Jam menunjukkan pukul 2 siang.
Luzhou yang memakai jas dan sepatu kulit, berjalan naik ke atas podium ruangan tersebut. Seketika, deretan kursi penonton yang ramai pun menjadi sepi.
Tanpa ada paksaan, semua orang seketika hening. Ekspresi wajah mereka tampak berbeda-beda, ada yang ragu, ada yang berharap, ada yang senang.
Sebenarnya, jika ditanya bagaimana perasaannya saat berdiri dan berada di depan para sosok-sosok besar di dunia matematika, Luzhou akan menjawab bahwa rasanya kakinya terasa lemas hingga nyaris tidak bisa berdiri.
Namun, ekspresi wajah Luzhou terlihat tenang, sangat tenang. Tidak terlihat sedikitpun jejak ketakutan di matanya.
Ia sudah menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan mental sebelum naik ke panggung.
Ditambah lagi, ini bukan kali pertama ia harus berbicara di depan sosok-sosok besar dunia matematika.