"Ini dimana, bukannya tadi aku sedang berada di dalam bus?"
Ridwan bertanya tanya sebenarnya apa yang terjadi.
"Kursi ini, tadi aku tidak menduduki kursi ini, lalu mengapa aku merasa pusing? sebenarnya apa yang aku makan tadi?"
Pandangan Ridwan berkunang kunang, badan terasa ringan, bukan hanya itu, semua orang merasa kalau ini bukannlah sesuatu yang normal.
"Pesawat! mengapa aku ada di pesawat, bukannya tadi kita ada di dalam bis?"
Pikir Ridwan, namun semua orang yang disana berpikir demikian.
Ridwan pun berdiri untuk melihat jendela dan ternyata benar, ia dan seluruh kelompoknya berada di dalam pesawat.
"Tidak mungkin, kita berada di pesawat bagaimana caranya!? tetapi, pemandangan ini sangat mengingatkanku betapa indahnya kampung halaman ku"
Setelah melihat ke luar jendela tiba tiba Ridwan mendengar suara gaduh dari kursi bagian depan.
"Oi kamu wanita yang mencurigakan, daritadi kamu diam saja seperti sudah tahu hal ini akan terjadi, jelaskan pada kami dasar wanita TULI!"
kata kata paksaan yang kasar yang sangat keras sehingga suaranya terdengar hingga ke kursi belakang, tetapi suara ini sudah dikenal oleh Ridwan sehingga ia dapat langsung pergi ke depan untuk melerai kegaduhan yang terjadi.
"Michael! berhenti! apa ini perlakuan yang dilakukan oleh seorang pria kepada wanita? dasar laki laki lemah!"
Karena pembelaan yang dilakukan Ridwan, Michael jadi kehilangan kontrol atas mulutnya yang membuat mulutnya mengeluarkan kata kata pedas dan kasar yang membuat keadaan semakin panas.
"Ridwan, kau mau membela wanita ini? tak kusangka orang miskin sepertimu akan membela wanita tuli seperti ini, kau lihat! dia bahkan tak mengatakan sepatah kata pun kepada ku, dia hanya diam mematung dengan muka orang yang bersalah, seperti ingin menangis namun tidak mempunyai air mata! Hahahahahaha.... Wanita seperti ini sebaiknya mencuci baju saja dirumah!"
"Diam!. Diam, sekali lagi kau berbicara akan kujahit mulutmu.
Kata kata spontan dari Ridwan yang membuat suasana makin memanas.
"Alah paling kau hanya meng.....
*Duash*
Michael terjatuh ke lantai pesawat dengan bekas pukulan keras di mulutnya hingga melukai bibirnya dan mengeluarkan darah.
"Cih, berani sekali kamu ya! menantang orang sepertiku!"
Michael mengelap darah yang keluar dengan lengan bajunya dan berusaha berdiri tegak namun, saat berdiri tegak ia malah disambut oleh kemarahan Ridwan, dengan kuat Ridwan menarik leher Michael keatas sambil memberikan ancaman kepada Michael untuk tidak melakukan hal yang sembarangan.
"Aku tidak takut oleh mu yang hanya bisa berbicara tanpa bertindak, mulutmu itu sudah melewati batas. Aku tak habis pikir sebodoh inikah sikap orang luar? jika kau merasa satu masih kurang cukup, aku bisa menambahnya sesuai dengan permintaan mu."
"Berhenti."
Datanglah Zhafran untuk melerai kedua pihak.
"Ridwan, Michael, bisakah kalian tenang? bukan kalian saja yang kebingungan disini lihat yang lain! aku juga merasa kebingungan! daripada beradu kepalan tangan di tempat ini sebaiknya kalian mendinginkan kepala dan memikirkan cara agar bisa mencari solusi sebenarnya apa yang terjadi disini!"
Mendengar kata kata Zhafran Michael pun pergi dengan keadaan marah, sambil berbicara kepada Ridwan bahwa apa yang kita mulai harus kita selesaikan.
"Ridwan aku tidak akan melepaskanmu! kau harus membayar apa yang kau perbuat!"
Namun Ridwan tidak mendengarkannya, Ridwan justru berterima kasih kepada Zhafran karena telah melerai mereka karena Ridwan takut akan terjadi hal yang tidak baik jika diteruskan.
"Terima kasih Zhafran, jikalau kau tidak melerai kami, mungkin akan terjadi kekacauan yang besar."
Setelah mendengarkan ucapan terima kasih Ridwan, Zhafran menjawabnya dan juga memberi saran agar tidak melakukan hal yang tidak baik itu lagi.
"Sesama teman harus saling mengingatkan, lagipula kau harus menjaga kesabaranmu Ridwan, aku tak ingin melihat sesuatu yang buruk menimpa dirimu dan yang lainnya."
Setelah itu, Zhafran kembali ke tempat duduknya.
Ridwan ingin melakukan hal yang sama namum sebelum itu ia menanyakan keadaan wanita yang dicaci maki oleh Michael tadi.
"Hai, apa kau baik baik saja? namaku Ridwan Maulana."
"......."
Tidak ada jawaban dari wanita itu, Ridwan pun berpikir bahwa wanita itu butuh waktu sendirian karena telah dicaci maki, oleh karena itu dia pergi dari kursi wanita itu dan menuju kembali ke kursinya.
Tepat satu langkah dari kursi wanita itu Ridwan mendengar bisikan halus, bisikan dengan suara kecil namun terdengar olehnya.
"Kau.... akan..... mengetahui.....semua....pada...waktunya"
Ridwan pun melanjutkan langkahnya kembali ke kursinya. Sebelum sempat apa arti bisikan tadi Tiba tiba ada seseorang yang berdiri di depan seluruh orang yang sedang duduk, orang itu memakai sarung tangan putih dan juga jas hitam dengan celana panjang hitam, matanya yang bewarna biru serta pandangan nya yang elegan memikat semua pandangan orang kepadanya, orang itu memakai topi hitam khas mafia dengan pita merah diatasnya, tersenyumlah dia dengan muka santai sambil mengangkat tangan kanannya keatas dan melambaikannya.
"Halo semuanya, aku bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi disini."
Dengan percaya dirinya orang ini berbicara seolah olah ia benar benar mengetahui apa yang terjadi, dengan senyuman yang lebar, ia pun melanjutkan bicaranya.
"Namaku Edward Hartman, senang bertemu kalian semua, aku adalah orang german namun aku telah mempelajari semua bahasa yang ada didunia, jadi jangan sungkan untuk berbicara dengan bahasa daerah sesuka hati kalian. Tanpa basa basi aku akan menjelaskan apa yang terjadi."
Atmosfir pun kembali berubah, kepala setiap orang kembali berputar putar sambil bertanya tanya.
"1.Kita berada di atas pesawat yang sedang menuju tempat seleksi kedua diadakan, 2.Orang yang memindahkan kita adalah Wali Pendamping dan wakilnya, 3.Barang barang kita juga sudah dipindahkan, 4.Kita sudah tidur selama 1 hari 1 jam 12 menit dan terbangun karena efek obat tidur yang digunakan sudah memudar efeknya."
Belum selesai perkataan Edward, Ridwan memotong perkataan Edward sambil memberikan pernyataan.
"Obat tidur? Jangan jangan makanan yang kita makan mengandung obat tidur?"
"Benar! itu yang ku simpulkan setelah gejala gejala yang ada, lagipula mana ada makanan mewah yang gratis didunia ini."
Jawab Edward dan melanjutkan perkataannya.
"5.Motif digunakannya obat tidur ini masih tidak dapat dijelaskan, 6.Semoga aku bisa berteman akrab dengan kalian semua."
Edward pun kembali duduk ke kursinya setelah menjelaskan apa yang terjadi namun, ada hal yang ganjil menurut hati Ridwan yang sedang bertanya tanya.
"Untuk apa obat tidur itu? memang apa yang terjadi jika kita tidak tidur dan menikmati waktu di bus, selain itu apa yang dilakukan Wali pendamping dan juga wakilnya saat kami tertidur? apa mereka ikut tertidur? lalu bisikan apa tadi, sepertinya ini lebih rumit dari yang aku pikirkan."
Seketika ada tangan yang memegang bahu Ridwan yang membuat Ridwan menoleh ke arah tangan tersebut, ternyata Hiro!.
"Uwaaahh.... Selamat pagi, bro sebenarnya apa yang terjadi? tadi tidurnya enak sekali lebih enak daripada makanannya. Mengapa badanmu bergetar? aku bukan hantu kok, santai dong."
"Hiro! kalau mau nanya jangan nakutin dong, dari tadi molor terus sih! nanti akan ku ceritakan apa yang terjadi tapi sebelum itu, berikan aku waktu sebentar untuk mencerna pikiranku"
"Ok...."
Hiro pun kembali tidur dengan cepat.
"Haduh, udah kayak orang gak pernah tidur.
Sekolah ini sebenarnya apa yang disembunyikan? aku tahu ini sekolah yang hebat namun setelah kejadian tadi, apakah benar keamannan murid terjaga di sekolah ini? malahan sekolah ini menjadi sedikit menyeramkan. Aku berharap ini semua bukan hal yang serius dan sering terjadi."