagaimana mungkin ia bisa mempertahankan kesadarannya agar tidak pingsan?

Tetapi ia tidak punya pilihan lain. Ia harus tetap mempertahankan kesadarannya agar virus yang berharga itu tidak sia-sia.

Rasa sakit terus menghantam tubuhnya, dan membuatnya merasa seperti berada diatas kapal yang sedang dihantam badai dan bisa terbalik kapan saja di tengah lautan. 

Fang Qi hanya ingin agar rasa sakit ini cepat berlalu, tetapi waktu tampaknya berjalan dengan sangat lambat.

Seperti siput yang bergerak perlahan.

Waktu berlalu, sedikit demi sedikit, dan Fang Qi bahkan tidak tahu bagaimana ia bisa selamat.

Selang dua hari berikutnya, rasa sakit di tubuhnya sudah menghilang.

...

Saat ini, di lantai bawah sedang ada keramaian.

Sekelompok orang sudah berkumpul di luar.

"Kenapa pemilik tidak membuka tokonya lagi?"

"Jangan bilang sudah jam 8 pagi? Jam berapa sekarang?" Wu Shan mengeluh ketika ia menatap matahari yang bersinar terang di langit.

"Ini sudah tengah hari, bukan?" Tanya Heida sambil mondar-mandir. "Aku baru saja akan menyelesaikan Buku Kutukan. Kenapa pemiliknya tidak membuka tokonya?"

"Dia tidak mungkin ketiduran, kan?"

Jika manusia dapat memilih nasib mereka, tidak ada yang mau hidup menjadi orang yang lemah.

Selain itu, ini adalah dunia di mana yang lemah menjadi mangsa yang kuat, dan kekuatan memegang hal tertinggi.

Ketika Xue Ming menyadari bahwa bermain game bisa membantunya berlatih, maka ia menjadi begitu tertarik dan tidak sabar untuk bisa memainkannya.

Hari ini Xue Ming bangun pagi-pagi sekali, karena ia ingin bermain lebih awal dan menemukan beberapa petunjuk yang tidak diketahui oleh Xu Zixin, agar ia tidak dipandang remeh lagi oleh Xu ZIxin.

"Aku tidak percaya toko ini hanya mengizinkanku bermain enam jam dalam sehari!" Ujar Xue Ming sambil menendang batu di jalan. Tampaknya Xue Ming masih khawatir dengan masalah kemarin.

"Jika ..." Xue Ming tiba-tiba teringat dengan perkataan Fang Qi. "Mereka yang tidak mematuhi peraturan tidak boleh datang lagi." Hal tersebut membuatnya tidak bisa berbuat apapun, dan membuatnya mengurungkan niat untuk pintu secara paksa.

"Lupakan! Aku melakukan semua ini untuk Zixin! Aku akan menanggungnya sekarang!" Ujar Xue Ming lalu berjalan menuju ke 'Warnet: Super Internet.' Ternyata sudah banyak orang yang menunggu di luar warnet milik Fang Qi.

Liang Shi, Wu Shan, dan pria paruh baya berjanggut kambing yang bernama Yang Hai. Selain itu, ada si Hitam Besar yang datang dengan Beruang Hitam, seorang pria yang tampak konyol dan ingin menendang pintu, serta seorang pria bertubuh pendek dan kurus bernama Tikus Hitam. Tentu saja, itu hanya nama panggilan dan bukan nama asli mereka.

"Apa yang kalian lakukan?" Xue Ming memiliki firasat buruk ketika melihat mereka. "Kenapa kalian semua tidak di masuk?"

"Masih tutup?" Xue Ming mengintip ke dalam lalu tercengang. "Bukankah toko seharusnya buka jam delapan?"

"Kami juga tidak tahu." Liang Shi merasa familiar dengan Xue Ming dan berasumsi bahwa Xue Ming adalah pemain Resident Evil juga. Ia tersenyum pahit dan menjawab, "Terakhir kali, pemiliknya buka terlambat karena menambahkan komputer. Mungkin hari ini ia juga menambahkan lebih banyak komputer?"

"Mungkin," sahut si Hitam Besar. "Tapi kemarin tokonya sudah penuh sekali. Tidak masuk akal sekali kalau masih ingin menambahkan komputer lagi."

"Haruskah kita menunggu sebentar lagi?"

Sementara itu, Fang Qi masih terbaring di atas tempat tidurnya.

"Akhirnya berakhir. "Ia tidak ingin lagi mengulang peristiwa semalam.

Fang Qi kemudian menggerakkan jari-jarinya dan merasa seperti tubuhnya tampak berbeda dari sebelumnya.

Tak hanya tubuhnya, tetapi semua yang ada di sekitarnya terasa berbeda.

Bahkan ia dengan jelas bisa mendengar suara lalat yang terbang di udara.

Saat ia membuka mata, ia bisa melihat setiap debu yang menempel di dinding dengan jelas.

Dan sekarang satu jam telah berlalu.

"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi!" Teriak Wu Shan dengan marah. Jika Liang Shi tidak menghentikannya, ia pasti sudah mendobrak pintu itu.

"Aku juga tidak bisa menunggu lebih lama lagi!" Xue Ming tidak pernah merasa cemas sebelumnya. "Jika pemilik toko tidak segera membuka tokonya, semua orang pasti akan marah pada akhirnya!"

"Haruskah aku mendobrak pintunya?" Kata si Hitam Besar. "Lagipula hanya sebuah pintu. Aku bisa memberikan sebuah pintu baru untuknya." Imbuhnya.

"....." Wajah Liang Shi berubah menjadi suram setelah mendengar ucapan barusan. "Jika kamu melakukannya, pemilik toko tidak akan membiarkanmu datang ke warnetnya lagi."

"Apa yang harus aku lakukan?" Meskipun ini adalah sebuah toko kecil, tetapi pemilik toko ini bukanlah orang biasa. Si hitam besar pun memutuskan untuk tidak mendobrak pintu tersebut karena tidak ingin menyinggung sang pemilik toko. "Itu juga tidak akan berhasil."

"Tidak bisa, aku khawatir sekali" Ujar Wu Shan lalu menggenggam gagang pintu. "Aku kemarin hanya bermain sebentar, tapi ternyata itu sudah enam jam! Bagaimana mungkin waktu berlalu secepat itu?! Tetapi hari ini apakah aku justru tidak bisa bermain meskipun hanya enam jam saja?!"

"....." Liang Shi menahan tawanya mendengar ucapan barusan. "Saudara Wu, aku berdiri di belakangmu dan menyaksikanmu bermain kemarin. Aku berdiri begitu lama sampai kakiku terasa sakit, tetapi kamu bilang tidak sampai enam jam?"

"...." Merasa malu, Wu Shan pun membanting pintu. "Enam jam itu terlalu sebentar!"

Toko yang ada di sebelah kiri warnet Fang Qi dulu dimiliki oleh seorang lelaki tua, tetapi toko itu belum buka untuk sementara waktu. Sepertinya, keluarganya pindah setelah putranya menjadi akademisi. Sedangkan toko yang ada di sebelah kanan warnet Fang Qi adalah toko roti. Fang Qi biasanya membeli roti setiap pagi di sana.

Pemilik toko roti itu adalah bibi Wang. Karena ia merasa aneh saat melihat begitu banyak orang yang berkerumun di depan toko Fang Qi, ia pun bertanya, "Apa yang kalian lakukan di depan toko itu?"

Bibi Wang bertanya pada Liang Shi yang sedang membeli beberapa roti. "Pemilik toko belum membuka tokonya. Bukankah seharusnya buka pukul delapan? Apakah Bibi tahu apa yang terjadi?"

"Hmm…" Bibi Wang menggelengkan kepalanya. "Saya juga heran. Setiap pagi, Fang Qi biasanya selalu datang untuk membeli roti, tetapi hari ini ia belum membeli roti. Bagaimana kalau kalian teriak untuk memanggilnya?"

"Teriak?" Mereka saling memandang.

"Aku akan teriak." Gumam Wu Shan. "Ini adalah ide yang lebih baik daripada mendobrak pintunya."

...

Fang Qi masih merasakan rasa sakit di seluruh tubuhnya, tetapi itu jauh lebih baik daripada yang ia rasakan kemarin malam.

Setelah ia melihat keringat hitam di seluruh tubuhnya, ia pun bergegas untuk mandi. Akan tetapi, ketika sedang mandi, ia mendengar suara yang berasal dari lantai bawah.

Fang Qi kemudian dengan cepat melihat ke luar jendela dan melihat sekelompok orang yang sedang berkerumun di depan tokonya.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Fang Qi pada dirinya sendiri. Ia tidak terlambat membuka toko kan?

Di lantai bawah.

Penjaga kota juga memperhatikan keanehan yang terjadi di depan toko Fang Qi. Sekelompok penjaga lapis baja pun berjalan ke arah kelompok itu dan bertanya, "Untuk apa kalian berkerumun di sini? Aku melihat kalian sudah berdiri di sini sejak pagi, dan sudah lebih dari setengah jam tapi kenapa masih di sini?"

"Lalu, pria berjanggut panjang itu, mengapa kamu berteriak pagi-pagi begini? Apa kamu mau membuat masalah?"

"Pria yang berjanggut panjang?" Wajah Wu Shan berubah menjadi suram setelah mendengar ucapan penjaga kota tersebut.

Syukurlah Wu Shan tidak mendobrak pintu barusan, kalau tidak ia tidak akan bisa membuktikan kalau ia tidak bersalah. Jika orang lain tahu bahwa ia ditangkap oleh penjaga kota karena tidak sabar bermain game, setiap prajurit di kota pasti akan menertawakannya selama satu tahun.

"Sialan, aku ingin memarahi nya!" Maki Wu Shan yang sedang tersulut emosi.

Sementara itu, si Hitam tersenyum dan memberi jalan bagi para penjaga kota. "Silakan!"

"Huh!" Wu Shan mencibir. Meskipun ia kuat, tetapi Wu Shan tidak ingin mencari gara-gara dengan para penjaga kota.

"Aku tahu prajurit lepas memang tidak bisa diandalkan!" Ujar Xue Ming sambil melihat sekeliling lalu keluar dari kerumunan. "Xue Ming dari Keluarga Xue."

(Prajurit lepas adalah prajurit yang tidak bekerja untuk pemerintah yang ada di kota)

"Keluarga… Xue?" Penjaga kota tersebut lalu sedikit membungkuk padanya. "Saya minta maaf karena tidak mengenali Anda, Tuan Muda Xue!"

"Pemuda ini sepertinya berasal dari keluarga bangsawan!" Ujar si Hitam Besar dengan pelan.

"Dasar anak bangsawan." Cibir Wu Shan.

Liang Shi hanya tersenyum. "Tidak apa-apa. Setidaknya masalahnya jadi terselesaikan dengan baik."

"Baiklah." Xue Ming kemudian memasang ekspresi sedingin es dan arogan, tetapi sebenarnya ia sedang tertawa di dalam hati. 'Mereka hanya penjaga kota, aku bisa berurusan dengan siapa pun yang aku mau!'

Penjaga kota pun segera memperlakukannya dengan hormat dan berkata, "Bisakah Tuan Muda Xue memberitahu kami apa yang sedang terjadi? Dengan begitu, kami bisa membuat laporan kepada atasan kami."

Setelah mendengar penjelasan Xue ming, beberapa penjaga kota merasa malu dan berkata, "Tuan Muda Xue… jadi maksud Anda, pemilik toko tidak membuka toko ini, dan mereka sudah menunggu di luar selama satu jam, begitu?"

'Apa yang sebenarnya yang ada di dalam toko ini?' Pikir penjaga kota tersebut.

"VR?"

"Membunuh zombie?"

"Bermain game?"

Semakin mereka mendengarkannya, mereka menjadi semakin tidak paham. Salah satu penjaga kota kemudian bergumam pelan. "Apakah Anda pikir kita harus memeriksanya?"

"Saya juga berpikiran begitu. Selama beberapa hari terakhir, saya melihat orang-orang meninggalkan toko ini setiap sedang berpatroli saat malam. Mereka semua seperti tuan muda, dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Sepertinya ada yang salah dengan tempat ini."

"Kita tidak boleh bertindak gegabah! Orang-orang ini berasal dari keluarga bangsawan. Mari kita buat laporan kepada atasan terlebih dahulu, baru nanti memutuskan apa yang harus dilakukan."

Lalu, akhirnya Fang Qi turun untuk membuka tokonya.

Ia memajukan kepalanya dan bertanya, "Mengapa kalian selalu berada di sini sejak pagi?"

"Tokonya buka! Tokonya sudah buka!"

"Pak, mengapa Bapak baru membuka tokonya?" Salah seorang mulai mengeluh.

"Apakah Bapak mendapatkan komputer baru lagi?" Kerumunan orang itu kemudian melihat ke dalam warnet, tetapi tidak melihat perubahan. "Pak, apakah Bapak ketiduran?"

Fang Qi kemudian dengan canggung menyentuh hidungnya. Memang benar, ia sudah tidur terlalu lama.

"Lupakan." Kerumunan orang-orang tersebut kemudian berduyun-duyun masuk ke dalam warnet Fang Qi. "Pak, katakan yang sebenarnya. Apakah Bapak mendapatkan sesuatu yang baru hari ini?"

"Apa? Ada yang baru?" Fang Qi pun mengangguk dan berkata, "Ya."

"Apa?"

"Apakah komputer yang lebih banyak?"

"Game baru?"

"Apakah film yang Bapak bicarakan kemarin sudah keluar?"

Mereka semua memandang Fang Qi dengan penuh antisipasi.

"Uh ..." Fang Qi lalu menunjuk dirinya sendiri. "Apakah tanpa sengaja mendapatkan sesuatu pagi ini dianggap sebagai sesuatu yang baru?"

"..."

"... Uh ... Pak, Bapak tidak bisa mempermainkan kami seperti itu!" Ujar Liang Shi yang tampak sedih.

"Kerja bagus, Pak."

"Selamat, Pak."

"Tidak bisakah Bapak mendapatkannya lain waktu?" Kerumunan orang tersebut kemudian terdiam. Mereka bahkan tidak bisa mengeluh lagi karena tidak bisa menghentikan Fang Qi untuk mendapatkan sesuatu tersebut.

Apakah mereka memang sulit untuk menerobos?

Tetapi kemarin tidak ada yang cedera, dan ia mendapatkan sesuatu hari ini. Bukankah itu berarti bahwa pemilik toko juga memiliki kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh?

Dan beberapa orang pun iri kepada nya.