Setelah bekerja keras dengan berkonsentrasi tinggi selama lebih dari 30 jam, Luzhou sudah benar-benar mencapai batas kekuatannya.
Luzhou segera kembali ke kamar, dan tanpa berganti pakaian, ia segera meletakkan kepalanya di atas bantal dan tidur.
Saat ia bangun, matahari lagi-lagi sudah akan terbenam.
Luzhou mengambil telepon genggamnya dan melihat bahwa sudah jam setengah enam sore. Ia kemudian menghela nafas.
"Jadwal istirahat dan jadwal belajar sudah menjadi kacau balau. Setelah ini aku harus mengatur waktu istirahatku lagi."
Tanpa sadar, ia tertidur pulas sangat lama, tanpa ada yang membangunkannya.
Pada layar HP-nya, terlihat banyak sekali notifikasi panggilan tak terjawab, termasuk panggilan dari Chen Yushan, dan kedua teman satu tim-nya, serta Dosen pembimbing, dan teman sekamarnya.
Luzhou membuka WeChat dan memberikan penjelasan mengapa ia tidak menjawab semua panggilan tersebut.
Kemudian, Luzhou mengambil tasnya dan bersiap-siap untuk mengembalikan kunci kamar. Tiba-tiba, HP-nya berdering.
Nama pada layar menunjukkan "Chen Yushan".
Sesaat setelah Luzhou menekan tombol jawab, terdengar suara dari telepon tersebut.
"Luzhou! Bagaimana keadaanmu?"
"Aku tidak apa-apa." Jawab Luzhou.
Chen Yushan segera bertanya, "Kudengar topik tahun ini sangatlah sulit. Kamu memilih yang mana?"
"Aku memilih A, soal yang berhubungan dengan Chang'e 3." Jawab Luzhou.
Mendengar jawaban Luzhou, Chen Yushan pun terbelalak kaget: "Kamu benar-benar memilih pertanyaan itu?! Apa kamu bisa memahami informasi topik yang kamu pilih itu?"
Luzhou terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab, "Bisa. Walaupun fisika penerbangan terdengar menakutkan, tapi tidak terlalu sulit mengubah soal itu menjadi soal matematika tingkat tinggi biasa."
"Iya, tidak sulit kalau untukmu." Ucap Chen Yushan kemudian menghela nafas. "Teman sekamarku juga ikut lomba ini demi mendapatkan kesempatan untuk melakukan riset dan ikut program pendidikan lanjutan. Namun, saat melihat topik kompetisi, dia benar-benar terkejut dan terdiam."
Memangnya memenangkan lomba nasional Model Komputer bisa menjadi poin tambahan untuk program pendidikan lanjutan?
Luzhou benar-benar terkesima.
Jadi ini alasan mengapa Lin Yuxiang berusaha tetap ikut lomba––dia pasti ingin mengambil keuntungan itu.
Semuanya menjadi jelas sekarang.
"Benarkah? Dia memilih pertanyaan yang mana?" Tanya Luzhou.
"Yang B, tentang desain meja lipat itu." Jawab Chen Yushan.
Persaingan untuk pertanyaan B sangat ketat.
Setidaknya tujuh tim di ruang komputer memilih pertanyaan B, dan Luzhou tidak tahu apa yang dipilih oleh tiga tim yang tersisa. Belum lagi, mungkin saja ada masalah dalam tim.
"Jadi, bagaimana? Apakah dia kesulitan?"
"Sulit sekali, soal itu membutuhkan pengetahuan mekanis struktur, ilmu ergonomika, dan berbagai macam pengetahuan lainnya. Dia sampai bilang mejanya rusak pun tidak masalah." Ujar Chen Yushan lalu menghela nafas. "Baiklah, kamu baru bangun kan? Makanlah, aku akan membantu menghibur teman sekamarku."
"Baiklah, sampai bertemu di sana."
Luzhou menutup telepon kemudian melihat Lin Yuxiang mengirimkan pesan bahwa kode MD5 dan artikel sudah diunggah. Pesan itu juga mengatakan bahwa Lin Yuxiang dan Wang Xiaodong sudah kembali, dan jika Luzhou membutuhkan bantuan, maka ia tidak perlu sungkan, dan berbagai macam pesan lainnya.
Luzhou berpikir beberapa saat sebelum membalas. [Jangan sungkan]
Lomba sudah selesai, dan mereka sudah berusaha keras. Sekarang, hanya tinggal menunggu hasil.
Walaupun mereka ingin protes, sudah tidak ada yang bisa dilakukan.
Bis sekolah terakhir sudah lama lewat, dan bis selanjutnya akan datang besok.
Kondisi gedung lama sudah tidak terlalu bagus, dan Luzhou sudah tidak berganti pakaian selama tiga hari. Luzhou tidak ingin berlama-lama tinggal di tempat ini.
Ia membawa tasnya dan berjalan ke gerbang sekolah. Sesampainya di gerbang, ia memakan semangkuk mi instan sebelum kembali ke gedung baru dengan bis umum.
…
"Satu! Dua! Satu! Satu! Dua! Satu!"
"Angkat tangan! Hentakkan kaki! Tidak boleh bermalas-malasan!"
Terdengar suara peluit, dan para mahasiswa tahun pertama segera berlatih dengan bantuan instruksi para pelatih.
Luzhou menghela nafas, membayangkan betapa nyamannya masa muda sembari memandang para mahasiswa yang sibuk berlatih itu. Kemudian, ia berjalan kembali ke gedung asrama-nya.
Saat ia kembali ke kamar dan membuka pintu, ia melihat ada tiga orang di dalam.
"Bagaimana lombanya?"
"Apa kamu terpilih menjadi finalis? Liu Rui lagi-lagi bilang ia terpaksa berhenti sampai di sini."
"Iya, aku benar-benar terpaksa berhenti sampai di sini." Ucap Liu Rui lalu tertawa kecut. "Kenapa kalian tidak percaya sekali padaku? Aku tertipu dengan pertanyaan kedua. Kukira aku bisa melakukannya dan meminta bantuan teman-teman tim-ku. Kalau saja aku bisa menang…"
Dengan raut wajah yang sebal, Shi Shang mendorongnya. "Iya, iya. Kamu tidak berhasil, dan kamu bodoh. Sekarang biarkan aku bertanya padanya."
Huang Guangming mendekat dan bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa pertanyaan A tidak terlalu sulit?"
Luzhou menjawab dengan santai. "Yah, lumayan… Liu Rui, bagaimana denganmu?"
"Terlalu sulit… Terlalu banyak bagian soal yang tidak bisa diselesaikan jika hanya mengandalkan ilmu matematika." Jawab Liu Rui sambil menggeleng
Ya jelas saja.
Matematika dan ilmu pemrograman hanyalah alat untuk menyelesaikan sebuah masalah. Dan dalam lomba ini, hal itu terlihat dengan sangat jelas. Orang yang bisa memenangkan lomba ini bukanlah orang bertalenta yang hanya bisa mendapatkan nilai bagus dalam pelajaran, namun mereka yang memiliki ilmu yang bisa diterapkan dan kemampuan untuk menggunakan ilmu matematika untuk menyelesaikan masalah nyata tersebut.
Itulah alasan mengapa hadiah lomba nasional ini sangat besar.
Lomba ini sangat berbeda dengan ujian matematika, dan tidak ada diskusi yang bisa dilakukan dalam lomba tersebut. Orang-orang biasa tidak akan bisa membaca artikel-artikel yang diperlukan.
Setelah menjawab pertanyaan dari dua orang yang ingin berpartisipasi dalam lomba tahun depan, akhirnya Luzhou terbebas dari mereka. Akhirnya, ia bisa kembali ke tempat tidurnya untuk membuka laptop-nya.
Ia telah meninggalkan laptop itu selama beberapa hari, dan sepertinya ia telah kehilangan waktu untuk menambah persentase pada kecerdasan buatan-nya.
Saat membuka laptop dan melihat layar-nya, raut wajah Luzhou berubah.
Sialan!
Persentase misi pada layar sudah meningkat jauh jika dibandingkan dengan saat ia pergi tiga hari lalu.
Mesin sialan ini boros sekali!
Tanpa bisa menahan amarah, Luzhou segera membawa laptop itu beserta dengan dua buku pemrograman yang dipinjamnya. Dengan tasnya, ia membawa barang-barang tersebut ke perpustakaan.
…...
Lomba model komputer sudah selesai, dan akhirnya Luzhou memiliki waktu luang.
Setiap hari, ia meminjam dua buku yakni buku tentang Struktur Data dan Paradigma Pemrograman Kecerdasan Buatan. Ia menghabiskan harinya dengan belajar matematika dan fisika, namun kelas-kelas lainnya sebenarnya hanya duduk dan mengerjakan apa yang ia inginkan.
Satu-satunya hal yang ia sukai sebagai mahasiswa adalah kesempatan untuk mengatur waktu sendiri.
Selain itu, para Dosen biasanya menjelaskan tanpa terlalu memedulikan kondisi kelas. Walaupun para mahasiswa memilih untuk absen, tidak akan ada hukuman selama kelas tetap berjalan lancar.
Biasanya, saat di kelas, saat belajar, atau saat di perpustakaan, Luzhou sibuk menggunakan Xiao Ai. Ia tanpa sengaja telah mengetahui bahwa pergerakan persentase Xiao Ai akan menjadi semakin cepat bila Luzhou menggunakan fitur pesan singkat untuk berkomunikasi dengan kecerdasan buatan itu. Dengan menggunakan cara ini, proses pembelajaran Xiao Ai menjadi lebih efisien.
Untuk memfasilitasi hal tersebut, Luzhou membuat sebuah program sederhana dengan bahasa Python, dan membuka penghubung antara aplikasi QQ dan aplikasi pesan singkat Xiao Ai. Nama pengguna QQ Xiao Ai adalah Eye.
Dengan program sederhana itu, Luzhou hanya perlu mengirimkan pesan dengan aplikasi QQ di HP-nya, kemudian program buatannya akan membaca pesan tersebut, lalu menyalinnya ke dalam kotak pesan singkat bawaan Xiao Ai.
Singkatnya, Luzhou menggunakan aplikasi pihak ketiga buatannya sendiri untuk berinteraksi dengan Xiao Ai. Selain itu, dengan bantuan aplikasi tersebut, ia bisa mengendalikan laptop-nya dengan bantuan HP-nya, dengan cara mengirimkan pesan perintah kepada Xiao Ai.
Jika ia mengirimkan pesan untuk memerintahkan Xiao Ai menjalankan program, maka Xiao Ai akan menjalankannya secara otomatis.
Misalnya, jika ia memberi perintah untuk mematikan laptop, Xiao Ai akan mematikan laptop tersebut untuknya.
Jika dipikir-pikir, kecerdasan buatan ini keren sekali.
Tentu saja, demi keamanan, Luzhou menambahkan kode keamanan pada aplikasi tersebut. Kode itu berguna untuk memastikan agar hanya pesan yang dikirimkan dari akun QQ-nya yang akan diterima sebagai perintah, dan disalin ke dalam kotak pesan singkat Xiao Ai.
Jika ada orang lain yang mencoba mengirim pesan, pesan tersebut tidak akan dianggap sebagai perintah dan tidak akan disalin.
Pesan yang akan dianggap sebagai perintah hanyalah pesan yang dikirimkan oleh akun QQ milik Luzhou.