Di Beijing, di sebuah ruang kerja bernuansa antik…
Di belakang meja yang terbuat dari kayu merah, seorang pria tua sedang duduk dan membaca surat di tangannya dengan seksama.
Ia tidak terlalu memahami surat itu, namun asisten-nya sudah menandai bagian-bagian yang penting, dan hanya bagian itu yang perlu diperhatikan.
Tiba-tiba, terdengar suara tapak kaki dari luar dan suara ketukan.
Pria tua itu meletakkan surat di tangannya dan berkata, "Masuklah."
"Apa Bapak mencariku?"
"Aku tidak bisa memutuskan, jadi aku ingin mengajakmu berdiskusi." Pria tua itu berkata kepada Wu Lao yang baru saja datang, "Pemuda itu… Bagaimana jika kita beri peringkat kedua? Apakah layak?"
Walaupun pria tua itu tidak mengatakan siapa sebenarnya 'pemuda' yang dimaksud, Wu Lao sudah mengerti.
Ia terdiam sesaat sebelum menjawab.