Chereads / Super Internet / Chapter 2 - Resident Evil 1 VR Remake

Chapter 2 - Resident Evil 1 VR Remake

Fang Qi menggulung lengan bajunya dan menatap si gemuk Wang Tai tanpa rasa marah sedikitpun. Fang Qi kemudian berkata, "Ada apa?" 

"Kamu masih ingat kalau besok adalah hari ujian masuk di Sekolah Lingyun, kan? Apa kamu sudah mendaftar?" Tanya si gemuk Wang Tai. 

Fang Qi lalu mengibas-ngibaskan tangannya dan menjawab. "Aku tidak mendaftar. Aku harus menjaga toko." 

"Menjaga toko?" Si gemuk Wang Tai tertegun sesaat dan memandangi Fang Qi dari atas ke bawah lalu berkata, "Kamu sudah menyerah?" 

Fang Qi pun terkekeh lalu menarik bangku dan duduk. "Menyerah juga bukan pilihan yang buruk. Toh itu juga bukan tempat bagiku. Lagipula, kita tidak boleh mengharapkan satu hal yang tidak mungkin, kan?" 

Wang Tai lalu menggerakkan jari-jarinya yang besar dan kasar seperti wortel. "Sekarang, belajar bela diri lebih baik daripada bertani. Ayahku sudah tahu tentang hal ini. Ia bilang padaku kalau tahun ini aku masih tidak masuk ke sekolah Lingyun, ia akan mengirimku ke sekolah lain untuk menjadi sarjana." Ujar Wang Tai. 

Wang Tai berbicara sangat cepat hingga ludahnya muncrat ke mana-mana. Namun Fang Qi hanya tertawa acuh saat mendengar ucapan Wang Tai barusan. 

"Aku bukannya menyerah, tapi..." Ujar Fang Qi seraya berdiri dari kursinya. Sambil tertawa ringan ia berkata, "Aku hanya tidak tahu harus bagaimana?"

"Maksudmu?" Tanya si gemuk Wang Tai yang kebingungan. Ia ingat jelas kalau dulu Fang Qi ingin sekali bersekolah di Lingyun. 

Lalu kenapa sekarang jadi berubah pikiran? 

Fang Qi kemudian menunjuk salah satu komputer. "Lihatlah itu." 

Si gemuk Wang Tai menggaruk-garuk kepalanya bingung. "Tadi aku lupa menanyakan hal ini padamu, sebenarnya apa yang kamu rencanakan dengan toko barumu ini? Begini saja? Apa ini?" 

"Ini namanya komputer," ujar Fang Qi. "Kamu bisa menggunakannya." 

"Sekarang komputer ini hanya bisa digunakan untuk bermain game Resident Evil," jelas Fang Qi kepada Wang Tai. 

"Game?" Si gemuk Wang Tai jadi teringat masa kecilnya. Dulu, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk bermain game. Wang Tai lalu tertawa dan berkata, "Sudah tua begini masih bermain game?" 

"Bagaimana kalau kamu mencobanya sendiri?" Fang Qi tahu kalau Wang Tai tak akan paham walau sudah berkali-kali dijelaskan. Ia pun menunjuk papan tulis kecilnya dan berkata, "Tentu saja ini tidak gratis." 

"Memangnya berapa?" Tanya si gemuk Wang Tai sambil menengok ke papan hitam lalu membelalakkan matanya karena terkejut. "7 roh kristal? Per jam? Kamu sedang bercanda bukan?" 

Keluarga si gemuk Wang Tai adalah keluarga kaya raya, karena mereka memiliki sebuah restoran di kota besar. Akan tetapi, 7 roh kristal tetaplah jumlah yang banyak, terutama bagi seorang anak muda yang belum mendapatkan pendapatan sendiri! 

"Aku tidak sedang bercanda. Memang itu harganya," ujar Fang Qi dengan wajah serius. 

Melihat ekspresi di wajah Fang Qi, raut muka si gemuk Wang Tai pun berubah menjadi tidak mengenakkan. "Fang Qi, apa kamu serius? Aku datang untuk mendukungmu, tetapi kau malah ingin memeras uangku?"

Fang Qi sudah mengantisipasi tentang hal ini. Ia kemudian menjelaskan. "Untuk apa aku memeras uangmu? Percayalah padaku. Bayar dan cobalah. Kalau kamu tidak puas, aku akan mengembalikan uangmu. Bagaimana?"

Mendengar hal ini, hati Wang Tai menjadi agak tertarik. 

"Sungguh?" Tanya si gemuk Wang Tai sembari menatap Fang Qi dengan curiga. Wang Tai lalu menarik kursi dan duduk mendekati Fang Qi. 

Karena uangnya bisa dikembalikan, jadi kenapa tidak mencobanya saja? 

Wang Tai lalu mengambil 7 roh kristal dan menaruhnya di atas meja komputer. "Dengarkan aku, aku tidak peduli dengan game ini. Lagipula, game hanya akan memberikan kebahagiaan sementara. Aku tidak akan menyerahkan 7 roh kristal ku begitu saja, karena game ini pasti tidak akan seberharga itu!" 

Sebenarnya uang ini akan Wang Tai gunakan untuk mendaftar sekolah besok, tetapi ia tetap menaruh uangnya di atas meja komputer. 

Wang Tai tak pernah menduga kalau game ini memang sebanding dengan uang yang ia keluarkan untuk bermain. Ia hanya ingin tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Fang Qi. 

Fang Qi hanya tertawa saat mendengar ucapan Wang Tai. "Tentu. Aku janji, aku akan mengembalikan uangmu kalau kau tidak puas dengan gamenya." 

"Oh!" Si gemuk Wang Tai memekik karena merasa antusias. Ia lalu melirik ke tombol power berwarna hitam sembari melirik sosok Fang Qi. "Aku, Wang Tai akan mencari tahu tentang game yang membuatmu begitu percaya diri!" 

Wang Tai kemudian memegang dan mengecek kursinya lalu bertanya, "Kursi ini tidak akan rusak saat aku duduki, kan? Kursinya juga sedikit kecil." 

"Kecil?" Tanya Fang Qi dengan tatapan tak percaya. Dengan badannya yang kurus tersebut, Fang Qi lalu mengambil kursi lain dan menggabungkan dua kursi menjadi satu. Ia juga menurunkan sandaran kursinya, hingga kursi tersebut berubah menjadi sebuah kursi besar nan lebar. 

Si gemuk Wang Tai pun terkekeh dan berkata, "Boleh juga." 

Si gemuk Wang Tai lalu duduk di atas kursi tersebut. Ia sadar, meskipun kursi ini terlihat tidak meyakinkan, tetapi kursinya ternyata cukup kokoh! 

Omong-omong, papan yang terletak di pintu masuk dan set meja dan kursi yang ada di dalam warnet, semua telah diatur oleh sistem. Kalimat 'barang apapun yang disediakan oleh sistem, sangat berkualitas' memang tak perlu diragukan lagi! Set kursi dan meja yang ada di sini sangat kokoh. 

Orang-orang di dunia ini tak tahu apa itu komputer, bagaimana cara bermain game, apalagi alat-alat game VR. 

Semenjak Fang Qi membuka warnet untuk pertama kali, ia memutuskan untuk mengajari Wang Tai bagaimana menggunakan semua barang-barang tersebut.

Dengan panduan dari Fang Qi, Wang Tai pun mengklik ikon Resident Evil dan memasang alat game VR nya.

"Resident Evil!"

Gambar animasi pembuka game dan musiknya pun muncul, seketika suasana ikut berubah menjadi suram.

Kemudian Fang Qi membantu Wang Tai untuk mengklik tombol-tombol dalam game.

Game pun segera dimulai.

Gambar animasi pembukanya sangat jelas dan terlihat begitu nyata. Wang Tai merasa seperti masuk ke dalam dunia game tersebut.

Sebenarnya bahasa yang digunakan dalam game tersebut adalah bahasa Inggris, tetapi yang didengar oleh pemain game langsung diterjemahkan dan membuat si gemuk Wang Tai langsung paham apa yang dimaksud suara yang ada di dalam game tersebut.

Resident Evil 1 menjelaskan keseluruhan cerita game, dan judul game itu adalah "Peristiwa di Mansion".

"Maksud dari tempat asing itu adalah sebuah perusahaan Umbrella yang terletak di pinggiran kota Rakun. Di bawah gedung perusahaan itu terdapat sebuah laboratorium biokimia rahasia.

Game dimulai dengan tim Alpha yang menaiki helikopter dan menuju sebuah gedung mansion untuk mencari tim Bravo yang hilang.

"Apa ini? Alat penerbangan jenis baru?" Tanya si gemuk Wang Tai sambil mendongakkan kepalanya untuk melihat helikopter yang terbang. "Apakah mungkin game ini dibuat dengan mantra?"

Wang Tai pun bergumam dalam hati. "Apa mungkin anak ini telah bertemu dengan seorang penyihir yang luar biasa? Game ini terlihat sangat nyata! Tetapi aku tidak akan menyerahkan 7 keping roh kristal begitu saja!"

Sesaat setelah game mulai, sebuah suara pun terdengar!

"Maukah anda memasuki mode VR?"

"Ya!"

"Silahkan tekan [masuk]."

"Baiklah!" Si gemuk Wang Tai segera memilih tombol [masuk] dan pemandangan di sekitarnya pun berubah dalam sekejap!

Sesaat kemudian, ia merasa bahwa semuanya terasa semakin dekat! Bahkan ia bisa menyentuh benda yang ada di dalam game dengan jarinya!

Hal ini membuat Wang Tai seperti jiwa yang tersesat dan melayang dalam kegelapan. Di hadapannya ada sebuah hutan belantara yang gelap dan ia melihat lima bayangan orang. Melihat penampilan seperti itu, Fang Qi langsung sadar kalau mereka adalah tim Alfa di Resident Evil 1!

"Ya Tuhan!" Si gemuk Wang Tai meloncat kaget. "Kenapa aku bisa berada di sini?" Tanyanya yang merasa terkejut.

"Jangan mengeluh," ujar Fang Qi sambil memutar kedua bola matanya. "Ada tombol [keluar] kalau kamu ingin keluar. Inilah yang disebut teknologi VR."

Teknologi VR yang disediakan oleh sistem lebih canggih daripada yang pernah ia gunakan di dunia yang pernah dia tinggali sebelumnya! Pantas saja Wang Tai bisa begitu terkejut.

Si gemuk Wang Tai berpikiran untuk keluar, dan sebuah layar spesial yang aneh muncul di depan matanya.

[Apakah anda ingin keluar dari game?]

Dengan perasaan cemas, si gemuk Wang Tai pun segera menekan tombol [keluar].

Wang Tai lalu melepas alat game VR nya, kemudian melihat sekitarnya dengan perasaan gelisah. "A... apakah aku sudah benar-benar keluar?"

Ia kemudian menatap Fang Qi. "Apa kamu yakin itu tadi bukan dunia lain?"

Fang Qi sama sekali tak merasa heran dengan pertanyaan Wang Tai barusan. Apa yang anak itu rasakan barusan memang terlihat begitu nyata! Bahkan begitu persis seperti di dunia nyata!

Fang Qi lalu menunjuk hidungnya sendiri dan berkata, "Apa kamu pikir aku punya kemampuan untuk membuat sebuah dunia lain hanya untuk kamu mainkan?"

Si gemuk Wang Tai lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak!"

Si gemuk Wang Tai tak pernah melihat sesuatu yang aneh semacam ini. Ia pun bertanya pada Fang Qi karena penasaran. "Jadi apa itu benar-benar hanya sebuah game?"

"Tentu. Ini hanyalah sebuah game, namanya Resident Evil 1: Virtual Reality Remake." Walaupun Resident Evil 1 adalah game lama, tetapi sistem tidak akan memberikan Fang Qi game berkualitas rendah.