Luzhou masih diwawancarai oleh Harian Pemuda Nasional Tiongkok ketika hari sudah sore.
Dalam waktu satu bulan, ia bisa dua kali diwawancara.
Wawancara yang kali ini berbeda dengan yang terakhir. Kali ini wartawan dari Harian Pemuda Nasional Tiongkok mengatakan bahwa isi wawancara tidak hanya dimuat di surat kabar, tetapi video wawancara mereka juga akan diunggah ke internet. Hal tersebut membuat Luzhou menjadi semakin gugup ketika wawancara dimulai.
Ia diwawancarai oleh wanita yang cantik, dan suaranya terdengar merdu saat berbicara, benar-benar suara seorang pembawa berita yang jelas dan berwibawa serta merdu di dengar.
Wartawan tersebut tersenyum dan berkata, "Apa kabar? Apakah bisa kita mulai sekarang?"
Luzhou menganggukkan kepalanya. "Bisa, silahkan dimulai."
"Jangan terlalu gugup. Kamu hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan saja." Wartawan tersebut tersenyum kecil, lalu mengangguk kepada juru kamera, memberi aba-aba kalau sebentar lagi wawancara akan segera dimulai. Kemudian ia pun mengubah nada berbicaranya agar terdengar lebih profesional. "Apakah kamu memiliki cara khusus untuk belajar?"
Luzhou berpikir sejenak lalu menjawab, "Tidak ada. Biasanya saya belajar di perpustakaan seperti mahasiswa yang lainnya."
"Benarkah? Mahasiswa Lu sepertinya benar-benar jenius." Puji wartawan tersebut sambil tersenyum, lalu melanjutkan pertanyaannya. "Berdasarkan hasil wawancara yang kami lakukan dengan mahasiswa yang lainnya, saya dengar bahwa kamu juga melakukan kerja paruh waktu. Lalu bagaimana kamu membagi waktu belajar dan waktu bekerja?"
Luzhou tersenyum sambil berkata, "Saya bekerja paruh waktu untuk membantu keluarga saya. Saya percaya selama saya bisa mengatur waktu dengan baik, maka waktu belajar saya tidak akan terganggu."
Meskipun ia berkata demikian, pikirannya justru memikiran hal yang sebaliknya.
Mana mungkin bekerja paruh waktu tidak mempengaruhi waktu belajarnya?
Itu bohong!
Wartawan tersebut kemudian bertanya, "Saya dengar bahwa adik perempuanmu masih berada di bangku SMA, apakah itu benar?"
"Ya itu benar. Setelah liburan musim panas, ia akan menjadi siswa kelas dua SMA." Jawab Luzhou.
Wartawan tersebut tersenyum, lalu lanjut berkata, "Kalau begitu, apakah ada sesuatu yang ingin kamu sampaikan untuk adik perempuanmu, dan para mahasiswa yang sedang bersiap untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi?"
Luzhou lalu menatap kamera sambil tersenyum cerah. "Berjuanglah, aku akan menunggumu di Universitas Jinling!"
Wawancara pun selesai.
Proses wawancaranya berjalan dengan sangat singkat.
Selama wawancara, Luzhou sudah menjawab semua pertanyaan dengan jujur. Ia bahkan melakukan promosi untuk Universitas tempatnya menimba ilmu sesuai permintaan pihak kampus.
Setelah wawancara, para wartawan dari Harian Pemuda Nasional Tiongkok dibantu oleh para karyawan universitas, mulai membereskan peralatan mereka. Setelah itu, mereka masih harus menulis laporan mengenai wawancara hari ini.
Universitas Jinling berhasil membantu Luzhou terbebas dari segala tuduhan yang tidak adil mengenai hasil karyanya, bahkan kini Luzhou mendapatkan pujian dari media.
Hal itu membuat Universitas Jinling bangga bisa memiliki mahasiswa berprestasi luar biasa seperti itu.
Hal tersebut sagat melegakan dan membanggakan bagi pihak universitas.
Dalam pertemuan pimpinan universitas yang terakhir, Presiden Xu menyebut nama Luzhou berkali-kali, dan itu membuat para pemimpin dari Departemen Matematika merasa bangga. Terutama Direktur Lu, ia tak berhenti tersenyum selama acara pertemuan itu berlangsung.
Jadi apakah hal tersebut merupakan sebuah patokan bagi para pemimpin departemen agar bisa disebut mendapatkan sebuah pencapaian yang besar?
Itu benar-benar merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa!
Luzhou mengambil air mineral yang diberikan oleh karyawan, lalu meminumnya. Kemudian ia melihat Direktur Lu datang menghampirinya.
Direktur Lu menepuk bahunya lalu berkata sambil tersenyum, "Kamu sudah melakukan wawancara dengan baik. Aku sudah berbicara dengan para pemimpin universitas, setelah ini kamu tidak perlu bekerja paruh waktu di tempat penyortiran ekspres atau membagikan selebaran. Universitas akan memberikan beasiswa untukmu."
Itu berarti beasiswa yang berikutnya akan menjadi milik Luzhou.
Luzhou kemudian bertanya dengan ragu. "Tapi…apakah saya masih boleh menjadi guru les?"
"Tentu saja boleh, aku akan mendukungmu!" Jawab Direktur Lu sambil tersenyum. "Universitas tidak melarangmu untuk melakukan pekerjaan paruh waktu, hanya saja…kamu harus selektif dalam memiliki pekerjaan paruh waktu agar waktumu tidak terbuang sia-sia untuk bekerja dan kesulitan belajar."
Asalkan jangan sampai digosipkan oleh orang lain karena melakukan pekerjaan paruh waktu yang tidak lazim.
Jika ia terus mengorbankan waktu belajar untuk membagikan selebaran di jalanan, atau menjadi maskot, lalu bagaimana ia bisa mendapatkan beasiswa?
Setelah mendengar perkataan Direktur Lu, Luzhou akhirnya bisa menghela nafas lega.
Karena ia masih boleh menjadi guru les.
Pihak Universitas menawarkan beasiswa sebesar 10.000 Yuan, tetapi jumlahnya tidak sebanyak gaji yang didapatkan Luzhou saat ia bekerja sebagai guru les.
"Oh ya, ada satu hal lagi," Direktur Lu berdehem, lalu berkata sambil tersenyum. "Mengenai Zhu Fangcai yang telah mengganggu kehidupanmu, pihak universitas telah memutuskan untuk menuntutnya. Pengacara yang akan menangani kasus ini adalah Profesor Wang Haisheng dari Departemen Hukum. Sebaiknya kita tidak berdebat dengan Zhu Fangcai dan biarkan saja dia merasakan akibatnya. Apakah kamu bersedia untuk memberikan kesaksian jika diperlukan?"
Tidak ada gunanya mengajak para profesor di universitas untuk mengajukan tuntutan dan memberikan kesaksian.
Karena itulah, Luzhou dan beberapa mahasiswanya mungkin perlu memberikan kesaksian di persidangan.
Luzhou tampak sedang memikirkannya.
Luzhou kemudian menepuk dadanya seraya berkata, "Saya tidak keberatan. Silakan beritahu saya jika Profesor memerlukan sesuatu."
Sebaiknya, orang-orang seperti Zhu Fangcai tidak mencari masalah dengan seorang mahasiswa berprestasi seperti Luzhou.
Karena Luzhou tidak ingin mengalah.
Masalah semacam ini harus benar-benar dituntaskan!
Sebelumnya, Luzhou tidak mengajukan tuntutan karena tidak memiliki biaya, tetapi sekarang pihak Universitas akan membantunya. Tentu saja ia tidak akan menolaknya, dan siap datang ke pengadilan untuk memberikan kesaksian.
Setelah wawancara, Luzhou pun pergi menuju ke gedung laboratorium.
Kemarin setelah ia dan Profesor Tang membicarakan tentang penawaran yang ia terima, Profesor Tang memintanya untuk datang ke kantornya untuk membicarakan tentang hal tersebut.
"Apakah kamu benar-benar menolak gaji tahunan sebesar 500.000 Yuan itu?" Profesor Tang masih tidak bisa mempercayainya meskipun telah mendengarkan penjelasan dari Luzhou, karena ia sangat menyukai uang.
Apalagi, gaji tersebut berjumlah sebesar 500.000 Yuan.
Kemarin, ada dua sarjana yang membicarakan tentang hal ini di kantornya. Mereka saling berbisik dan berharap mereka lah yang mendapatkan tawaran itu. Apalagi setengah dari gaji tahunan sebesar 500.000 Yuan, sudah pasti akan mereka dapatkan.
"Profesor, saya sudah mempertimbangkan dengan matang. Uang tidak akan mengikis impian saya dan membuat saya mendedikasikan masa muda saya untuk melakukan penelitian ilmiah." Luzhou berkata dengan tegas.
Profesor Tang tiba-tiba mengetahui bahwa selain masalah uang, Luzhou juga memiliki masalah lain yang lebih buruk.
Luzhou terlalu jujur, bahkan bisa terkesan terlalu sombong…
Tetapi bukankah hal itu tidak terlalu buruk karena ia sudah jujur?
Setidaknya, ia tidak hanya membual dan tidak melakukan apa-apa.
"Saya sangat senang jika kamu bisa membuat keputusan yang begitu bijaksana. Suatu saat nanti, kamu pasti akan mendapatkan gaji yang lebih dari 500.000 Yuan. Awalnya saya ingin membujukmu, tetapi sepertinya tidak bisa."
Setelah terdiam sejenak, Profesor Tang lalu kembali angkat bicara. "Undangan dari Universitas New York merupakan sebuah kesempatan yang bagus bagimu, tetapi kamu harus memikirkannya dengan hati-hati agar bisa membuat keputusan yang tepat. Sebagai seorang dosen, saya harap kamu akan tetap menjadi mahasiswa di sini."
Pihak kampus tidak akan keberatan untuk melepaskan mahasiswanya, tetapi mereka tidak akan membiarkan mahasiswa berprestasi seperti Luzhou pergi begitu saja. Lagipula, para mahasiswa dapat mengajukan kontribusi pada jurnal inti SCI agar mereka bisa menjadi sarjana, bahkan mereka bisa memenangkan medali Fields.
(Medali Fields adalah penghargaan yang diberikan kepada dua hingga empat matematikawan yang berusia kurang dari 40 tahun pada Kongres Internasional Persatuan Matematika Internasional.)
Lalu bagaimana jika pergi belajar ke Amerika Serikat?
Kedengarannya membutuhkan banyak biaya.
Belum lagi bahasa serta budaya dan kebiasaan yang berbeda dan bisa menjadi masalah besar.
Luzhou berpikir sebentar lalu menggelengkan kepalanya. Ia kemudian berkata sambil tersenyum. "Tidak, saya pikir Universitas Jinling juga bagus. Lagipula saya sudah mengatakan pada adik perempuan saya bahwa saya akan menunggunya di sini."
Profesor Tang pun tersenyum bahagia dan berkata: "Jika kamu tetap tinggal di Universitas Jinling, pemimpin Universitas meminta saya membantumu, selain itu kamu juga akan mendapatkan beasiswa selama tiga tahun ke depan.
"Benarkah? Terima kasih banyak, Profesor." Balas Luzhou sambil tersenyum bahagia.
"Memang sudah seharusnya begini." Balas Profesor Tang sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum. "Baiklah, kalau begitu tulislah surat balasan untuk Universitas New York dan bersiaplah untuk kompetisi matematika mu. Saya harap kamu bisa mendapatkan peringkat pertama."
"Oh, tentu saja!" Balas Luzhou sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.